Pengkondisian Lingkungan Internalisasi Karakter Religius melalui Kegiatan Pengembangan Diri

193 ditunjukkan oleh sikap guru dengan mengucapkan salam ketiga masuk kelas dan ketika bersalaman dengan siswa, saat makan dengan tangan kanan dan sambil duduk, berbicara sopan dengan siapa pun, serta masuk kelas dengan kaki kanan sambil mengucapkan basmallah. Siswa telah melalui tahap internalisasi karakter religius moral feeling Thomas Lickona, 2013: 85-188 yang berkaitan dengan emosi seseorang dalam mersakan apa yang terjadi di sekitarnya. Moral feeling sesuai dengan tahap ngrasa sebagaimana yang diungkapkan oleh K.H. Dewantara Dwi Siswoyo, 2012: 124. Sehingga ketika siswa melihat guru dan karyawan melaksanakan ibadah sholat dhuha dan zuhur berjamaah secara langsung, maka akan membuat siswa untuk tergerak hatinya ikut melaksanakan ibadah sholat berjamaah.

d. Pengkondisian Lingkungan

Berdasarkan hasil penelitian bentuk pengkondisian lingkungan yang ada di sekolah dibagi menjadi dua yaitu bentuk pengkondisian lingkungan di dalam kelas dan bentuk pengkondisian lingkungan di luar kelas. Bentuk pengkondisian lingkungan di dalam kelas yaitu guru memberikan keteladanan sikap dan perilaku yang baik sehingga semua siswa di kelas dapat terkondisikan untuk mencontoh sikap dan perilaku guru. Selain itu, bentuk pengkondisian lingkungan di dalam kelas dengan cara membiasakan siswa untuk mengingatkan temannya jika melakukan kesalahan dan menyediakan pojok perpustakaan di dalam kelas yang diisi dengan buku-buku keagamaan. Sedangkan bentuk pengkondisian lingkungan di luar kelas yaitu dengan menyediakan tempat ibadah yang nyaman yaitu mushola yang setiap hari dalam keadaan bersih, menyediakan alat ibadah yang 194 layak, memasang tulisan dinding yang berisi ajakan mematuhi perintah agama, memajang tulisan tentang tata cara beribadah, serta menyediakan satu buah papan pengumuman untuk menuliskan informasi kepada siswa atau wali murid termasuk jika akan memperingati hari besar keagamaan. Menurut Kemendiknas 2010: 17-18 untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Lingkungan SD Negeri Demakijo 1 telah mencerminkan adanya internalisasi karakter religius dengan menyediakan fasilitas-fasilitas untuk mendukung adanya kegaiatan keagamaan di sekolah. Berikut ini akan dibahas bentuk pengkondisian lingkungan di luar kelas yang guru maupun sekolah lakukan. 1 Menyediakan Tempat Ibadah yang Nyaman SD Negeri Demakijo 1 telah menyediakan tempat ibadah yang nyaman yaitu satu ruang mushola yang setiap hari dalam keadaan bersih. Selain itu, disediakan juga dua tempat wudhu untuk siswa putri yang berada di sebalah dalam dan untuk siswa laki-laki yang berada di sebelah luar. Strategi ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Nurul Zuriah 2011: 87 bahwa sekolah perlu untuk dikondisikan sedemikian rupa, dengan menyediakan sarana fisik untuk ibadah. Sarana fisik yang dimaksud adalah ruang ibadah seperti mushola dan ruang agama bagi siswa yang non muslim. Hal ini senada yang diungkapkan oleh Kemendiknas 2010: 26 salah satu indikator keberhasilan sekolah dalam menanamkan karakter religius adalah memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah. Sehingga SD Negeri Demakijo 195 ini sudah memenuhi indikator sekolah yang berhasil dalam menanamkan karakter religius pada siswa. Dengan menyediakan tempat ibadah yang nyaman bagi siswa dapat mendukung proses tahapan internalisasi karakter religius pada siswa yaitu moral knowing, moral feeling, dan moral action sebagaimana yang diungkapkan oaleh Thomas Lickona 2013: 85-100. Pengkondisian lingkungan dengan menyediakan tempat ibadah yang nyaman dapat mendukung pelaksanaan kegiatan religius yang dilakukan di sekolah. Dengan menyediakan ruang ibadah yang bersih dan rapi akan membuat peserta didik merasa nyaman ketika melaksanakan ibadah. Dengan demikian, hal ini dapat mendukung adanya proses internalisasi karakter religius pada siswa. 2 Menyediakan Alat Ibadah yang Layak Sekolah telah menyediakan alat ibadah yang layak untuk digunakan siswa maupun guru saat melaksanakan ibadah di mushola. Adapun alat-alat ibadah yang ada di dalam mushola meliputi mukena, sarung, sajadah, tasbih, peci, iqra, dan Al- Quran. Strategi ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Nurul Zuriah 2011: 87 bahwa sekolah perlu untuk dikondisikan sedemikian rupa, dengan menyediakan sarana fisik untuk ibadah. Sarana fisik yang dimaksud termasuk juga menyedian alat ibadah yang layak. Ketersedian alat ibadah yang layak ini akan mendukung kegiatan-kegiatan religius yang diadakan di sekolah. dengan menyediakan alat ibadah yang layak bagi siswa dapat mendukung internalisasi karakter religius pada siswa melalui tahapan moral knowing, moral feeling, dan 196 moral action sebagaimana yang diungkapkan oaleh Thomas Lickona 2013: 85- 100. Pengkondisian lingkungan dengan menyediakan alat ibadah yang layak dapat mendukung pelaksanaan kegiatan religius yang dilakukan di sekolah. Dengan menyediakan alat ibadah yang bersih, harum, dan tertata rapi di almari akan mempermudah peserta didik untuk melaksanakan ibadah di sekolah. Sebab perlengkapan ibadah yang dibutuhkan siswa telah tersedia di sekolah. Dengan demikian, hal ini dapat mendukung adanya proses internalisasi karakter religius pada siswa. 