59
Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Mengingat hal di atas, dalam bahan ini diberikan contoh dari dunia politik dan kepemimpinan, seperti yang diucapkan oleh Presiden AS, Theodore
Roosevelt, “The buck stops here.” Dengan kata-katanya itu, Roosevelt ingin menyatakan dirinya yang bertanggung jawab atas suatu masalah yang
terjadi. Maka muncullah ungkapan “The buck stops here.” Artinya, “Tidak perlu lagi melempar tanggung jawab, atau saling menuduh, karena sayalah yang
bertanggung jawab penuh di sini.”
Sikap bertanggung jawab berhubungan erat dengan tingkat kedewasaan seseorang. Seorang anak kecil tidak bisa dituntut bertanggung jawab pada
tingkat yang sama seperti seorang yang sudah dewasa, karena itulah di dunia peradilan pelaku pelanggaran yang masih di bawah umur biasanya diajukan
ke pengadilan yang khusus untuk anak-anak. Kalaupun mereka dijatuhi hukuman, biasanya baca: seharusnya, mereka tidak ditempatkan di lembaga
pemasyarakatan yang sama dengan orang-orang dewasa. Mereka dianggap tidak cukup dewasa dan mampu berpikir matang untuk mempertanggung
jawabkan perbuatannya. Mereka akan ditempatkan di lembaga pembinaan anak negara lih. UU RI No. 112012 tentang Sistem Peradilan Anak.
Dengan demikian, orang yang dewasa mestinya dituntut tanggung jawab lebih besar daripada seorang anak atau remaja. Malangnya, ternyata di dalam
masyarakat kita banyak orang dewasa yang justru mencoba mengelak dari tanggung jawabnya, termasuk para pejabat pemerintahan kita. Itulah sebabnya
kita melihat betapa rusaknya bangsa kita. Bagaimana memperbaikinya? Itu semua harus dimulai dengan memperbaiki sistem kerja bangsa kita serta
sistem kepemimpinannya. Kita harus memilih pejabat-pejabat yang dewasa dan mempunyai integritas penuh, sehingga mereka bersedia dituntut
pertanggung jawabannya untuk semua tindakannya.
C. Tanggung jawab sebagai Remaja
Sebagai remaja, peserta didik mempunyai tanggung jawab untuk belajar dan mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di
masa depan. Hal ini perlu mereka pahami, supaya mereka tidak terjebak pada kegiatan-kegiatan yang sia-sia, seperti tawuran, mengkonsumsi obat terlarang,
menggunakan jarum suntik untuk menyuntikkan narkoba.
Situasi yang dihadapi oleh peserta didik barangkali tidak mudah. Ada banyak keluarga di Indonesia yang harus berjuang mati-matian melawan kemiskinan,
sementara pada saat yang sama berusaha meningkatkan taraf hidupnya melalui pendidikan yang oleh sebagian orang dirasakan sangat mahal.
60
Kelas X SMASMK
Dalam keadaan seperti itu, mungkin peserta didik perlu belajar dari pepatah Cina, “Lebih baik menyalakan sebatang lilin, daripada mengutuki kegelapan.”
Hal ini mengingatkan kita akan ucapan Presiden AS, John F. Kennedy yang mengatakan, “Don’t ask your country what your country can do for you. But ask
yourself, what you can do for your country.” Artinya, “Jangan bertanya apa yang dapat dilakukan oleh negara anda untuk anda, melainkan tanyakanlah, apa
yang dapat anda lakukan bagi negara anda.”
Berikut ini sebuah contoh tentang bagaimana orang kadang-kadang lupa akan tanggung jawabnya kepada masyarakat dan negara dan hanya berpikir
tentang bagaimana caranya meraih keuntungan sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri. Pada tahun 2011 sebuah perusahaan kelapa sawit dari Malaysia
membunuh puluhan orangutan di Kalimantan Barat karena binatang yang terancam kepunahan itu dianggap sebagai hama dan pengganggu tanaman
mereka. Padahal justru perkebunan sawit itulah yang telah masuk dan merampas ruang hidup binatang-binatang itu.
