Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4 Kegiatan 5

42 Kelas X SMASMK pertumbuhan biologis dan psikologis. Kegiatan ini menjadi penopang bersifat memperkuat pembahasan mengenai bertumbuh ke arah yang lebih baik.

3. Kegiatan 2

Belajar Dari Cerita Kehidupan Kisah Tonya Harding menunjukkan bahwa kedewasaan seseorang tidak ditentukan oleh pertambahan usia, ada banyak aspek yang turut mempengaruhi pertumbuhan seorang manusia menjadi dewasa. Tonya Harding mungkin bukanlah otak kejahatan yang dilakukan terhadap Nancy Kerrigan, yaitu melukainya supaya Kerrigan tidak bisa ikut dalam pertandingan sepatu es itu. Meskipun demikian, Harding dijatuhi hukuman yang cukup berat, karena ia mengetahui rencana itu, tetapi tidak melaporkannya kepada pihak yang berwajib.

4. Kegiatan 3

Diskusi Setelah mempelajari cerita Tonya Harding, peserta didik diminta untuk melakukan diskusi mengenai manusia yang meskipun sudah berusia dewasa namun belum memiliki kepribadian yang matang. Dalam diskusi, peserta didik diperhadapkan dengan sejumlah situasi yang lazim mereka temukan dalam hidup sehari-hari. Lewat situasi-situasi itu, guru hendaknya melihat sejauh mana peserta didik sudah menguasai bahan yang dipelajarinya pada Bab 1 ini. Sudah tentu guru sendiri pun perlu mengetahui jawaban- jawaban mana yang tepat yang mestinya diberikan oleh para murid, namun hendaknya guru tidak langsung menilai jelek hasil pikiran peserta didik.

5. Kegiatan 4

Belajar tentang Kematangan Pribadi dan Ekspresi Emosi Peserta didik mempelajari bagaimana proses menuju kematangan pribadi dan bagaimana mengendalikan emosi secara sehat. Dalam bagian ini diperlihatkan mengenai macam-macam emosi yang dikenal dengan sebutan display rules.

6. Kegiatan 5

Belajar dari Alkitab Dalam kegiatan ini, peserta didik belajar mengenai Samuel, Hofni dan Pinehas. Samuel adalah anak yang dibimbing oleh imam Eli untuk bekerja di Bait Allah sedangkan Hofni dan Pinehas adalah anak imam Eli. Samuel 43 Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan berhikmat sedangkan dua orang anak imam Eli, Hofni dan Pinehas bertumbuh sebagai manusia yang labil dan tidak bertanggung jawab. Peserta didik juga mempelajari perpecahan yang terjadi dalam gereja di Korintus di mana masing-masing kelompok merasa paling hebat dan paling benar. Uraian Alkitab dilanjutkan dengan mempelajari beberapa bagian Alkitab, yaitu Kitab Amsal dan 1 Raja-raja untuk memperdalam pemahaman mengenai bertumbuh semakin berhikmat. Kemudian guru dapat memperkenalkan tokoh-tokoh Alkitab yang menjadi dasar pelajaran untuk pertemuan ini. Misalnya, peserta didik bisa menyebutkan sejumlah kasus yang terjadi di sekitar mereka sendiri, jadi tidak perlu mencari berita dari surat-surat kabar. Di beberapa tempat di Indonesia, kemungkinan sekali peserta didik tidak mempunyai akses kepada sumber berita. Tanyakan kepada peserta didik, apa yang mereka temukan dalam cerita- cerita Alkitab yang disampaikan oleh guru. Tanyakan pula, seberapa jauh kehidupan mereka mirip atau berbeda dengan kehidupan Samuel. Atau sebaliknya, kehidupan mereka lebih mirip dengan kehidupan Hofni dan Pinehas? Apakah mereka sudah berusaha mendengarkan suara Allah di dalam hidup mereka? Bagaimana mereka tahu bahwa itu adalah suara Allah dan bukan suara hati mereka sendiri? Contohnya, ada seorang teman yang meminta nasihat kepada temannya tentang sebuah masalah yang ia hadapi. Ia sudah menemui begitu banyak orang, namun ia tetap tidak merasa puas dengan jawaban yang diberikan. Akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang memberikan jawaban atau solusi yang cocok dengan pikiran teman ini. Karena itu dia berkata, “Nah, ini dia Tuhan sudah berbicara lewat orang ini” Kesimpulan yang dapat kita tarik ialah bahwa teman ini sebetulnya hanya ingin mencari orang yang mau mengiyakan atau menyetujui apa yang ada dalam pikirannya. Selama ia belum menemukannya, ia akan terus mencari orang itu. Begitu pula yang seringkali terjadi dengan orang yang merasa sudah mendengar suara Allah. Menarik bukan, bahwa ternyata apa yang dia yakini sebagai suara Allah lebih sering cocok dengan pikirannya dan kehendaknya sendiri? Bukan sebaliknya Dalam Alkitab kita bisa menemukan banyak sekali contoh tentang orang-orang yang mendengar suara Allah, dan ternyata suara itu sama sekali berbeda dengan apa yang mereka harapkan. Contoh: Abraham yang dipanggil keluar meninggalkan sanak keluarga dan kotanya. Atau Nuh yang disuruh membangun bahtera yang besar di tengah-tengah 44 Kelas X SMASMK daratan yang jauh dari samudera. Atau Yunus yang tidak mau menaati perintah Allah untuk pergi memberitakan penghukuman kepada Niniwe, dan lain-lain. Di sini guru bisa membantu peserta didik dengan menjelaskan bahwa suara Allah tentu mengarahkan kita semua kepada kebaikan. Kebaikan itu sendiri mungkin belum kita lihat atau kita sadari sekarang. Bahkan pada saat sekarang ini mungkin kita lebih merasa kehendak Allah itu terlalu berat dan sukar. Bagi orang yang sudah dewasa, tuntutan-tuntutan seperti itu akan dilaluinya dengan tabah, namun bagi mereka yang masih kanak-kanak, mungkin mereka merasa enggan menjalaninya.

7. Kegiatan 6