3 Memasang Tulisan Dinding yang Berisi Ajakan Mematuhi Perintah Agama Sekolah telah memajang tulisan dinding yang berisi ajakan mematuhi perintah agama di dinding luar kelas dan dinding dalam mushola. Adapun tulisan yang ada di dalam mushola, yaitu: 1 Sebesar Keinsafanmu Sebesar Itu Pula Keburuntunganmu, 2 Agama Itu Adalah Nasehat, dan 3 Agama Islam Itu Tinggi Dan Tidak Ada Yang Melebihi. Sedangkan tulisan yang ada di dinding luar kelas, yaitu: 1 Awali Semua Dengan Doa, 2 Cintailah Saudaramu Seperti Mencintai Diri Sendiri, 3 Tangan Di Atas Lebih Baik Daripada Tangan Di Bawah, dan 4 Sayangi Saudaramu Seperti Kamu Menyayangi Dirimu Sendiri. Strategi ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Nurul Zuriah 2011: 87 bahwa suasana sekolah perlu dikondisikan sedemikian rupa, dengan penyediaan sarana fisik. Memasang tulisan dinding yang berisi ajakan mematuhi perintah agama merupakan salah satu contoh dalam penyedian sarana fisik yang mendukung adanya internalisasi karakter religius pada siswa. 197 Dengan memasang tulisan dinding yang berisi ajakan mematuhi perintah agama, dapat membantu proses internalisasi karakter religius pada siswa yang meliputi tahap moral knowing, moral feeling, dan moral action dapat berjalan dengan baik. Melalui tulisan dinding ini akan menambah pengetahuan agama siswa, sehingga dapat meningkatkan pemahaman agama anak yang pada akhirnya dapat diwujudkannya dalam bentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan agama dalam kehidupan sehari-hari. 4 Memajang Tulisan tentang Tata Cara Beribadah Sekolah telah memajang tulisan tentang tata cara beribadah yang digantung didinding dalam mushola. Tulisan tersebut meliputi: tulisan Asmaul Husna, Ilmu Tajwid, Jenis Bacaan Mad, dan Doa Sholat Dhuha. Strategi ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Nurul Zuriah 2011: 208 dalam matrik penjabaran dan penerapan nilai-nilai budi pekerti taat kepada ajaran agama bentuk pengkondisian lingkungan yang dapat dilakukan adalah memajang gambar sarana lain yang mengenalkan ciri-ciri agama. memajang tulisan tentang tata cara beribadah merupakan salah satu contoh dalam mengenalkan ciri-ciri agama tentang tata cara ibadah. Dengan memajang tulisan tentang tata cara beribadah, dapat membantu proses internalisasi karakter religius pada siswa yang meliputi tahap moral knowing, moral feeling, dan moral action dapat berjalan dengan baik. Melalui tulisan tentang tata cara beribadah akan menambah pengetahuan siswa tentang ibadah, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terkait pelaksanaan ibadah yang benar. Sehingga pada akhirnya pengetahuan dan pemaham tentang 198 tata cara beribadah tersebut dapat diwujudkannya dalam bentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan agama dalam kehidupan sehari-hari. 5 Memajang Pengumuman jika akan Memperingati Hari-Hari Besar Keagamaan Ketika akan memperingati hari besar keagamaan sekolah akan memberikan pengumuman secara langsung dan melalui surat edaran. Selain itu, pengumuman juga akan dituliskan pada papan pengumuman dari white board yang diletakkan di dekat parkiran guru. Sekolah sering memperingati hari besar keagamaan seperti Maulid Nabi dengan mengadakan pengajian di sekolah. Pada hari raya Idul Fitri diadakan kegiatan syawalan dan pada hari raya Idul Adha diadakan kegiatan menyembelih hewan kurban. Strategi ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Nurul Zuriah 2011: 208 dalam matrik penjabaran dan penerapan nilai-nilai budi pekerti taat kepada ajaran agama bentuk pengkondisian lingkungan yang dapat dilakukan adalah memajang pengumuman mengenai memperingati hari-hari besar keagamaan. Melalui strategi ini siswa diharapakan dapat mengenal hari-hari besar keagamaan apa saja yang perlu untuk mereka peringati. Dengan memajang pengumuman mengenai memperingati hari-hari besar keagamaan, dapat membantu proses internalisasi karakter religius pada siswa yang meliputi tahap moral knowing, moral feeling, dan moral action Thomas Lickona, 2013: 85-100 dapat berjalan dengan baik. Melalui pajangan pengumuman jika akan memperingati hari besar keagamaan ini dapat menambah pengetahuan siswa tentang hari-hari besar keagamaan, sehingga dapat siswa dapat 199 memahami bentuk peringatan hari besar keagamaan yang nantinya dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Faktor Penghambat Internalisasi Karakter Religius melalui Kegiatan