63
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi Sugiyono, 2011: 145 observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi dilakukan peneliti untuk mengamati segala bentuk
perilaku-perilaku, kegiatan, dan gejala-gejala yang dilakukan oleh sumber data. Penelitian ini menggunakan observasi non partisipan karena peneliti tidak
terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat yang independen. Peneliti akan mencatat, menganalisis dan selanjutnya membuat kesimpulan tentang internalisasi
karakter religius di SD Negeri Demakijo 1. Sedangkan dari segi instrumentasi yang digunakan, penelitian ini menggunakan observasi terstruktur, karena
sebelum melakukan observasi peneliti telah merancang secara sistematis terkait apa yang akan diamati, siapa yang menjadi informan, kapan pelaksanaannya dan
tempat pengamatan yang semuanya terangkum dalam pedoman observasi. Sebelum melakukan observasi, peneliti membuat pedoman observasi sebagai
acuan agar proses observasi tetap fokus dan tidak keluar dari konteks yang menjadi tujuan utama peneliti yaitu mendeskripsikan internalisasi karakter religius
di SD Negeri Demakijo 1 dan hambatan dalam internalisasi karakter religius tersebut.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas
64 pertanyaan itu Lexy J. Moleong, 2011: 186. Peneliti menggunakan wawancara
semiterstruktur supaya informan lebih terbuka ketika dimintai jawaban. Ketika melakukan wawancara peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang
dikemukakan oleh informan. Kegiatan wawancara di SD Negeri Demakijo 1 dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi daftar
pertanyaan. Pedoman wawancara dibuat agar pertanyaan yang diajukan lebih fokus. Pedoman wawancara dibuat terkait macam karakter religius yang
diinternalisasikan, strategi internalisasi karakter religius melalui pengembangan diri, integrasi mata pelajaran, dan budaya sekolah serta faktor-faktor yang menjadi
penghambatnya. Setiap informan akan diberikan pertanyaan yang sama. Sehingga akan ditemukan informasi secara lebih terbuka, dan terwawancara dapat diajak
mengungkapakan ide dan pendapatnya.
3. Dokumentasi