Internalisasi Karakter Religius melalui Pengintegrasan dalam Mata

201 ajaran agama pun akan ditiru oleh siswa. Dengan demikian masyarakat juga berperan penting dalam mendukung internalisasi karakter religius pada anak.

f. Internalisasi Karakter Religius melalui Pengintegrasan dalam Mata

Pelajaran Internalisasi karakter religius melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran dilakukan guru supaya siswa mengenal nilai-nilai karakter religius dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui proses pembelajaran. Adapun dari hasil penelitian pengintegrasian dalam mata pelajaran dilakukan guru dengan mencantumkan karakter religius di dalam silabus dan RPP. Selain karakter religius di dalam silabus dan RPP juga tercantum karakter-karakter yang lainnya. Karater religius juga dimasukkan disetiap kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Strategi internalisasi karakter religius melalui pengintegrasaian dalam mata pelajaran sesuai dengan teori yang diungkapakan oleh Kemendiknas. Kemndiknas 2010: 18 mengungkapkan bahwa pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karkater bangsa diintergrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. 1 Karakter Religius Tertulis dalam Silabus Guru melakukan internalisasi karakter religius melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran dengan mencantumkan karakter religius di dalam silabus pembelajaran. Di setiap mata pelajaran telah tertuliskan karakter religius di dalamnya. Selain karakter religius, guru juga mencantumkan beberapa karakter bangsa yang ikut dituliskan dalam silabus pembelajaran. 202 Pada tahap ini siswa mencapai tahap internalisasi karakter religius moral knowing yaitu memahamkan pengetahuan sebagaimana yang diungkapkan oleh Thomas Lickona 2013: 85-100 bahwa ada tiga tahap dalam internalisasi karakter yaitu moral knowing, moral feeling, dan moral action. Moral knowing ini sesuai dengan tahap ngerti mengetahui pada tahap internalisasi karkater religius yang disampaikan oleh K.H. Dewantara Dwi Sisworo, 2012: 124. Tahap ngerti ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang apa yang dipelajariya. Karakter religius yang telah dicantumkan di dalam silabus kemudian guru turun ke dalam RPP. Guru menentukan materi-mataeri pelajaran yang dapat diakitkan dengan nilai religius. Sehingga siswa akan mengatahu pengetahuan-pengetahuan tentang nilai agama yang harus mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2 Karakter Religius Tertulis dalam RPP Karakter religius sudah guru cantumkan di dalam RPP melalui point pendidikan budaya dan karkater bangsa. Selain karakter religius, guru juga mencantumkan beberapa karakter bangsa lainnya dalam RPP. Guru mengaitkan karkater religius ke dalam kompetensi-kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Pada tahap ini guru telah melalui tahap internalisasi karakter religius moral knowing yaitu memahamkan pengetahuan sebagaimana yang diungkapakn oleh Thomas Lickona 2013: 85-100 bahwa ada tiga tahap dalam internalisasi karakter yaitu moral knowing, moral feeling, dan moral action. Moral knowing ini sesuai dengan tahap ngerti mengetahui pada tahap internalisasi karkater religius yang 203 disampaikan oleh K.H. Dewantara Dwi Siswoyo, 2012: 124. Tahap ngerti ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang apa yang dipelajariya. Karakter religius yang telah dicantumkan di dalam RPP kemudian diimplementasikan ke dalam kegiatan pembelajaran. 3 Karakter Religius ada dalam Kegiatan Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan guru menyisipkan karakter religius ke dalam kegiatan awal seperti pertama, pemberian salam. Di setiap awal pembelajaran guru selalu mengucapkan salam pada siswa. Kedua mengajak siswa berdoa, pada awal jam pelajaran pertama siswa diminta untuk membaca doa sebelum belajar dan dilanjutkan dengan membaca arti dari doa tersebut. Di setiap awal pergantian jam pelajaran siswa bersama guru akan mengucapkan bacaan basmallah. Ketiga menanyakan kabar siswa, guru mengajak siswa untuk mengungkapkan syukur atas keadaannya dengan mengucapkan alhamdullilah. Keempat