53
Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Kolose 1:7-12
Penjelasan singkat mengenai Surat Kolose sudah diberikan dalam penjelasan Surat Efesus. Penjelasan itu dirasakan sudah cukup memadai,
karena tampaknya memang kedua surat ini ditulis dalam waktu yang hampir bersamaan dan diedarkan juga sebagai Surat-surat Am, sehingga tidak tertuju
kepada penerima tertentu. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa Surat Efesus dan Kolose memang ditujukan kepada semua jemaat Kristen yang
ada di daerah Mediterania pada waktu itu.
Surat Kolose 1:7-12 ini berisi doa-doa Paulus untuk jemaat di Kolose. Paulus berharap agar jemaat itu menerima hikmat dan pengertian yang benar, dan
dengan demikian hidup mereka akan layak di hadapan Tuhan. Dengan hikmat itu, mereka akan menghasikan buah yang baik dalam pekerjaan dan “bertumbuh
dalam pengetahuan yang benar tentang Allah” Kol. 1:10. Kelanjutan doa ini berisi permohonan supaya jemaat di Kolose juga diberikan kekuatan untuk
menanggung berbagai persoalan hidup =penderitaan?. Dengan demikian, maka mereka memang akan dianggap layak untuk “mendapat bagian dalam
apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang” 1:12.
Kembali di sini kita melihat bagaimana orang Kristen diharapkan bertumbuh hingga mencapai kedewasaan bukan hanya secara jasmani tetapi juga secara
rohani. Dengan demikian, diharapkan peserta didik juga mempunyai kerinduan untuk bertumbuh secara rohani. Pertumbuhan itu dapat terjadi apabila peserta
didik rajin membaca Alkitab, berdoa, menjalin hubungan yang akrab dengan Allah Bapa dan dengan saudara-saudara seiman, sehingga mereka bisa saling
menguatkan iman mereka.
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran dapat dibuka dengan membaca puisi “Jika” oleh Rudyard Kipling. Guru dapat memberikan sedikit latar belakang tentang
Rudyard Kipling dan apa arti puisinya lihat butir B. Apabila guru cukup menguasai bahasa Inggris, ajarkanlah juga para peserta didik untuk
membaca puisi ini dalam bahasa Inggris. Puisi aslinya dalam bahasa Inggris tidak dimuat dalam buku pelajaran para peserta didik.
Setelah membaca puisi itu, tanyakan kepada peserta didik, bagian mana dari puisi itu yang sulit mereka pahami. Ada beberapa bagian puisi ini yang
sangat erat hubungannya dengan budaya di Inggris, seperti misalnya di
54
Kelas X SMASMK
bait ketiga, baris kedua, “Dan mengambil risiko untuk satu giliran ‘lempar- dan-tangkap’…” Guru tidak perlu menjelaskan terlalu terinci. Cukup berikan
penjelasan bahwa orang yang gagal dalam lemparan ini diharuskan mengulangi permainan dari awal, sehingga ia akan sulit mengejar
ketertinggalannya dari lawannya.
Jagalah agar penjelasan bahan puisi ini tidak terlalu berkepanjangan. Penjelasan isi puisi yang menunjukkan kedewasaan seseorang perlu lebih
ditekankan. Dari situ, guru bisa melangkah lebih jauh dengan pembahasan bahan Alkitab dan kemudian menghubungkannya dengan kenyataan
sehari-hari tentang kedewasaan dan soal hidup yang tidak mudah dipengaruhi oleh pendapat orang lain.
2. Kegiatan 1
Proses Menjadi Dewasa Peserta didik mempelajari pemahaman konsep mengenai proses menjadi
dewasa. Peserta didik dibimbing untuk memahami bahwa yang terpenting adalah bagaimana seseorang mencapai kematangan dalam bersikap dan
berperilaku. Pembelajaran dilanjutkan dengan memahami kedewasaan menurut Alkitab dengan mengacu pada Kitab Efesus 4: 11-15.
