Kedewasaan yang Benar Keberanian Bertanggung jawab Kejujuran Hidup yang Terarah kepada Orang Lain

35 Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti berpenghasilan rendah hingga menengah 97, mayoritas di antaranya berada di Asia Tenggara dan di Afrika sub-Sahara. Dari jumlah itu, 11 kematian disebabkan oleh HIV dan AIDS dan tuberkulosis TB. Sebanyak 14 remaja laki-laki dan 5 remaja perempuan meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Sementara itu, kekerasan menyebabkan 12 kematian di kalangan remaja laki- laki, dan bunuh diri sebanyak 6. Study: vast majority of adolescent deaths occur in low and middle-income countries - https:www.ucl.ac.uknewsnews- articles090909091101 Angka kematian yang tinggi di kalangan remaja juga disebabkan oleh perilaku mereka yang berisiko tinggi, seperti misalnya: • perilaku yang menyebabkan luka atau kecelakaan yang tidak disengaja; • penggunaan tembakau; • penggunaan minuman keras dan obat-obat terlarang; • hubungan seks yang menyebabkan kehamilan yang tak diinginkan dan penularan PMS penyakit menular seksual, termasuk HIV; • makanan yang tidak sehat; • kegemukan, dan lain-lain. Banyak masalah di atas disebabkan oleh kegamangan remaja ketika mereka mengalami dengan cepat perubahan-perubahan isik dan kejiwaan, sementara orang-orang di sekitarnya tidak memahami mereka. Mereka seringkali merasa disalahmengerti. Apalagi, pada tingkat usia ini khususnya, kita seringkali menemukan praktik bullying, ejek-mengejek yang bisa juga disertai oleh tindakan isik kepada seseorang yang dianggap lebih lemah. Bullying telah menjadi salah satu faktor yang paling banyak menimbulkan depresi dan juga bunuh diri di beberapa negara maju. Tidaklah mengherankan apabila seringkali remaja merasa lebih nyaman kalau bisa bercerita kepada teman- teman seusianya, daripada menghubungi guru, orangtua, apalagi tokoh agama. Dengan melihat angka-angka di atas saja mestinya kita sudah merasa didorong untuk sungguh-sungguh memikirkan bagaimana memberikan bimbingan yang benar kepada remaja-remaja kita. Bahan-bahan yang dibahas pada bagian ini didasarkan pada kesadaran kita akan masalah-masalah remaja di atas.

C. Kedewasaan yang Benar

Dalam contoh pelajaran yang diambil dari kisah hidup Tonya Harding, pemain sepatu es Amerika Serikat, kita ingin memperlihatkan bahwa ada orang-orang yang tubuhnya dewasa, tetapi pikirannya masih kanak-kanak, sehingga mereka tidak mampu berpikir lebih jauh tentang dampak dari suatu tindakannya. Menjadi dewasa mestinya berarti seseorang menjadi lebih 36 Kelas X SMASMK mampu memperhitungkan dampak dari segala perbuatannya. Apakah suatu perbuatan akan memberikan dampak yang baik atau buruk bagi saya sendiri? Bagi orang lain? Bagi masyarakat?

D. Keberanian Bertanggung jawab

Selain itu, kisah Tonya Harding juga menunjukkan perlunya keberanian bertanggung jawab sebagai salah satu ciri kedewasaan orang Kristen. Dengan demikian, orang Kristen mestinya tidak bersikap seperti yang dikatakan pepatah, “Lempar batu, sembunyi tangan.” Seorang Kristen mestinya berani berkata seperti yang diucapkan oleh Presiden AS Theodore Roosevelt, “The buck stops here.” Artinya, “Saya berani bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuat anak buah saya.”

E. Kejujuran

Ciri kedewasaan yang lain adalah kejujuran. Anak kecil seringkali berbohong, bukan karena ia suka berbohong, tetapi karena secara psikologis di usia yang masih muda sekali anak-anak belum bisa membedakan antara dunia khayal dengan dunia yang nyata. Masalahnya, kebiasaan menceritakan “kebohongan” ini kemudian berlanjut ke masa remaja dan dewasa, khususnya ketika seseorang belajar bahwa ia dapat lolos begitu saja dari persoalan yang ia hadapi dengan berbohong. Di sini ditekankan juga pentingnya kejujuran. Contoh dari kehidupan anak- anak Eli, Hofni dan Pinehas, yang tidak jujur, diangkat untuk menunjukkan bagaimana anak-anak yang sudah dewasa itu justru suka memanfaatkan posisi mereka untuk keuntungan mereka sendiri.

F. Hidup yang Terarah kepada Orang Lain

Ciri berikutnya dari kedewasaan seorang Kristen adalah hidup yang terarah kepada orang lain, dan bukan hanya kepada diri sendiri saja. Di sini seorang Krisen yang dewasa perlu menunjukkan bagaimana ia menggunakan apa yang ia miliki atau yang dipercayakan kepadanya, bagaimana ia bertanggung jawab kepada gereja, masyarakat, negara dan bahkan terhadap sesama yang tidak harus orang Indonesia saja. 37 Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

G. Hidup Berhikmat