Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

27

2. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

Pada dasarnya anak berkebutuhan khusus dapat digolongkan dalam dua kategori, yakni anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara serta anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanen Moh. Takdir, 2013: 139. Perbedaan kelompok tersebut dapat dipicu oleh beberapa faktor yang berasal dari pengaruh luar eksternal dan pengaruh dari dalam internal diri anak Budiyanto, 2014: 37. Anak berkebutuhan khusus sementara cenderung dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pengaruh tindak kekerasaan, penyalahgunaan narkoba, kerusakan lingkungan, ekonomi, dan sebagainya sehingga mengalami gangguan dalam kesehariaannya. Disisi lain anak berkebutuhan khusus permanen kebanyakan berasal dari faktor dalam diri anak seperti kelainana fisik, emosi yang sangat sulit untuk disembuhkan cenderung menetap. Perbedaan tersebut menjelaskan jika dalam penanganan anak berkebutuhan khusus tersebut juga berbeda, menyesuaikan kebutuhan anak. Jika pada anak berkebutuhan khusus sementara mereka membutuhkan pelayanan khusus seperti terapi atau pelatihan yang bertujuan untuk proses penyembuhan anak menjadi seperti semula. Sedangkan pada anak yang mengalami kelaianan permanen, penanganan lebih pada pengembangan potensi, ataupun meminimalisir kekurangan anak dengan bakatnya. Penanganan tersebut membutuhkan proses identifikasi dan asesmen agar penanganan dapat sesuai dengan karakter atau klasifikasi anak. 28 Tarmansyah 2012: 82 menjabarkan konsep anak berkebutuhan khusus berdasarkan jenis ketunaannya seperti: a anak dengan gangguan penglihatan; b anak dengan gangguan pendengaran; c anak ganagguan kecerdasan; d anak dengan intelegensi diatas rata-rata; e anak dengan gangguan gerak; f anak dengan gangguan perilaku; g autisme; h hiperaktif, dan i anak berkesulitan belajar spesifik. Lebih lanjut dapat dikaji sebagai berikut: a. Anak dengan gangguan penglihatan, - Anak low vision menggunakan perabaan, mata bergoyang terus, tidak dapat mengikuti garis lurus... - Anak tunanetra total. b. Gangguan pendengaran dan bicara tunarungu wicara. - Anak kurang dengar hard of hearing, anak sering memiringkan kepala, tidak ada reaksi terhadap bunyi disekitarnya, sering menggunakan isyarat, kurang tanggap dalam berkomunikasi... - Anak tuli atau tidak dapat mendengar deaf. c. Anak gangguan kecerdasan intelektual di bawah rata-rata tunagrahita. - Anak tunagrahita ringan IQ 50 - 70.Kriteria anak ini seperti dua kali anak tidak naik kelas, tidak mampu berpikir abstrak, cenderung acuh terhadap lingkungan, sulit berinteraksi sosial. 29 - Anak tunagrahita sedang IQ 25 - 49. Anak hanya mampu membaca kalimat tunggal, sulit berhitung, sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, kurang mampu mengurus diri... - Anak tunagrahita berat IQ 25 – ke bawah. Anak hanya mampu membaca satu kata, tidak dapat melakukan kontak sosial, tidak mampu mengurus diri, banyak bergantung pada bantuan orang lain... d. Anak dengan kemampuan intelegensi di atas rata-rata. - Giffted dan genius, yaitu anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata... e. Anak dengan gangguan anggota gerak tunadaksa. - Anak layuh anggota gerak tubuh polio. Anak memiliki anggota gerak yang kaku, lemah, lumpuh dan layu... - Anak dengan gangguan fungsi syaraf otak cerebral palcy. Gerak yang ditampilkan cenderung kaku dan tremor. f Anak dengan gangguan perilaku dan emosi tunalaras. Anak cenderung emosional, menentang otoritas, dan agresif. g Anak autisisme, memiliki kecenderungan untuk sulit dalam mengenal dan mersepon emosi dan isyarat sosial, ekspresi emosi yang kaku, perilaku yang meledak – ledak... h.Anak Hiperaktif ADHD Attention Deficit Hyperactivity Disorders, i Anak mengalami kesulitan belajar spesifik 30 - Gangguan belajar membaca disleksia... - Gangguan belajar menulis disgrafia... - Gangguan belajar berhitung diskalkula...

D. Kajian Tentang Pengelolaan Asesmen

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) (Studi Kasus di Sekolah Inklusi SMA Negeri 10 Surabaya)

2 11 20

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF Pengelolaan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif Sekolah Dasar Negeri Iii Giriwono Wonogiri.

0 5 21

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF Pengelolaan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif Sekolah Dasar Negeri Iii Giriwono Wonogiri.

0 2 13

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (INKLUSI) LAMBAT BELAJAR DI SDN 2 SRAGEN Pengelolaan Pendidikan Karakter Anak Berkebutuhan Khusus (Inklusi) Lambat Belajar Di SDN 2 Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 12

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (INKLUSI) Pengelolaan Pendidikan Karakter Anak Berkebutuhan Khusus (Inklusi) Lambat Belajar Di SDN 2 Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 3 15

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG.

0 2 38

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Pada Sekolah Dasar Penyelenggara Program Inklusi Di Kab

0 0 19

Pengembangan Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Kompensatoris untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi.

0 1 1

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA KOTA YOGYAKARTA.

0 1 261

PARTISIPASI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) PENDIDIKAN DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA (DIKPORA) DIY.

0 1 107