Implementasi E-Learning Kajian E-Learning 1. Definisi E-Learning

42 penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial budaya, serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari murid di daerah itu Yufiarti, 1999: 2. Muatan lokal Bahasa Jawa menurut Wika Widiastuti 2012: 11 adalah suatu bahasa daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional Indonesia, yang hidup dan tetap dipergunakan dalam masyarakat bahasa yang bersangkutan. Bahasa Jawa yang terus berkembang maka diperlukan penyesuaian ejaan huruf Jawa. Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah sehingga perlu dilestarikan supaya tidak hilang keberadaannya. Lebih lanjut berdasarkan Venny 2007: 1 pembelajaran muatan lokal Bahasa Jawa di Yogyakarta mulai diberlakukan sebagai muatan lokal wajib berdasarkan SK dari Gubernur DIY Nomor: 423.50912 tanggal 29 Maret 2005. Kurikulum pertama yang diterapkan sebagai dasar pembelajaran bahasa Jawa di SMA adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok yang harus diajarkan sesuai dengan keterampilan berbahasa yang harus dicapai dikembangkan oleh guru berdasarkan kurikulum yang sudah ditentukan disusun oleh tim dari Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, FBS, UNY bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Propinsi DIY. Fungsi Bahasa Jawa menurut Supartinah yang dikutip Wika Widiastuti 2012: 13 antara lain: a Bahasa Jawa adalah bahasa budaya budaya di samping berfungsi komunikatif juga berperan sebagai sarana perwujudan sikap budaya yang sarat dengan nilai-nilai luhur. 43 b sopan santun berbahasa Jawa berarti mengetahui akan batas-batas sopan santun, mengetahui cara menggunakan adat yang baik dan mempunyai rasa tanggungjawab untuk perbaikan hidup bersama, dan c agar mencapai kesopanan yang dapat menjadi hiasan diri pribadi seseorang, maka syarat yang harus ditempuh adalah sebagai berikut: 1 pandai menegangkan perasaan orang lain di dalam pergaulan, 2 pandai menghormati kawan maupun lawan, dan 3 pandai menjaga tutur kata, tidak kasar, dan tidak menyakiti hati orang lain.

2. Kurikulum Muatan Lokal

a. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal Menurut buku Pedoman Umum Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Dasar 1997 yang dikutip oleh Yufiarti 1999: 4, muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing. Sedangkan menurut Arikunto 1995: 6, muatan lokal merupakan rencana pengajaran dengan bahan kajian dan bahan pelajaran yang di tetapkan di daerah, diambil dari dan disesuaikan dengan keadaan, kondisi lingkungan setempat, serta pembangunan daerah. b. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal Menurut Yufiarti 1999: 9, tujuan muatan lokal untuk memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan sikap hidup kepada peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan nasional maupun 44 pembangunan daerah setempat. Pemahaman di atas menurut Mulyasa 2003: 5 mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum muatan lokal pada hakekatnya untuk menjembatani kesenjangan antara peserta didik dengan lingkungannya. c. Kedudukan Muatan Lokal di Dalam Kurikulum 2013 Berdasarkan PERMENDIKBUD Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum pedoman pengembangan MULOK pada pasal 77P menyatakan bahwa pada kabupaten atau kota pada satu provinsi sepakat untuk menetapkan satu mulok yang sama. Selain itu muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri danatau bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain danatau pengembangan diri, dan alokasi waktu adalah 2 jam per minggu jika muatan lokal berupa mata pelajaran khusus. Adapun mengenai isi dan pengembanganya merupakan kewenangan satuan pendidikan dan daerah masing-masing. d. Ruang Lingkup Muatan Lokal Menurut Arikunto 2000:54 ruang lingkup penerapan muatan lokal adalah sebagai berikut: 1 Muatan lokal dapat berupa: bahasa daerah, bahasa asing, kesenian daerah, ketrampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat dan pengetahuan tentang karateristik linkungan sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.