Petrus 3:15 Penjelasan Bahan Alkitab

130 Kelas X SMASMK karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus”. Dengan demikian, semua orang dari berbagai bangsa, budaya, warna kulit adalah satu komunitas yang berada dalam jangkauan keselamatan yang dianugerahkan Allah melalui Yesus Kristus. Itulah karunia Allah dalam kepelbagaian.

C. Penjelasan Bahan Alkitab

1. Petrus 3:15

Bagian Alkitab ini menekankan penghormatan dan pengabdian kepada Kristus sebagai Tuhan dan selalu siap-sedia untuk berbicara bagi-Nya dan menjelaskan Injil kepada orang lain. Orang percaya harus mengenal irman Allah dan kebenaran-Nya supaya dapat bersaksi dengan benar bagi Kristus dan menuntun orang lain kepada-Nya. Semua ajaran Yesus dan kekudusan- Nya haruslah dihayati, dijalankan dan dipelihara. Orang percaya juga diminta untuk bersikap lemah lembut dalam mempertanggungjawabkan imannya. Ketika timbul keraguan terhadap pemberitaan Injil, orang percaya tidak boleh manghadapinya dengan keras melainkan dengan sikap lemah lembut. Mempertanggungjawabkan iman artinya kita harus mampu menjadi teladan dalam kehidupan beriman yang mengutuhkan kata dan perbuatan. Orang beriman harus siap sedia menanggung segala akibat dari iman dan kepercayaannya kepada Yesus Kristus, misalnya ketika kita dihadapkan pada pengadilan ataupun ancaman, kita harus mampu menghadapinya. Semuanya itu dapat dilakukan oleh orang percaya bukan karena kehebatannya ataupun kemampuannya melainkan karena Roh Allah memampukan tiap orang percaya untuk menghadapinya. Ingatlah akan nasihat Kristus, “Janganlah kamu khawatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata melainkan Roh Kudus”. Ingatlah akan pembelaan Stefanus Kis. 6:10 dan Paulus Kis. 24:25; 26:24-28 yang tidak dapat dijawab oleh mereka yang menentang kedua tokoh tersebut. Kemurnian hidup dilihat sebagai dasar pembelaan diri yang paling kuat. Galatia 3:28 Paulus menyingkirkan semua perbedaan suku, warna kulit, bangsa, kelas sosial, dan seksual dalam kaitannya dengan hubungan rohani seseorang dengan Yesus Kristus. Semua orang dari berbagai latar belakang yang beraneka ragam memperoleh kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus. Keselamatan diberikan kepada segala bangsa tanpa kecuali, jadi tidak ada diskriminasi dalam hal menjadi ahli waris Kerajaan Allah. 131 Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Penegasan ini perlu dilakukan mengingat masih banyak orang Yahudi yang berpikir bahwa keselamatan hanya diberikan pada bangsa mereka. Hukum Taurat yang menjadi pedoman hidup bagi orang Yahudi telah membatasi keselamatan dalam cakupan yang sempit. Sementara itu, Yesus Kristus datang untuk membaharui hukum taurat. Ia memberikan perintah, yaitu: ”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi”. Hukum yang baru yang diberikan Yesus tidak menyebutkan bahwa sesama manusia itu hanya orang Yahudi, namun untuk semua manusia. Dengan demikian, tembok eksklusivisme keselamatan yang selama ini dibangun oleh orang Yahudi telah dirobohkan Yesus. Dengan demikian, segala bangsa memperoleh kesempatan untuk hidup dalam kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus. Di dalam Kristus, baik orang bukan Yahudi maupun orang Yahudi disambut di dalam keluarga Allah karena iman. Tuhan Yesus menjadi kunci dan tanda dari hidup baru yang dialami semua orang percaya. Semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Menjadi anak Allah berarti menjadi anggota persaudaraan di dalam Kristus. Pembedaan dan pemisahan yang biasa dalam kehidupan dihapuskan oleh hubungan ini. Kejadian 1:28 Laki-laki dan perempuan diberikan amanat untuk bertambah banyak dan menguasai bumi dan isinya. Tugas mulia ini diberikan dalam rangka mewujudkan tanggung jawab sebagai makhluk mulia ciptaan Allah. Ada beberapa makna yang dapat diangkat dalam Kejadian 1:28: 1. Laki-laki dan perempuan diciptakan untuk membentuk hubungan keluarga. Maksud Allah dalam ciptaan yang dinyatakan ini menunjukkan bahwa bagi- Nya keluarga yang saleh dan mengasuh anak-anak merupakan prioritas utama di dunia ini. 2. Allah mengharapkan agar manusia mengabdikan segala sesuatu di bumi kepada-Nya dan mengelolanya untuk memuliakan Allah. 