Macam-Macam Program Kajian Evaluasi Program 1. Definisi Program

13 dapat dijadikan acuan untuk mengidentifikasi tujuan program tersebut, yaitu: 1. What: program apa yang sedang dijalankan? 2. Who: siapa yang menjadi sasaran program? 3. How: bagaimana program itu dilaksanakan? 4. Why: mengapa program itu dibuat dan dilaksanakan? 5. When: kapan program itu direncanakan dan dilaksanakan? 6. Where: dimanakah program itu dijalankan? Kemudian tujuan umum harus dijabarkan menjadi tujuan khusus maka sasaran evaluator diarahkan pada komponen agar pengamatannya dapat lebih cermat dan data yang dikumpulkan lebih lengkap. Untuk itulah evaluator harus memiliki kemampuan mengidentifikasi komponen program yang akan dievaluasi. Menurut Djudju Sudjana 2006: 36 tujuan khusus diadakannya evaluasi program ialah sebagai berikut: 1. Memberikan masukan bagi perencanaan program. 2. Menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan tindak lanjut, perluasan atau penghentian program. 3. Memberikan masukan bagi pengambil keputusan tentang modifikasi atau perbaikan program. 4. Memberikan masukan yang berkenan dengan faktor pendukung dan penghambat program. 14 5. Memberi masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan pengawasan, supervisi dan monitoring bagi penyelenggara, pengelola, dan pelaksana program. 6. Menyajikan data tentang landasan keilmuan bagi evaluasi program pendidikan.

5. Evaluator Program

Suharsimi Arikunto 1988: 11-13 menjelaskan bahwa Evaluator adalah orang yang bertugas untuk melakukan penilaian terhadap suatu program. Ada dua macam yaitu evaluator dari dalam Evaluator Intern dan evaluator dari luar Evaluator Ekstern, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Evaluator dari dalam mempunyai kelebihan memahami betul program yang akan dievaluasi dan tepat pada sasaran, sedangkan kekurangannya jika pelaksanaannya terburu-buru akan mendapatkan hasil yang tidak sempurna dan terkadang tidak bisa terlepas dari objektif. Namun tidak semata-mata semua orang dapat menjadi evaluator. Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 9, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang evaluator, antara lain: a. Mampu melaksanakan proses evaluasi yang didukung pula oleh teori dan kemampuan praktek. b. Cermat dalam melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dievaluasi. 15 c. Objektif, yaitu tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan. d. Sabar dan tekun dalam menyusun proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data sesuai keadaannya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan. e. Hati-hati dan bertanggung jawab dalam melakukan proses evaluasi serta berani bertanggungjawab terhadap apa yang di kerjakannya. Suharsimi Arikunto 1988: 13 juga memaparkan bahwa evaluator terbagi menjadi dua, yaitu evaluator internal dan evaluator eksternal. Hal ini dilihat dari posisi dari sang evaluator sendiri. 1. Evaluator internal internal evaluator, yaitu evaluator yang lingkupnya berasal dari dalam program, bisa dari pihak pengelola program maupun seseorang yang ditunjuk secara sengaja namun masih terkait dengan program tersebut. 2. Evaluator eksternal external evaluator, yaitu evaluator yang lingkupnya berasal dari luar program, tidak tahu menahu tentang kebijakan dan seluk beluk program secara mendalam. Evaluator eksternal bertindak independen berdiri sendiri tidak terpengaruh oleh pihak penyelenggara program. Keterkaitan dalam penelitian ini, maka posisi peneliti sebagai evaluator eksternal yaitu berasal dari luar lingkup program. Oleh karena itu