Kegiatan 3 Mendiskusikan mengenai Keterbukaan Gereja Kegiatan 4 Karya Tulis Kegiatan 5 Diskusi

96 Kelas X SMASMK Hal ini berbeda dengan komunitas orang Yahudi yang cenderung eksklusif. Mereka memiliki pemahaman baru terhadap hukum Taurat bahwa yang terpenting bukanlah menghafalkan hukum agama namun melaksanakannya dalam kehidupan. Terjadi perubahan dalam memandang keselamatan yang pada mulanya hanya terbatas bagi orang Yahudi kini tersedia bagi segala bangsa yang percaya kepada Yesus. Sikap ini sesuai dengan ajaran Yesus. Mereka juga lebih terbuka terhadap peran kaum perempuan. Kisah Para Rasul menyebut nama Lidia, Priskila dan Yunias. Bahkan lebih dari itu, seorang sida-sida – yang juga seorang asing – diterima untuk menjadi bagian dari gereja ketika Filipus membaptiskannya. Hal-hal ini jelas merupakan indikator perubahan yang terjadi yang harus ditunjukkan guru pada peserta didik.

4. Kegiatan 3 Mendiskusikan mengenai Keterbukaan Gereja

Peserta didik melakukan diskusi kelompok mengenai keterbukaan gereja di masa lalu ketika gereja membuka diri bagi bangsa-bangsa lain yang beragam. Di Indonesia, gereja-gereja Protestan terdiri dari gereja yang berbasis suku dan budaya tertentu. Guru dapat menjelaskan pada peserta didik misalnya, GKI yang pada mulanya didirikan oleh orang-orang Kristen keturunan Tionghoa tapi sekarang GKI terbuka bagi semua orang dari berbagai latar belakang budaya dan suku. Peserta didik diminta untuk mendiskusikan mengenai keterbukaan gereja di masa kini terhadap perbedaan suku, budaya dan kedudukan dan tempat kaum perempuan dalam kepemimpinan gereja. Apakah masih ada gereja yang bersifat eksklusif dari segi budaya, suku maupun gender? Guru membimbing peserta didik untuk memiliki pandangan terbuka terhadap kepelbagaian dalam gereja karena Yesus Kristus sendiri telah berkurban bagi umat manusia tanpa kecuali, Ia terbuka untuk semua manusia yang percaya kepada-Nya.

5. Kegiatan 4 Karya Tulis

Guru meminta peserta didik membuat karya tulis mengenai keterbukaan terhadap kaum perempuan. Panjang tulisan satu halaman HVS. Isi tulisan adalah pandangan peserta didik mengenai peran perempuan dalam gereja pada umumnya dan secara khusus di gereja masing-masing. Bandingkan dengan Kisah Para Rasul 16:14-15 dan 40; Kisah para Rasul 18:26; 1 Korintus 97 Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 18; Roma 16:7 mengenai peran beberapa perempuan dalam pekabaran Injil. Kumpulkan pada pertemuan berikut untuk dinilai oleh guru. Melalui tulisan ini guru mendeteksi apakah peserta didik memiliki pandangan yang terbuka terhadap peran kaum perempuan dalam gereja. Jangan lupa ingatkan peserta didik bahwa di masa kini sudah banyak perempuan menjadi pemimpin di gereja.

6. Kegiatan 5 Diskusi

Peserta didik melakukan diskusi berdasarkan pertanyaan yang telah disiapkan. Tujuan diskusi adalah menyadarkan peserta didik betapa pentingnya gereja bersikap inklusif karena keselamatan telah dianugerahkan untuk semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus tanpa kecuali.

7. Kegiatan 6 Menyusun Program untuk Mewujudkan Gereja yang Inklusif