32
a. Hakikat Identifikasi
Identifikasi merupakan
kegiatan yang
dilakukan sebelum
dilaksanakan asesmen. Suatu proses yang dilakukan terhadap anak yang mengalami kelaianan atau gangguan, baik yang akan masuk di sekolah
inklusi dan yang tidak bersekolah. Kegiatan identifikasi anak berkelaianan menurut Permendiknas RI No.70 tahun 2009 adalah ;
“Teknik penjaringan, dengan kata lain proses identifikasi dimaksudkan sebagai upaya seseorang baik guru, orang tua atau
tenaga kependidikan untuk melaksanakan proses penjaringan terhadap anak yang mengalami gangguan atau kelaianan fisik,
emosional, sosial, intelektual dalam rangka pemberian pelayanan
pendidikan yang sesuai”. Jadi identifikasi merupakan proses penjaringan yang dilakukan
guru atau orang tua terkait gangguan atau kelainan pada anak agar pemberian pelayanan dapat sesuai. Proses identifikasi sebagai tahap pertama
sebelum melakukan asesmen, cenderung melihat karakter atau kelaianan yang dimiliki anak. Identifikasi menurut Budiyanto 2014: 34 adalah usaha
sesorang orang tua, keluarga, guru, atau tenaga kependidikan untuk mengetahui seorang anak mengalami kelainan baik fisik, emosional, sosial,
neuorolgis, intelektual dalam tumbuh kembang anak diluar dari konteks anak normal. Oleh karena itu, identifikasi dapat dilakukan oleh orang
terdekat untuk mengetahui anak yang diduga mengalami gangguan atau penyimpangan dibandingkan anak normal seusianya.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa identifikasi adalah proses menemukan dan mengenali anak berkebutuhan
khusus, seperti kondisi, perilaku atau kebiasaan anak berkebutuhan khusus.
33
Proses ini harus dilakukan dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menghimpun atau menafsirkan informasi, demi ketepatan tindak
lanjut yang akan dilakukan.
b. Tujuan Identifikasi
Pada dasarnya kegiatan identifikasi untuk memperoleh data terkait kondisi anak sebagai bahan pertimbangan pelayanan kebutuhan dan rencana
pembelajarannya. Menurut
Lerner dalam Budiyanto
2014: 35
mengelompokkan identifikasi dalam lima keperluan, yaitu: 1
Penjaringan screening, yaitu kegiatan identifikasi yang berfungsi untuk menetapkan anak yang mempunyai kondisi
gangguan atau kelaianan fisik, emosional, intelektual, sosial beserta gejala tingkah laku menyimpang atau berlaianan dengan
kondisi anak normal. Jadi proses ini merupakan pengamatan terhadap perilaku anak yang berbeda dengan anak normal, dan
diduga mengalami gangguan. 2
Pengalihtanganan referal, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengalihtangankan ke tenaga ahli yang berkompeten di
bidangnya seperti, seperti psikolog, terapis, dokter, konselor terhadap gejala yang diamati dengan teliti. Oleh karena itu untuk
memastikan temuan yang ada, perlu dipastikan melalui tenaga ahli sesuai dibidangnya.
3 Klasifikasi classification, yaitu kegiatan identifikasi yang
dilakukan untuk menetapkan anak yang diidentifikasi termasuk
34
dalam anak berkebutuhan khusus yang memang mempunyai kelainan fisik, emosional, gejala menyimpang lain, sehingga
dibutuhkan penanganan khusus. Jadi anak yang sudah ditetapkan menjadi ABK membutuhkan pelayanan khusus sesuai kebutuhan
anak agar dapat berkembang. 4
Perencanaan Pembelajaran instructional planning, kegiatan identifikasi yang dilakukan untuk bahan penyusunan program
pengajaran individu yang bersangkutan berdasarkan hasil dari klasifikasi. Jadi kegiatan ini bertujuan untuk memetakan setiap
penyusunan rencana belajar sesuai kebutuhan anak yang telah diklasifikasikan.
5 Pemantauan kemajuan belajar monitoring pupil progress,
kegiatan untuk
mengetahui keberlangsungan
program pembelajaran khusus yang diberikan berhasil atau tidak dalam
meningkatkan kemampuan anak. Jadi berhasil atau tidaknya progam pembelajaran yang diberikan, akan terlihat melalui
kegiatan pemantauan belajar seperti tes, atau ulangan anak.
c. Sasaran identifikasi