Apa Kata Alkitab Tentang Ras dan Etnis?

173 Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Keadilan gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki. Dengan adanya keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi terhadap kelompok yang dianggap lebih lemah, dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki. Terwujudnya kesetaran persamaan dan keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi pembedaan antara perempuan dan laki-laki. Dengan demikian, mereka memiliki akses pada berbagai bidang kehidupan. Memiliki akses dan dapat berpartisipasi berarti memiliki peluang atau kesempatan untuk memperoleh keadilan di berbagai bidang kehidupan. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan. Di Indonesia, masih banyak orang yang kurang memiliki kesadaran gender sehingga akibatnya masih cukup banyak perempuan yang tertinggal di berbagai bidang kehidupan. Misalnya, masih ada orangtua Indonesia yang memberikan prioritas utama kepada anak laki-laki untuk bersekolah daripada anak perempuan. Angka buta huruf bagi kaum perempuan lebih banyak daripada kaum laki-laki. Ketertinggalan perempuan mencerminkan masih adanya ketidakadilan dan ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan di Indonesia. Pada masa kini, di Indonesia hak-hak perempuan dijamin oleh UU. Misalnya, perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dipukul ataupun dihina oleh suami, dapat melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak kepolisian. Selanjutnya, polisi akan melakukan tindakan hukum terhadap pihak yang melakukan kekerasan.

D. Pemahaman Alkitab tentang Ras, Etnis dan Gender

1. Apa Kata Alkitab Tentang Ras dan Etnis? Kitab Perjanjian Lama memberi ruang pada kepelbagaian. Anak-anak keturunan Abraham dan Yakub diminta untuk memberi tumpangan bagi orang asing di rumah mereka. Hak-hak orang asing juga diperhatikan. Kitab Keluaran 22:21 menulis “janganlah menekan atau menindas orang asing sebab kamu pun dahulu orang asing di tanah Mesir”. Kemungkinan orang asing yang dimaksudkan adalah orang yang berasal dari daerah yang berbeda atau dari suku bangsa yang berbeda. 174 Kelas X SMASMK Dalam Perjanjian Baru, sikap dua orang tokoh sentral, yaitu Yesus dan Rasul Paulus jelas mengisyaratkan solidaritas dan tidak membeda-bedakan ras dan etnis. Para pengikut Rasul Paulus terdiri dari orang Yahudi helenis, orang Yunani bahkan orang-orang dari Asia kecil. Yesus menceritakan sebuah perumpamaan yang menarik tentang “Orang Samaria yang murah hati” Luk. 10: 25-37. Orang Israel memandang rendah orang Samaria dan mereka tidak mau bergaul dengan orang Samaria. Ibadah orang Samaria juga dipandang sebagai ibadah yang tidak murni lagi karena bercampur dengan sistem ibadah etnis lain yang ada di sekitar Samaria. Perumpamaan ini menarik karena Yesus memakainya untuk menjawab pertanyaan orang-orang Yahudi tentang siapakah sesama manusia. Yesus mengajarkan kepada mereka bahwa sesama manusia adalah semua manusia ciptaan Allah. Sesama manusia adalah mereka yang peduli serta menunjukkan solidaritasnya bagi sesama melewati batas-batas agama dan etnis. Sejajar dengan itu, Rasul Paulus juga mengatakan tidak ada orang Yunani atau bukan Yunani, semua orang dikasihi Allah Rm. 10:12. Tuhan Allah itu adalah Allah yang Esa dan yang menciptakan manusia dalam kepelbagaian. Ternyata, sikap diskriminatif terhadap ras dan etnis bukan hanya ada di zaman kini saja, tetapi sejak zaman Perjanjian Baru pun hal itu terjadi. Yesus menangkap hal tersebut, karena itu Ia selalu memperingatkan para pengikut-Nya untuk menghargai sesama manusia. Murid-murid Yesus pun berasal dari berbagai tempat dan tidak ada seleksi etnis dan daerah geograis tempat tinggal. Yesus memilih mereka dan menanyakan kesediaannya untuk mengikut-Nya. Komitmen dan hati manusia lebih utama dibandingkan dengan tempat asal, suku bangsa maupun warna kulit. Pernyataan tersebut di atas diperkuat dengan Injil Matius 22:37-39, Markus 12:28-34, dan Lukas 10:25-28. Bagian kitab tersebut berisi tentang kasih kepada Allah dan kepada sesama manusia. Perintah kasih itu bersifat universal, artinya berlaku untuk semua manusia di semua tempat. Apa yang disampaikan tersebut merupakan kutipan yang memperkuat pandangan terhadap keadilan ras dan etnis atau suku bangsa. Sementara itu, ada juga kutipan Alkitab yang sering disalahartikan seolah-olah ada ras yang dikutuk dan karena itu mereka selalu menjadi ras yang terbelakang. Contohnya, kisah pada Kejadian 9: 18-27. Salah satu anak Nuh, yaitu Ham yang juga disebut sebagai “Kanaan” telah berlaku tidak sopan dan tidak hormat pada ayahnya, Nuh. Ketika Nuh mabuk dan telanjang, ia tidak menutupi tubuh Nuh, ia malah menceritakan aib ayahnya. Sebaliknya dengan kedua saudaranya, Sam dan 175 Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Yafet. Ketika mereka mendengar hal itu, mereka masuk ke kamar ayahnya dan menutupi tubuhnya yang telanjang tanpa menoleh ke arah ayahnya. Setelah sadar dari mabuknya, Nuh mengetahui hal itu, ia sangat marah dan mengutuk Ham. Kutukan itu adalah kutukan seorang ayah kepada anaknya dan bukan kutukan terhadap ras yang berasal dari keturunan Ham. Ada banyak kalangan yang salah menafsirkan bahwa keturunan Ham yang merupakan cikal bakal ras Aria itu menjadi budak akibat kutukan Nuh. Padahal Nuh tidak pernah mengutuk ras dan etnis tertentu. 2. Apa Kata Alkitab tentang Kesetaraan Gender?