melakukan presensi kehadiran siswa, ketika ada siswa yang tidak berangkat karena sakit guru pun mengajak siswa untuk dapat mendoakan temannya tersebut supaya segera sembuh dan dapat segera masuk sekolah. Kelima memberikan motivasi, pada kegiatan pendahuluan tidak jarang guru juga memberikan motivasi pada siswa. Pemberian motivasi ini berupa memberikan nasehat pada siswa, seperti halnya ketika penelitian berlangsung ditemukan bahwa saat siswa memberikan kejutan ulang tahun pada wali kelasnya guru memberi nasehat pada siswa bahwa ulang tahun itu yang penting adalah ungkapan syukur atas umur yang panjang, bukan perayaannya. Mengingatkan siswa saat istrahat untuk makan dan minum sambil duduk dan dengan tangan kanan. Bertanya pada siswa siapakah yang sudah 204 melaksanakan sholat subuh. Keenam yaitu melakukan apersepsi, ketika melakukan apersepsi guru selalu mengaitkan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa dengan ajaran agama. Seperti saat pelajaran IPA, guru mengajak siswa untuk mensyukuri berbagai jenis energi yang telah Allah berikan. Pada pelajaran PKn, supaya harga diri tinggi maka harus menudukkan kepala ketika berdoa. Di dalam kegiatan pendahulan, guru telah mencapai unsur yang kedua, ketiga, keempat, dan kelima dalam mengembangkan religius anak sebagaimana yang diungkapkan oleh Stark dan Glock Mohamad Mustari, 2014: 3-4. Unsur yang kedua yaitu melatih ibadat ditunjukkan dengan kegiatan berdoa sebelum belajar yang dilanjutkan dengan membaca artinya. Unsur yang ketiga yaitu memahamkan pengetahuan agama ditunjukkan pada kegiatan apersepsi yang guru lakukan dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari siswa dengan berbgai segi dalam agama. Unsur yang keempat yaitu pengalaman agama ditunjukkan dengan mengajak siswa untuk memiliki rasa empati ketika ada temannya yang tidak masuk sekolah karena sakit. Unsur yang kelima yaitu aktualisasi dari doktrin agama yang dihayati oleh seseorang yang berupa sikap, ucapan dan perilaku atau tindakan. Unsur kelima ditunjukkan ketika siswa mensyukuri keadaannya yang sehat dengan mengucapkan alhamdulilah. Pada tahap internalisasi karakter religius kegiatan pendahulan ini melalui tahap moral knowing, moral feeling, dan moral action sebagaimana yang diungkapkan oleh Thomas Lickona 2013: 85-100. Tahap moral knowing, moral feeling, dan moral action ini sesuai dengan tahap internalisasi karakter religius yang disampaikan oleh K.H. Dewantara Dwi Siswoyo, 2012: 124 yaitu ngerti 205 mengerti, ngrasa memahami, dan nglakoni melakukan. Tahap ngerti ditunjukkan dengan siswa mengetahui sikap dan perilaku yang boleh atau tidak boleh anak lakukan karena tidak sesuai dengan ajaran agama. Ngrasa ditunjukkan dengan mengasah empati siswa ketika ada teman yang tidak masuk sekolah karena sakit. Nglakoni ditunjukkan dengan mengajak siswa untuk mendoakan teman jika tidak masuk sekolah karena sakit atau sedang terkena musibah dan mengajak siswa untuk mensyukuri atas kondisinya yang sehat dengan mengucapkan alhamdulliah. 4 Karakter Religius ada dalam Kegiatan Inti Pada kegiatan inti guru mengaitkan karakter religius dengan kompetensi- kompetensi dasar dan indikator pada materi pelajaran. Dalam kegiatan inti guru mendesain suatu kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan karakter religius siswa seperti membentuk kelompok diskusi untuk melatih siswa menghargai setiap pendapat anggota kelompoknya yang merupakan bentuk dari toleransi. Pada kegiatan inti guru menyisipkan karakter religius ketika menjelaskan materi pelajaran kepada siswa. Pengintegrasian karakter religius dalam kegiatan inti ada pada mata pelajaran PKn, IPS, IPA, dan Pendidikan Agama Islam. Bentuk pengintegrasian yaitu ketika menyampaikan materi guru menyisipkan pesan-pesan moral yang bernuansa religius ke dalam pokok bahasan. Selain itu, guru juga mengaitkan materi pelajaran dengan kegiatan-kegiatan religius siswa yang dilakukannya dikehidupan sehari-hari. Contoh pengintegrasian dalam setiap mata pelajaran, yaitu: 1 PKn, dengan mengaitkan materi harga diri dengan sikap yang baik saat 206 berdoa. Guru memberi pesan