3. Masa depan bumi diserahkan kepada kekuasaan manusia laki-laki dan perempuan. Ketika mereka berdosa, mereka mendatangkan kehancuran, kegagalan, dan penderitaan atas ciptaan Allah. 4. Yesus Kristus sendiri bekerja untuk memulihkan bumi dan seluruh ciptaan. 132 Kelas X SMASMK Kejadian 1:1-2:4 Menurut para ahli Kitab Suci, kisah penciptaan ini berasal dari kalangan para Imam. Ia lebih abstrak dan teologis dibandingkan dengan kisah berikutnya, Kejadian 2:4-25. Pengarang kisah pertama ini bermaksud mengelompokkan semua makhluk dengan cara yang ditinjau dari segi logika dapat memuaskan dan yang mencakup segala sesuatu yang dijadikan Allah. Dengan berpegang pada suatu bagan yang rapi tersusun, pengarang mengisahkan karya penciptaan dalam rangka satu minggu. Karya Allah berakhir dengan beristirahat, sebagaimana orang beristirahat pada hari Sabat. Mula- mula Allah menciptakan langit dan bumi, daratan, lautan barulah tumbuhan dan hewan. Allah telah menyiapkan tempat untuk tumbuhan dan hewan bertumbuh, barulah tumbuhan dan hewan diciptakan. Pada hari terakhir Ia menciptakan manusia untuk mewakili-Nya berkuasa atas segala ciptaan. Manusia menjadi mahkota ciptaan, sebagai makhluk yang paling mulia karena diciptakan menurut gambar Allah. Kisah penciptaan ini disusun berdasarkan ilmu pengetahuan yang amat primitif. Karenanya tidak dapat dibandingkan dengan ilmu pengetahuan modern. Tetapi dalam bentuk yang sesuai dengan zaman penyusunannya kisah ini menyajikan ajaran berupa penyataan mengenai Allah yang esa dan transenden, Allah yang ada sebelum dunia dan yang menciptakan segala sesuatu. Dosa umat di wilayah Sinear ialah keinginan untuk menguasai dunia dan nasib mereka terlepas dari Allah melalui kesatuan organisatoris, kuasa, dan keberhasilan besar yang berpusat pada manusia. Tujuan ini berlandaskan kesombongan dan pemberontakan terhadap Allah. Allah membinasakan usaha ini dengan memperbanyak bahasa sehingga mereka tidak bisa berkomunikasi satu dengan yang lain. Peristiwa ini menjelaskan keanekaragaman bangsa dan bahasa di dunia. Pada saat itu, umat manusia berbalik dari Allah kepada berhala, sihir, dan nujum. Peristiwa ini sering dijadikan acuan seolah-olah Allah mengutuk manusia dengan menciptakan keragaman bangsa dan bahasa, yang dihancurkan Allah adalah kesombongan manusia yang telah berbalik dari Allah dan lebih mengandalkan kemampuannya sendiri. Kejadian 11:1-9 Kisah mengenai Menara Babel berasal dari tradisi Yahwis. Dengan cara lain dari Kejadian 10:32 dan Kejadian 9:1 di sana perbedaan bangsa-bangsa tampak sebagai pelaksanaan berkat Allah. Kisah ini menerangkan perbedaan 133 Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bangsa-bangsa dan bahasa. Perbedaan ini diartikan sebagai hukuman atas kesalahan mereka yang bersumber pada keangkuhan hati bdk. Kej. 11:4. Setelah manusia terserak ke seluruh penjuru bumi dengan berbagai kelompok suku, bangsa dan bahasa, melalui Yesus Kristus semua bangsa dipersatukan. Hal itu terbukti pada hari Pentakosta terjadi mukjizat ketika para rasul dan pengikut Yesus berbicara dalam berbagai bahasa. Tradisi ini dikaitkan pada puing-puing salah satu menara tinggi yang bertingkat-tingkat ziggurat sebagaimana dahulu banyak didirikan di Meso- potamia sebagai lambang gunung suci dan tempat istirahat dewa. Para pembangun menganggap menara semacam itu sebagai sarana untuk bertemu dengan dewa mereka. Tetapi tradisi Yahwis mengartikan usaha itu sebagai bukti kesombongan manusia yang ingin menjadi sama seperti Allah. Arti kata Babel diterangkan dengan kata dasar bil yang berarti: mengacau-balaukan. Tetapi sebenarnya kata Babel berarti: “pintu gerbang allah” Bab-el, atau:Bab-ilu.

D. Kegiatan Pembelajaran