211
Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Dalam kaitannya dengan memotivasi dan menginspirasi orang lain, kita dapat merujuk pada berbagai penghargaan yang diberikan dalam rangka
pengakuan terhadap dedikasi seseorang bagi kepentingan banyak orang. Ada hadiah Kalpataru yang diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada orang-
orang yang telah berjasa dalam memelihara kelestarian lingkungan hidup. Ada juga penghargaan yang diberikan pada orang-orang yang mendedikasikan
hidupnya bagi penegakan Hak Asasi Manusia, antara lain Penghargaan Yap Thiam Hien. Pada aras global, ada Penghargaan Nobel bagi orang-orang yang
telah melakukan sesuatu bagi kemanusiaan baik di bidang keilmuan maupun perdamaian dunia. Mereka ini dapat disebut sebagai pembaharu kehidupan.
Menjadi pembaharu artinya menginspirasi orang lain dan mendedikasikan kehidupan bagi kepentingan banyak orang.
Untuk memperkuat pemahaman mengenai peran sebagai pembaharu kehidupan, ada dua cerita yang diangkat dalam buku siswa untuk dipelajari
kemudian diberi komentar dalam kaitannya dengan menjadi pembaharu. Mempelajari dua buah kisah tersebut dapat memotivasi peserta didik tergerak
melakukan sesuatu bagi orang lain. Remaja membutuhkan teladan dan panutan dalam hidupnya.
C. Nehemia Membangun Kembali Tembok Kota Yerusalem
Nehemia berada dalam pembuangan di Babilonia bersama bangsa Yehuda lainnya yang diangkut ke pembuangan setelah Kerajaan Yehuda dihancurkan
oleh Babel dalam tiga peperangan, yaitu pada tahun 597 seb.M., 587 seb.M., dan 582 seb.M. Kerajaan Israel sendiri sudah terlebih dahulu dihancurkan oleh
Asyur pada tahun 722 SM. Kesepuluh suku Israel di utara pun musnah, karena mereka bercampur baur dengan orang-orang Asyur.
Nehemia menjadi juru minum raja. Pada zaman itu, menjadi juru minum raja berarti menjadi orang kepercayaan raja dan dengan sendirinya memiliki
relasi yang dekat dengan raja. Mendengar kisah tentang runtuhnya tembok Yerusalem, Nahemia merasa sedih. Nehemia yang berada pada posisi terhormat
dan nyaman sebagai juru minuman raja rela meninggalkan kedudukannya untuk berjuang dan membangun kembali tembok Yerusalem. Dengan
bergantung kepada Tuhan, ia akhirnya bisa membangun kembali tembok Yerusalem dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Tantangan yang dihadapi oleh Nehemia amat berat, yaitu tantangan yang datang dari luar bangsa Yehuda maupun dari dalam bangsa itu sendiri. Di
kalangan bangsa Yehuda hampir tidak ada orang yang percaya bahwa tembok
212
Kelas X SMASMK
Yerusalem akan dapat dibangun kembali. Dari segi keuangan proyek itu membutuhkan biaya besar padahal bangsa Yehuda sudah tercerai-berai dalam
pembuangan hanya tersisa segelintir orang yang masih tinggal di sana dengan kemampuan ekonomi yang terbatas. Di samping itu semangat nasionalisme
sudah pudar oleh penindasan dan pembuangan. Di kalangan bangsa-bangsa lain, mereka tidak ingin tembok Yerusalem dibangun kembali karena akan
mempengaruhi rasa nasionalisme bangsa Yehuda serta menumbuhkan kembali harapan mereka untuk bangkit. Oleh karena itu, mereka berupaya
menghambat Nehemia. Untunglah ada surat sakti dari raja sehingga Nehemia memiliki kekuatan dan legitimasi untuk mewujudkan upayanya.
Jika mengandalkan kemampuan dirinya sendiri mungkin Nehemia tidak akan sanggup melakukannya, namun ia mengandalkan Tuhan sebagai Penolong
baginya dalam pembaharuan ini.
Pembangunan kembali tembok Yerusalem memiliki makna yang strategis bagi penyatuan kembali Israel sebagai satu bangsa yang telah terserak dalam
pembuangan, sekaligus menggalang kekuatan serta pengharapan akan perubahan hidup yang lebih baik. Pada pihak lain, Yerusalem merupakan
kota penting. Ke sanalah orang-orang datang berkumpul dan beribadah. Nehemia menghadapi tantangan berat ketika akan melaksanakan niat baiknya
itu, bahkan dukungan dari orang Yahudi, bangsanya sendiri amat minim. Dukungan utama diperolehnya dari Raja Artahsasta yang adalah orang asing.
Dalam kaitannya dengan menjadi pembaharu kehidupan, dalam Injil Matius Yesus mengemukakan perumpamaan-Nya agar kita menjadi garam dan terang
dunia Mat. 5:13-15. Melalui perumpamaan ini, Yesus ingin para pengikut-Nya membawa misi perubahan bagi dunia. Menjadi pengikut Yesus tidak hanya
atribut semata melainkan harus ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari.
D. Menjadi Garam dan Terang kehidupan