Hancurnya hutan dan musnahnya satwa liar di Indonesia tidak memberikan kerugian apapun pada Malaysia. Sebaliknya, malah memberikan keuntungan
bagi Malaysia. Dunia akan mengenal industri kelapa sawit Indonesia itu brutal dan pada akhirnya dihindari konsumen. Mereka akan membeli sawit
Malaysia. Sawit Indonesia harus dijual dulu dan dilabeli ramah lingkungan di Malaysia agar bisa laku di pasar dunia. Medan Tribunnews, “Malaysia
Berperan Membantai Orangutan di Kalimantan”, 22 Nov. 2011.
Sementara itu, ada orang-orang yang punya banyak uang dan merasa bahwa mereka bisa membeli apa saja semau mereka. Di beberapa wilayah di
Pulau Jawa, orang-orang seperti ini banyak membangun vila-vila mewah di pegunungan tanpa izin dan tanpa memperhatikan kerusakan yang mungkin
ditimbulkannya terhadap keseimbangan alam. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya daya serap air di pegunungan, sehingga air mengalir lebih cepat
ke kaki gunung dan kota-kota di dataran rendah lalu masuk ke laut. Akibatnya, terjadilah banjir di mana-mana.
Sebuah contoh lain, kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan, bisa mengganggu dan merugikan banyak orang di negara tetangga seperti
Malaysia dan Singapura. Mengapa kebakaran hutan bisa terjadi? Kadang- kadang kebakaran itu terjadi karena suhu udara yang sangat panas, sementara
dedaunan di permukaan tanah sudah menjadi kering kerontang. Di beberapa wilayah, seperti Kalimantan, misalnya, lapisan batu bara terdapat tidak jauh
dari permukaan tanah. Akibatnya, udara yang sangat panas itu dengan mudah
61
Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
bisa menimbulkan kebakaran hutan. Ditambah lagi dengan kehadiran batu bara mentah di bawah permukaan tanah, maka kebakaran itu menjadi semakin
hebat. Ada kalanya kebakaran terjadi karena sebab yang sepele, misalnya, seseorang yang membuang puntung rokok ke atas tanah yang ditutupi oleh
dedaunan kering di panas yang sangat terik.
Kemungkinan lainnya, kebakaran hutan terjadi karena perusahaan- perusahaan pemegang HPH Hak Pengusahaan Hutan tidak mau bertanggung
jawab untuk menanami kembali hutan-hutan yang sudah mereka tebang. Kebakaran hutan bisa dengan mudah dijadikan dalih bahwa sebetulnya
perusahaan sudah menanami hutan-hutan itu kembali, namun apa daya semua benih pohon yang sudah ditanami itu habis terbakar.
Ada sebuah contoh lain yang terjadi di Jepang pada 11 Maret 2011 ketika gempa bumi dan tsunami melanda daerah Fukushima sehingga menyebabkan
hancurnya fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir di sana. Kebocoran nuklir yang ditimbulkannya kemudian mencemari ikan-ikan dan berbagai binatang
laut dan air laut di sekitarnya, yang kemudian menyebar ke daerah yang jauh lebih luas lagi. Akibatnya, orang-orang di berbagai negara menjadi takut
memakan hasil laut di daerahnya sendiri, karena kemungkinan tercemari oleh limbah nuklir Fukushima.
Dari kasus-kasus di atas kita dapat melihat betapa pentingnya tanggung jawab kita terhadap apa yang kita lakukan. Kita bertanggung jawab bukan
hanya kepada orangtua, guru, dan masyarakat di sekitar kita, tetapi juga kepada seluruh alam. Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet, mengatakan,
“Di masa kini, lebih daripada di masa-masa yang lalu, kehidupan harus dicirikan oleh perasaan tanggung jawab yang universal, bukan hanya bangsa
kepada bangsa lain dan manusia kepada manusia lain, melainkan juga manusia terhadap segala bentuk kehidupan yang lain.”
Dalam bahan pelajaran ini juga diberikan beberapa contoh dari kehidupan beberapa tokoh pemimpin dengan tanggung jawab mereka masing-masing.
Diharapkan peserta didik dapat mempelajari sikap hidup dan tanggung jawab para tokoh tersebut dan memetik teladan yang positif daripadanya.
D. Penjelasan Bahan Alkitab