Kebijakan Pemerintah di Bidang Mutu Hasil Perikanan

titik tersebut. Demikian pula syarat penentuan ‘batas kritis’ tidak bearti bahwa nilai batas tertentu dapat digunakan untuk semua kasus. Keharusan untuk menyimpan dokumen pun perlu cukup fleksibel agar tidak membebani bisnis yang sangat kecil. Konsepsi HACCP pertama kali diperkenalkan oleh National Food Protection dalam suatu konferensi pada tahun 1972. Dengan adanya isu food safety, sejak tahun 1987 sistim HACCP banyak didiskusikan dan berkembang secara internasional, termasuk di Indonesia.

c. Kebijakan Pemerintah di Bidang Mutu Hasil Perikanan

Negara maju tujuan ekspor seperti Uni Eropa, AS, Kanada, dan Jepang memberlakukan ketentuan HACCP, Menteri Pertanian RI melegalkan program PMMT menjadi Sistem Manajemen Mutu Terpadu Hasil Perikanan pada tahun 1998. Sehingga Indonesia memiliki sistem pengawasan mutu berkekuatan hukum baru, yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian RI No. 41KptsIK.210298 tentang sistem Manajemen Mutu Terpadu Hasil Perikanan. Selanjutnya Dirjen Perikanan menindaklanjuti SK Mentan tersebut dengan mengeluarkan “Petunjuk Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu Terpadu Hasil Perikanan”, tertuang dalam Surat Keputusan Dirjen Perikanan Nop. 1428KptsIk.1201298. Perubahan lembaga pemerintahan di tahun 1998, yang menempatkan Ditjen Perikanan di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan DKP, maka SK Mentan No.41 tahun 1998 tadi diperbaharui ke dalam Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 01MEN2002 tentang “Sistem Manajemen Mutu Terpadu Hasil Perikanan” Keputusan ini mengatur bahwa sistem mutu hasil perikanan dituangkan dalam bentuk Sertifikasi Mangunsong, 2009.

2.2.4. Bauran Produk product mix produk assortment

Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Termasuk di dalamnya adalah obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan Kotler, 1991. Pelanggan membeli produk lebih karena nilai yang terkandung di dalam produk tersebut. Setiap produk mengandung beberapa tingkatan, mulai dari core benefit, basic product, expected product, augmented product hingga potential product. Produk dapat digolongkan berdasarkan wujud dan ketahanannya, yaitu durability, dan tangibility, serta jenis pendek, yaitu produk konsumer consumer product dan produk industri industrial product. Selain mengembangkan fitur produk, pemasar juga harus berupaya agar konsumen mampu mengidentifikasi produknya. Ada 3 alat untuk membuat konsumen mampu mengidentifikasi produk, yaitu branding mengelola merek, packaging kemasan, serta labelling memberikan label. Menurut Kotler 1991, bauran produk product mixproduk assortment ialah kumpulan seluruh lini produk yang ditawarkan oleh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. suatu perusahaan kepada pembeli. Bauran produk suatu perusahaan dapat digambarkan dengan lingkup kelebaran tertentu, kepanjangan tertentu, kedalaman tertentu dan konsistensi tertentu. Bauran produk product assortment terdiri dari width atau kelebaran suatu bauran produk seberapa banyak perbedaan lini produk perusahaan; length jumlah total item produk yang ada dalam bauran; depth seberapa banyak variasi yang ditawarkan oleh setiap produk dalam satu lini; consistency seberapa dekat hubungan antara berbagai lini produk. Dengan memahami keempat dimensi di atas, perusahaan akan lebih mudah menetapkan strategi produknya. Perusahaan akan mampu mengembangkan usahanya dengan empat cara. Pertama, perusahaan menambah lini produk baru, sehingga sama saja dengan memperlebar bauran produk. Dengan cara ini lini baru akan memanfaatkan kesempatan dari reputasi perusahaan dalam lini-lini yang lain. Cara kedua menurut Kotler 1991 ialah memperpanjang lini produk yang ada sehingga menjadi satu perusahaan dengan lini produk yang lebih lengkap. Cara ketiga dilakukan dengan menambah ukuran, formula, atau ciri yang lain dari setiap produk, sehingga akan memperdalam bauran produk. Yang terakhir ialah menambah atau mengurangi konsistensi lini produk, tergantung pada apakah perusahaan ingin meraih reputasi kuat pada satu bidang saja atau melibatkan diri di beberapa bidang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kotler 1991 menjelaskan perencanaan bauran produk sebagian besar merupakan tanggungjawab para perencana strategi perusahaan. Dengan informasi yang dihimpun dari para tenaga pemasaran perusahaan, para perencana strategi ini harus meneliti dan memutuskan lini produk mana yang harus dikembangkan, mana yang harus dipertahankan saja, mana yang tinggal dipetik hasilnya, atau yang harus ditarik dari peredaran.

2.2.5. Ikan Tuna dan Proses Pengalengannya a. Ikan Tuna

Tuna adalah ikan yang paling popular untuk dikonsumsi mentah dan sebagai bahan pengolahan ikan yang mahal karena daging ikannya mengandung lemak tidak jenuh dari mulai sedang sampai tinggi, tekstur kuat, unik tapi lembut apalagi karena kelezatannya tuna dikenal hampir di seluruh dunia Anonim, 2006. Tuna dan cakalang merupakan anggota famili Scombridae. Ada beberapa jenis ikan tuna yang dapat diekspor yang tertangkap dari perairan Indonesia diantaranya adalah Madidihang atau Yellowfin tuna Thunnus albacores, tuna mata besar atau Bigeye tuna Thunnus obesus. Albakora atau Albacores Thunnus allalunga dan tuna sirip biru atau Bluefin tuna Thunnus maccoyi. Selain itu ada kelompok tuna yang dapat diekspor yang disebut sebagai Little tuna, diantaranya adalah cakalang atau Skipjack Katsuwonus pelamis Diniah et al. 2001. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tuna menyebar diseluruh perairan di Indonesia. Hasil penangkapan ikan di Indonesia bagian Barat yang meliputi Samudera Hindia, sepanjang pantai Utara dan Timur Aceh, pantai Barat Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara, maupun di perairan Indonesia Timur yang meliputi laut Banda, Flores, Halmahera, Maluku, Sulawesi, perairan Pasifik di sebalah Utara Irian Jaya dan Selat Makasar Uktolseja et al, 1991.

b. Proses Pengalengan Ikan Tuna