86
a. Membuat dan Menyusun Staf atau Agen
Tahap ini mempunyai tujuan untuk menyusun agen guna melaksanakan kebijakan yang akan dilaksanakan. Pemenuhan pelayanan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus merupakan kewajiban dari pemerintah untuk dapat terpenuhi. Kebijakan terhadap pemenuhan
pendidikan bagi penyandang kebutuhan khusus telah diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi DIY No 4 tahun 2012 tentang perlindungan
penyandang disabilitas. Bahwasanya pendidikan anak berkebutuhan khusus dilakukan dalam dua pelayanan yaitu pendidikan luar biasa dan
pendidikan inklusif. Berdasarkan UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah maka pengelolaan pendidikan khusus menjadi
kewenangan Daerah Provinsi yang bertugas dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman berupaya
memenuhi pendidikan anak berkebutuhan khusus tersebut melalui pendidikan inklusi yang mengacu pada Permendiknas No. 70 tahun 2009
dan Peraturan Gubernur DIY No.21 tahun 2013 tentang penyelenggaraan pendidikan inklusif. Seperti halnya yang dikemukaan
bapak S selaku Kepala Seksi Kurikulum TK-SD Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman pada wawancara tanggal 30 September 2016:
“
Peran dikpora sleman adalah sebagai pelaksana dari pemerintah daerah sleman khususnya di bidang pendidikan, pelayanan kepada
masyarakat dalam dunia pendidikan tanpa terkecuali for all, baik anak sempurna atau anak yang dilahirkan dalam tanda petik
berkebutuhan khusus. Sehingga anak berkebutuhan khusus jika secara akademik dia mampu di bina, dilatih, dikembangkan
disekolah umum tetep dapat mengakses di sekolah umum atau
87
sekolah inklusi. Juga mendasar pada Permendikud No. 70 tahun 2009 kaitannya dengan pendidikan inklusi.”
Pendidikan inklusif merupakan penempatan anak berkebtuhan khusus pada lingkungan pembelajaran yang sama dengan anak normal,
yang dilakukan di sekolah reguler atau umum. Sekolah inklusi berupaya mengatasi permasalahan pemerataan pendidikan anak berkebutuhan
khusus untuk dapat bersekolah di sekolah umum. Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Sleman
dilakukan melalui pendidikan inklusi. Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman tidak berwenang menyelenggarakan pendidikan khusus atau
pendidikan luar biasa dikarenakan SLB berada di bawah naungan dan tanggung jawab Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY.
Seperti halnya yang disampaikan Bapak P selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Biasa Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi
DIY pada wawancara tanggal 6 September 2016 : “Jadi sekolah inklusi merupakan sekolah reguler seperti SD,SMP,
SMA, yang menerima anak berkebutuhan khusus, sekolah reguler tersebut berada di kabupatenkota masing- masing, akan tetapi
memang untuk koordinasinya ada koordinasi dengan kami jika ada permasalahan. Namun bukan sepenuhnya menjadi tanggungan
kami. Jadi sekolah inklusi tidak berada DISDIKPORA Provinsi, sedangkan SLB langsung berada dibawah binaan kami. Untuk saat
ini ada sekitar 76 sekolah luar biasa di Jogja. Kalau sekolah inklusinya ada 150 an sekolah di lima kabupaten, jadi kami juga
mengakomodasi pelaksanaan inklusi di 5 Kabupaten” Dengan demikian penyusunan agen yang dilakukan di Provinsi
DIY dibagi dalam dua peran. Pengelolaan sekolah inklusi yang berada di Dinas Pendidikan Kabupaten, dan pengelolaan SLB yang dilakukan oleh
88
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY. Agen kebijakan tersebut akan tetap terikat dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.
Pada dasarnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY tetap berperan dalam mengawasi pendidikan di lima kabupaten. Dengan kata
lain Dinas pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY berperan sebagai pembina di sekolah inklusi, sedangkan Dinas Pendidikan Kabupaten
sebagai pelaksana. Sehingga antara dua lembaga pendidikan tersebut mempunyai hubungan dalam melaksanakan, mengelola pendidikan yang
ada dari provinsi ke daerah lainnya. Namun tetap yang mengelola secara penuh pendidikan inklusi adalah Kabupaten Kota itu sendiri.
b. Mengembangkan Kerangka Kerja