supaya harga diri siswa tinggi dimata Allah, maka siswa harus menundukkan kepala ketika berdoa, 2 IPS, dengan mengaitkan materi jenis-jenis pekerjaan dengan rasa syukur atas pekerjaan orang tuanya, 3 IPA, dengan mengaitkan materi sumber energi dengan rasa bersyukur atas penciptaan sumber energi oleh Allah. Mengaitkan materi cara menghemat energi dengan sikap hemat menggunkan air sebagaimana rasullah hanya wudhu dengan segayung air, dan 4 Pendidikan Agama Islam, dengan mengaitkan materi tata cara membaca dan menulis surat Al-Quran dengan membaca dan menulis surat Al-Lahab. Dalam kegiatan inti guru menceritakan beberapa kisah pendek para Nabi. Melalui kisah Nabi yang guru ceritakan ini, siswa dapat termotivasi untuk memcontoh sikap dan perilaku para Nabi . Pemberian keteladanan ini melalui kisah Nabi Muhammad SAW yang tetap melaksanakan ibadah sholat subuh walaupun dalam keadaan yang gelap serta bagaimana Nabi berwudhu hanya dengan segayung air. Pemberian keteladanan melalui cerita sangat sesuai dengan perkembangan religius siswa yang dinyatakan oleh James W. Fowler Paulus Dwi Hardianto, 2014: 19-20 bahwa anak usia 7-12 tahun memasuki pada tahap iman mitis –literal yaitu anak sudah mulai dapat menangkap makna cerita-cerita dan kepercayaan. Makna kehidupan tersebut mulai anak-anak temukan dalam cerita- cerita atau dongeng keagamaan. Pada kegiatan inti ini guru mencapai unsur yang ketiga dalam mengembangakan religius anak sebagaimana yang diungkapkan oleh Stark dan Glock Mohamad Mustari, 2014: 4 yaitu memahamakan pengetahuan agama. 207 Sedangkan tahap internalisasi karakter religius yang dicapai siswa baru tahap moral knowing Thomas Lickona, 2013: 85-100. Pada tahap moral knowing peserta didik baru mengetahui sikap dan perilaku yang baik sesuai dengan agama dari penjelasan yang guru berikan. Siswa baru mengetahui bahwa perbuatan yang baik itu seperti apa dan perbuatan yang buruk itu seperti apa. Sehingga siswa belum sampai pada sikap siswa yang setuju atau tidak seteju dengan perbuatan baik tersebut serta belum sampai pada perwujudan perilaku siswa yang tampak. 5 Karakter Religius ada dalam Kegiatan Penutup Adapun pada kegiatan penutup guru menyisipkan karakter religius dengan cara memberikan soal evaluasi kepada siswa. Ketika mengerjakan soal evaluasi guru akan selalu mengingatkan siswa supaya mengerjakan dengan jujur. Selain itu karakter religius juga dapat dilihat pada setiap akhir pergantian jam pelajaran dengan mengajak siswa membaca hamdallah, mengucapkan salam, memberi motivasi dengan memberi nasehat agar rajin sholat lima waktu, memotong kuku pada hari Jumat, membantu orang tua. Sebelum pulang sekolah siswa dibiasakan membaca doa agar diberi petunjuk yang baik dan buruk dan doa kafaratul majelis. Pada kegiatan penutup guru telah mencapai unsur yang kedua yaitu melatih ibadat, dan unsur yang ketiga yaitu memahamkan pengetahuan agama dalam mengembangkan religius anak sebagaimana yang diungkapkan oleh Strak dan Glock Mohamad Mustari, 2014: 3-4. Tahap internalisasi karakter religius yang dicapai siswa dapamap dari upaya yang guru lakukan yaitu moral knowing dan moral action Thomas Likcona, 208 2013: 85-100. Tahap moral knowing sesuai dengan tahap ngerti dan tahap moral action sesuai dengan tahap nglakoni yang diungkapkan K.H. Dewantara Dwi Siswoyo: 2012: 124. Pada tahap moral knowing anak mengetahui sikap dan perilaku yang baik sesuai dengan agama dari nasehat yang guru berikan. Tahap moral action ditunjukkan melalui kegiatan mengucapkan salam setiap selesai pelajaran. Unsur yang kedua melatih ibadat ditunjukkan dengan kegiatan membiasakan siswa berdoa sesudah pelajaran. Unsur yang ketiga yaitu memahamkan pengetahuan agama ditunjukkan dengan kegiatan guru memberikan nasehat pada siswa. Tahap moral knowing ini siswa baru mengetahui perbuatan yang harus mereka lakukan, yang didapatkan dari nasehat guru. Tahap moral action ditunjukkan dengan siswa berdoa sebeleum pulang sekolah dengan khusyuk, mengucakan salam ketika berpamitan dengan guru sambil bersalaman.

g. Hambatan Internalisasi Karakter Religius melalui Penginetgrasian dalam