Tingkat pengusahaan sumberdaya perikanan dan kelautan di selat Bali sudah dilakukan secara intensif sehingga dinyatakan padat tangkap,
sedangkan tingkat pengusahaan di perairan samudera Indonesia masih relative rendah. Upaya pengembangan produksi perikanan dan kelautan
setiap tahunnya meningkat dimana pada pelaksanaannya dilakukan secara instansional maupun terpadu.
Pengembangan produksi
perikanan budidaya, yaitu budidaya air payau dan tawar mengalami kemajuan yang cukup pesat. Pengembangan
budidaya air payau tambak dilakukan melalui intensifikasi usaha tambak yang sudah ada. Jenis komuditi yang dikembangkan pada budidaya di
tambak ini adalah udang Vanname dan ikan Bandeng. Kemudian untuk usaha budidaya air tawar sudah mengalami pergeseran dari usaha yang
hanya sampingan, menjadi usaha yang bersifat intensif dengan jenis komuditas ikan Tombro, Tawes, Gurame, Nila, Lele.
a. Produksi Perikanan
Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan produksi perikanan adalah kualitas dan jumlah sumberdaya nelayan dan
pembudidaya ikan serta sumberdaya alam yang tersedia. Jumlah nelayan pada tahun 2007 sebanyak 18.839 orang, dan tahun 2008 meningkat
menjadi 25.589 orang atau terjadi kenaikan 73,62 Anomim, 2009. Pada tahun 2008 produksi perikanan dari penangkapan ikan
sebesar 40.231.854 kg dengan nilai Rp 123.170.943.320,-. Sedangkan produksi pada tahun 2007 sebesar 61.801.431 kg dengan nilai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Rp 86.988.832.900,-. Produksi perikanan tahun 2008 mangalami penurunan sekitar 34, namun terjadi kenaikan nilai jual sebesar 42
lihat Tabel 2. Meningkatnya nilai jual tersebut disebabkan olah peningkatan pemahaman terhadap pentingnya kualitas mutu ikan.
Tabel 2. Hasil Produksi dan Nilai dari Perikanan Tangkap di Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2007 Tahun 2008
No Kecamatan Produksi kg
Nilai Rp Produksi
kg Nilai Rp
1. Muncar 59.884.951
82.402.032.700 37.630.389 116.144.074.500
2. Pesanggaran 1.171.200 1.705.059.300
1.288.043 2.195.413.320 3. Purwoharjo
260.432 338.910.400
459.602 476.602.000 4. Wongsorejo
151.229 994.011.000
140.602 1.087.588.500 5. Kalipuro
137.300 418.800.000
529.900 1.970.700.000 6. Banyuwangi
8.904 35.032.500
9.535 73.635.000 7. Kabat
25.739 165.111.000
4.320 31.163.000 8. Rogojampi
150.347 853.800.000
152.538 1.077.918.000 9. Tegaldlimo
11.275 79.085.000
16.856 113.849.000
Jumlah 61.801.431 869.988.831.900
40.321.854 132.170.943.320
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Banyuwangi 2009 Tabel 2 diatas menunjukan bahwa produksi perikanan didominasi
dari kecamatan Muncar sebesar 93,5 dari semua produksi hasil penangkapan ikan di laut. Hal ini disebabkan usaha perikanan di Muncar
selat Bali merupakan pusat kegiatan perikanan di Kabupaten Banyuwangi. Disamping itu kegiatan penangkapan ikan di kecamatan
tersebut sudah dilaksanakan secara intensif dengan armada dan alat tangkap perikanan yang cukup memadai yaitu Purse seine, Payang, Gill
net, Pancing rawai, dan Bagan.
b. Pengolahan Hasil Perikanan