Menjadi Garam Kehidupan Menjadi Terang Kehidupan

212 Kelas X SMASMK Yerusalem akan dapat dibangun kembali. Dari segi keuangan proyek itu membutuhkan biaya besar padahal bangsa Yehuda sudah tercerai-berai dalam pembuangan hanya tersisa segelintir orang yang masih tinggal di sana dengan kemampuan ekonomi yang terbatas. Di samping itu semangat nasionalisme sudah pudar oleh penindasan dan pembuangan. Di kalangan bangsa-bangsa lain, mereka tidak ingin tembok Yerusalem dibangun kembali karena akan mempengaruhi rasa nasionalisme bangsa Yehuda serta menumbuhkan kembali harapan mereka untuk bangkit. Oleh karena itu, mereka berupaya menghambat Nehemia. Untunglah ada surat sakti dari raja sehingga Nehemia memiliki kekuatan dan legitimasi untuk mewujudkan upayanya. Jika mengandalkan kemampuan dirinya sendiri mungkin Nehemia tidak akan sanggup melakukannya, namun ia mengandalkan Tuhan sebagai Penolong baginya dalam pembaharuan ini. Pembangunan kembali tembok Yerusalem memiliki makna yang strategis bagi penyatuan kembali Israel sebagai satu bangsa yang telah terserak dalam pembuangan, sekaligus menggalang kekuatan serta pengharapan akan perubahan hidup yang lebih baik. Pada pihak lain, Yerusalem merupakan kota penting. Ke sanalah orang-orang datang berkumpul dan beribadah. Nehemia menghadapi tantangan berat ketika akan melaksanakan niat baiknya itu, bahkan dukungan dari orang Yahudi, bangsanya sendiri amat minim. Dukungan utama diperolehnya dari Raja Artahsasta yang adalah orang asing. Dalam kaitannya dengan menjadi pembaharu kehidupan, dalam Injil Matius Yesus mengemukakan perumpamaan-Nya agar kita menjadi garam dan terang dunia Mat. 5:13-15. Melalui perumpamaan ini, Yesus ingin para pengikut-Nya membawa misi perubahan bagi dunia. Menjadi pengikut Yesus tidak hanya atribut semata melainkan harus ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Menjadi Garam dan Terang kehidupan

1. Menjadi Garam Kehidupan

Salah satu fungsi garam yang utama bukan hanya mengasinkan makanan namun mencegah “kebusukan” karena garam berfungsi mengawetkan daging supaya tidak menjadi busuk dan rusak. Dalam Injil Matius 5:13 dikatakan,“Kamu adalah garam dunia, jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah diasinkan?” Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Garam merupakan sarana pengawet daging, buah, sayur agar tidak membusuk. Karenanya garam digambarkan seperti jiwa yang dimasukkan ke dalam tubuh yang mati 213 Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti supaya menjadi hidup Orang Kristen yang berada di tengah dunia dituntut untuk berperan menjadi pengawet yang mencegah kehancuran dari segala pembusukan norma dan moral dalam masyarakat. Menjadi garam kehidupan berarti berperan sebagai orang yang turut mempengaruhi orang lain untuk tidak melakukan tindakan yang merusak dan merugikan diri sendiri dan sesama. Misalnya, kebiasaan menyontek, merokok, penggunaan obat terlarang, tidak toleran terhadap sesama, bolos sekolah, tawuran, tidak peduli terhadap kebersihan dan keselamatan lingkungan dan alam serta berbagai perbuatan merusak lainnya. Menjadi garam kehidupan berarti turut memberi warna bagi kehidupan di sekitarnya. Penggunaan gambar di sini sangat tepat, sebab makanan tanpa garam akan menjadi hambar. Sikap orang Kristen berpadanan dengan fungsi garam tersebut yang menyedapkan dan memberi cita rasa dalam kehidupan. Orang Kristen memberi makna baru kepada kehidupan manusia yang penuh ketegangan, tidak ada sukacita, permusuhan, itnah, dengki. Dalam situasi seperti itu, orang Kristen bisa memberi warna ketenangan, sukacita, solidaritas, cinta kasih dan damai sejahtera. Jadi, sebagai garam dunia kamu dapat menunjukkan kepada dunia di sekitarmu dengan menjadi berkat dalam perkataan, pikiran dan perbuatan yang memberikan dampak positif di manapun kamu berada.

2. Menjadi Terang Kehidupan

Dalam Matius 5:14-15 dikatakan, “Kamu adalah terang dunia, kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu”. Terang akan menyinari semua sudut ruangan, terang itu menyinari semua sudut kehidupan yang gelap. Terang itu terlihat dengan jelas dan memberi dampak positif bagi segala sesuatu yang berada di sekitarnya. Sikap dan perbuatan sebagai pengikut Kristus tidak bisa dilihat hanya di dalam gereja saja dengan segala bentuk ibadah dan kegiatan gerejawi, namun perlu melakukan karya nyata bagi sesama manusia dan alam. Terang yang bercahaya biasanya memberi peringatan akan adanya bahaya. Kapal yang berada di tengah lautan membutuhkan terang sebagai peringatan dini akan adanya bahaya maupun membimbing untuk mencapai tujuan. Terang juga sekaligus menunjukkan jalan bagi mereka yang tersesat; menjadi penolong bagi mereka yang berada dalam kegelapan. Jika seseorang adalah 214 Kelas X SMASMK terang dunia, maka seluruh pikiran, perkataan serta perbuatannya merupakan contoh dan teladan bagi orang lain di sekitarnya. Tutur kata yang sopan, santun dan lemah lembut, pikiran positif terhadap orang lain, solidaritas terhadap sesama tanpa memandang berbagai perbedaan suku, budaya, daerah, agama maupun status sosial, inisiatif menjaga alam dan lingkungan hidup dapat dijadikan contoh dan teladan yang baik bagi orang lain. Paradigma kesaksian hidup garam dan terang dunia ini menjadi ciri khas bagi orang Kristen di sepanjang pengajaran Alkitab. Oleh karena itu, seorang Kristen yang baik bukan hanya dituntut untuk hidup bagi dirinya sendiri dalam lingkungan yang terbatas paradigma jago kandang atau pun sama sekali tidak mau peduli terhadap tuntutan lingkungannya paradigma menara gading. Memang dibutuhkan suatu upaya yang terus-menerus agar setiap orang memahami makna dan prinsip garam dan terang dunia ini sehingga mampu menerapkannya dalam kehidupan sebagai orang beriman.

E. Indikator Sebagai Pembaharu Kehidupan Manusia dan Alam