75 sangat baik. Khusus ruang kelas unggulan CI dilengkapi dengan AC
dan komputer. Hampir semua ruang kelas sudah tercakup sinyal Wifi sehingga mampu untuk terhubung dengan internet secara nirkabel.
b. Ruang Laboratorium Komputer, yang terdiri dari 2 ruangan terpisah sekat pembatas menampung 37 buah unit komputer yang saling
terhubung secara intranet maupun internet, LCD, speaker yang mampu menunjang pembelajaran E-Learning.
c. Access Point, merupakan perangkat pemancar sinyal Wifi yang tersebar di 5 titik sekolah sehingga mencakup hampir seluruh gedung
sekolah, kantin dan lapangan. Sumber: Lampiran 6
B. Hasil Penelitian 1. Evaluasi Context
Evaluasi context dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang program, analisis kebutuhan program, relevansi kurikulum
dan tujuan program, dan sasaran program E-Learning muatan lokal Bahasa Jawa di SMA Negeri 2 Bantul.
a. Latar belakang program
Penerapan E-Learning dalam pembelajaran muatan lokal Bahasa Jawa menjadi tantangan inovasi yang harus dihadapi oleh pendidikan
modern saat ini. Pemanfaatan perangkat elektronik seperti smartphone,
laptop dan internet diintegrasikan kedalam proses pembelajaran konvensional. Adapun latar belakang terbentuknya
76 program E-Learning di SMA Negeri 2 Bantul secara umum seperti
yang dipaparkan oleh Pak Is selaku kepala sekolah karena perkembangan teknologi yang semakin pesat, kedua karena kondisi
siswa yang semakin melek teknologi harus diimbangi dengan sarana dan media pembelajaran yang berbasis teknologi. W1-P1 8.11.2016
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Pak Amrih selaku pengelola program E-Learning muatan lokal Bahasa Jawa, yaitu untuk
menyikapi keadaan siswa dimana ketika diajak belajar Bahasa Jawa itu kesan pertamanya adalah kuno dan tidak gaul kemudian muncul
stigma bahwa belajar Bahasa Jawa itu menjadi malas. Oleh karena pengelola mencari solusi ternyata yang paling efektif itu ketika
pembelajaran dibawa ke ranah IT, kemudian menanamkan ke dalam mindset mereka bahwa apapun pembelajarannya mampu dioptimalkan
melalui pendekatan IT mengingat di saat zaman sudah modern ini peran media elektronik seperti gadget dan laptop harus digunakan
secara maksimal untuk keperluan pembelajaran. Selain itu alasan lain adalah saat ini siswa dinilai sudah siap dengan ketersediaan sarana
mereka sendiri yang sudah mampu membawa alat seperti laptop dan smartphone
. W2-P121.11.2016 Program E-Learning di SMA Negeri 2 Bantul berawal dari
realisasi salah satu misinya yaitu mengembangkan sekolah yang memiliki sarana pembelajaran berbasis teknologi dan informatika
dalam suasana lingkungan yang asri, aman, bersih, dan sehat dimana
77 mulai dirilis pada tahun 2014 dengan melibatkan tim PPL mahasiswa
Diploma Komputer dan Sistem Informasi UGM. Selain itu pelaksanaan program E-Learning juga dimanfaatkan untuk menyikapi
tuntutan Kurikulum 2013 yang mengintegrasikan peran IT ke dalam pembelajaran. Lampiran 6
Dalam implementasinya, sistem E-Learning yang dimiliki sekolah menggunakan Web Based Learning untuk men-database-kan
materi ataupun soal E-Learning sehingga konten dapat diakses oleh siswa, pendidik ataupun pihak sekolah yang berkepentingan
dimanapun melalui
internet dengan
alamat elearning.sman2bantul.sch.id
dan widyapustaka.webnode.com khusus untuk muatan lokal Bahasa Jawa.
b. Analisis kebutuhan program
Keberadaan E-Learning tentu membutuhkan langkah-langkah yang sistematis untuk mewujudkan pola pembelajaran yang
diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut Pak Is memaparkan ada tahap yang perlu dipersiapkan yaitu disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi siswa karena tujuannya sendiri adalah untuk mempermudah belajar siswa. Saat ini siswa membutuhkan media dan
metode pembelajaran yang terbaru dan tidak ketinggalan zaman. Kondisi siswa saat ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai
dengan perkembangan teknologi, oleh karena itu media dan metode
78 pembelajaran siswa pun harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
W1-P38.11.2016 Dalam hal ini, beliau menilai bahwa media dan metode
pembelajaran berperan penting untuk mempermudah belajar siswa disamping penyesuaian terhadap kurikulum dan kemampuan siswa.
Seperti yang disampaikan oleh Pak Amrih selaku pengelola program E-Learning
muatan lokal Bahasa Jawa, tahap awal siswa diarahkan ke Lab TIK untuk melakukan pretest yang berisikan kuisioner untuk
menggiring opini siswa. Selain itu kuisioner berfungsi juga untuk mendata ketersediaan perangkat milik siswa, sebagai contoh misal
pada kelas XI Reguler berapa anak yang sudah membawa laptop ke sekolah atau berapa anak yang sudah memiliki smartphone entah itu
berbasis android, windows phone atau bahkan iOS sekalipun tidak masalah. Hal ini sudah menjadi modal yang cukup besar untuk saya
agar mampu menerapkan E-Learning baik di kelas, di lab ataupun di rumah. W2-P321.11.2016
Sejauh ini metode analisis kebutuhan yang dilakukan pihak sekolah sedang berfokus pada peningkatan media baik secara
kualitatif maupun kuantitatif Lampiran 10 11, selain itu juga memperhatikan metode pembelajaran sebagai hal yang perlu
dimanfaatkan secara maksimal melalui peran E-Learning. Hasil dari analisis kebutuhan program inilah yang selanjutnya menjadi dasar