5
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
keberhasilan pendidikan. Kurikulum pada dasarnya berintikan empat aspek utama, yaitu: tujuan pendidikan, isi pendidikan, pengalaman belajar, dan
penilaian. Interelasi antara keempat aspek tersebut serta antara aspek-aspek tersebut dengan kebijaksanaan pendidikan perlu selalu mendapat perhatian
dalam pengembangan kurikulum.
B. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi standar kompetensi lulusan SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh
mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama
yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan afektif, kognitif, dan psikomotorik yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan
soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi organising element kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar, yaitu terjadi suatu
akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu
mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga
terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan kompetensi inti 1, sikap sosial
kompetensi inti 2, pengetahuan kompetensi inti 3, dan penerapan pengetahuan kompetensi inti 4. Keempat kelompok itu menjadi acuan
bagi Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap kegiatan pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap
keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung indirect teaching dan secara langsung direct teaching. Pembelajaran secara tidak langsung
indirect teaching terjadi pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan kompetensi inti kelompok 3 dan penerapan pengetahuan kompetensi Inti
6
Kelas X SMASMK
kelompok 4. Pembelajaran secara langsung direct teahing terjadi pada waktu peserta didik belajar materi tertentu yang mengacu pada teks Alkitab.
Sejak tahun 2011 Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Litbang Kemdikbud telah mulai mengadakan penataan ulang kurikulum seluruh mata pelajaran
berdasarkan masukan dari masyarakat, pakar pendidikan dan kurikulum serta guru-guru. Ketika penataan sedang berlangsung, arah penataan berubah
menjadi “pembaruan” total terhadap seluruh kurikulum mata pelajaran yang dimulai pada pertengahan tahun 2012. Pemerintah menginginkan supaya
ada keterpaduan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, dengan demikian membentuk wawasan dan sikap keilmuan dalam diri peserta
didik. Melalui proses tersebut, diharapkan peserta didik tidak memahami ilmu secara fragmentaris dan terpilah-pilah namun dalam satu kesatuan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dalam struktur kurikulum baru tidak ada rumusan Standar Kelulusan kelas dan Standar Kompetensi tetapi
diganti dengan Kompetensi Inti, yaitu rumusan kompetensi yang menjadi rujukan dan acuan bagi seluruh mata pelajaran pada tiap jenjang dan tiap kelas.
Jadi, penyusunan Kompetensi Dasar mengacu pada rumusan Kompetensi Inti yang ada pada tiap jenjang dan kelas. Kompetensi inti merupakan pengikat