3. Kegiatan 2
Berbagai Ajaran palsu Pembahasan mengenai ajaran palsu harus dilakukan dengan hati-hati, sebab
peserta didik mungkin saja berasal dari berbagai aliran gereja yang tidak sama dengan aliran gereja guru. Di satu pihak, kita harus mengakui adanya
perbedaan-perbedaan aliran gereja sebagai hasil dari kebebasan berpikir dan berkeyakinan yang dijunjung tinggi oleh kekristenan. Di pihak lain, kita
harus waspada bahwa ada ajaran-ajaran yang bisa sangat menyimpang dari inti ajaran Yesus Kristus sendiri, seperti mengasihi orang lain dan mengasihi
diri sendiri Mat. 22:37-40. Ajaran-ajaran seperti “Children of God” jelas-jelas adalah ajaran yang menyimpang dari ajaran Alkitab dan karena itu harus
ditentang dan dijauhi.
Ajaran palsu tidak hanya terbatas pada ajaran-ajaran yang berkaitan dengan agama dan keyakinan, tetapi juga ajaran yang berkembang di dunia saat ini
dalam bentuk iklan, gaya hidup konsumtif dan tidak bertanggung jawab, kecenderungan untuk merusak keseimbangan alam, dan lain-lain. Dalam
buku ini diberikan satu contoh tentang iklan yang memberikan gambaran seolah-olah perempuan yang kulitnya lebih gelap tidak cantik, dan karena
55
Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
itu harus dibuat putih. Tuhan sudah menciptakan kita sebagaimana adanya, dan setiap kita baik, cantik, dan ganteng di mata Tuhan. Kecantikan dan
kegantengan bukan masalah luar, tetapi lebih banyak berkaitan dengan kepribadian batin kita. Apabila kita menjadi orang yang baik hati, maka
orang akan melihat kecantikan dan kegantengan itu tanpa harus dipoles dengan krim pemutih.
Selain itu ada berbagai aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap alam. Misalnya, melakukan eksploitasi sumber-sumber alam
dengan tidak bertanggung jawab dan mementingkan kepentingan sendiri saja. Atau kegiatan atau hobi yang tidak bertanggung jawab, seperti
misalnya menembaki burung-burung liar dengan senapan angin atau ketapel.
Sebuah contoh yang lebih ekstrem adalah kegiatan wisata safari ke tempat- tempat perlindungan binatang liar di Afrika. Sementara berada di sana, para
peserta diberikan kesempatan untuk menembaki binatang-binatang liar itu, hanya sekadar demi kepuasan diri. Padahal mereka tidak membutuhkan
daging atau bagian-bagian lain dari binatang itu, kecuali barangkali taring gajah yang harganya sangat mahal.
Gambar seperti ini seolah-olah menunjukkan kehebatan manusia yang berhasil “menaklukkan” binatang liar, padahal jelas ini sebuah
pertandingan yang tidak seimbang. Manusia memegang senapan yang bisa ditembakkannya dari jarak puluhan meter, sementara gajah itu hanya
mempunyai gading dan belalai yang hanya dapat ia gunakan dalam perkelahian jarak dekat. Namun kebanggaan palsu ini bisa mendorong
orang untuk pergi mengikuti safari ke Afrika atau ke tempat manapun lainnya di dunia, walaupun untuk itu ia harus mengeluarkan banyak uang.
Bila tidak ada uang untuk perjalanan safari itu, atau untuk mendukung gaya hidupnya yang serba mewah, dari mana orang harus mendapatkan
biayanya? Sebagian pejabat negara kita melakukan korupsi dan merampas hak rakyat berupa dana-dana yang mestinya digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat kita. Para pengusaha mungkin akan berusaha meningkatkan penghasilannya sebanyak-banyaknya dengan mengelakkan
diri dari kewajiban membayar pajak yang seharusnya. Caranya? Menyuap para petugas pajak yang mestinya mengawasi dengan cermat, berapa pajak
yang mestinya dibayar oleh para pengusaha itu. Atau sebaliknya, mereka melakukan bisnis yang tidak bertanggung jawab, dengan bahan-bahan
mentah yang kurang baik, dst.
56
Kelas X SMASMK
Pada intinya, sikap yang tidak bertanggung jawab, yang hanya mementingkan diri sendiri, sekadar mengikuti kecenderungan gaya hidup
yang berkembang di tengah masyarakat kita saat ini, justru bisa merusakkan hubungan kita dengan sesama dan dengan seluruh alam kita.
4. Kegiatan 3