88
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY. Agen kebijakan tersebut akan tetap terikat dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.
Pada dasarnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY tetap berperan dalam mengawasi pendidikan di lima kabupaten. Dengan kata
lain Dinas pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY berperan sebagai pembina di sekolah inklusi, sedangkan Dinas Pendidikan Kabupaten
sebagai pelaksana. Sehingga antara dua lembaga pendidikan tersebut mempunyai hubungan dalam melaksanakan, mengelola pendidikan yang
ada dari provinsi ke daerah lainnya. Namun tetap yang mengelola secara penuh pendidikan inklusi adalah Kabupaten Kota itu sendiri.
b. Mengembangkan Kerangka Kerja
Tahap ini bermaksud untuk menerjemahkan tujuan legislatif dan secara sungguh
– sungguh memasukkannya dalam aturan pelaksanaan, mengembangkan panduan atau kerangka kerja bagi pelaksana kebijakan.
Didalam praktek pendidikan inklusi penetapannya dilakukan melalui penunjukkan yang dikeluarkan olah Kepala Bupati atau Dinas
Pendidikan untuk
menjalankan pendidikan
inklusi. Keputusan
Penunjukkan Inklusi di Kabupaten Sleman sendiri tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Sleman No. 245 tahun 2012 menetapkan bahwa dalam rangka peningkatan kualitas dan akses pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus perlu adanya sekolah pendidikan inklusi. Hal itu menunjukkan
89
jika penetapan keputusan tersebut menjadi panduan atau petunjuk bagi sekolah yang melaksanakan pendidikan inklusi.
Berbeda dengan saat ini dimana sudah tidak menggunakan aturan tentang surat penunjukkan inklusi disekolah- sekolah. Dikarenakan
pemerintahan DIY sudah berkomitmen bahwa setiap sekolah umum di DIY wajib menerima ABK, sebagai bentuk mewujudkan pendidikan bagi
semua masyarakat khususnya anak yang mengalami kebutuhan khusus tanpa diskrimanasi. Seperti yang dikemukakan Bapak S pada wawancara
9 September 2016: “Penunjukan inklusi itu kadangkala membutuhkan surat penetapan
inklusi untuk mendapatkan hibah bantuan dari APBN, contohnya pengadaan bantuan kursi roda, braile terkadang membutuhkan itu.
Tapi sebenarnya penetapan sekolah inklusi dari kepala SKPD sebetulnya tidak diperlukan. Karena nanti dikhawatirkan ada
pelemparan tanggung jawab antara sekolah inklusi yang ditunjuk dengan sekolah umum. Pada prinsipnya sekolah di DIY itu inklusi
jadi wajib menerima abk sejauh anak ini mampu dididik, tapi kalo anak itu memiliki ketunaan yang serius seharusnya disekolah SLB,
jangan sampai ada tumpang tindih atau overlaping antara SLB dan inklusi. Tentunya sekolah juga mempunyai standar tersendiri
dalam penerimaan siswa baru “ Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Bapak P pada
wawancara 6 September 2016:
“
Sekolah inklusi merupakan sekolah umum yang didalamnya ada anak berkebutuhan khusus, jadi sesuai dengan deklarasi inklusi di
DIY pada bulan September 2014, bahwa semua sekolah di DIY itu wajib menerima abk dan wajib menjadi sekolah inklusi
”
Hal tersebut menunjukkan jika saat ini semua sekolah harus mampu untuk menerima dan memberikan pelayanan pendidikan tidak
hanya anak normal tapi anak berkebutuhan khusus tetap mendapat hak
90
yang sama. Setiap sekolah dilarang untuk menolak keberadaan anak berkebutuhan khusus di sekolah umum. Apabila ada sekolah yang
menerima ABK dia menjadi inklusi, jika tidak ada sekolah hanya menjadi sekolah umum. Sehingga tidak akan adalagi pelemparan anak
didik yang di sekolah umum ke sekolah inklusi yang telah ditunjuk, karena hakekatnya semua sekolah di DIY wajib menerima ABK. Apabila
menyangkut tentang Peraturan Daerah tentang pendidikan inklusi di Sleman untuk saat ini belum ada, seperti pendapat Bapak S pada
wawancara 9 September 2016:
“
jika menyangkut regulasi yang dibuat oleh sleman sendriri belum ada, masih mengacu Pergub dan Permendiknas. Belum ada bukan
berati sekolah inklusi di sleman ini tertinggal, sering juga melakukan studi bandiing untuk belajar bersama dengan daerah
lain” Walaupun tidak ada regulasi khusus, namun Sleman tetap
berkomitmen bahwa pendidikan inklusi tetap dapat jalan, karena sudah mengacu ke kebijakan pusat. Hal tersebut menunjukkan jika kebijakan
yang dibuat pusat menjadi acuan dalam pelaksanaan kerja Dinas Pendidikan di Provinsi DIY. Acuan tersebut menjadi dasar dalam
menyusun petunjuk teknis yang dikembangkan Dinas Pendidikan di Provinsi DIY bagi sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusi
sebagai sasaran kebijakan. Aturan yang mengatur segala sesuataunya terkait pendidikan inklusi, seperti pembelajarannya, pengelolaan ABK,
sumber –sumber pendukung, serta proses identifikasi atau asesmennya.
91
c. Melakukan Koordinasi terkait Sumber Daya dan Pembiayaan