Strategi Budaya Sekolah KESIMPULAN DAN SARAN

357 karena itu dosa.

D. Strategi Budaya Sekolah

No. Pertanyaan Sumber Jawaban Reduksi Kesimpulan 1. Apakah kamu mau mematuhi tata krama siswa? Ol “Iya.” Siswa mau mematuhi tata krama siswa. Siswa mau mematuhi tata krama siswa. Na “Iya.” Siswa mau mematuhi tata krama siswa. Key “Mematuhi.” Siswa mau mematuhi tata krama siswa. Vau “Mematuhi.” Siswa mau mematuhi tata krama siswa. 2. Apakah kamu senang mengikuti kegiatan yang secara rutin diadakan oleh guru di kelas? berdoa, masuk kelas harus dengan kaki kanan, dan mengucap basmallah? Ol “Senang.” Siswa merasa senang. Siswa merasa senang mengikuti kegiatan rutin yang diadakan oleh guru di kelas. Na “Senang.” Siswa merasa senang. Key “Senang.” Siswa merasa senang. Vau “Senang.” Siswa merasa senang. 3. Apakah kamu senang mengikuti kegiatan keagamaan yang secara rutin diadakan sekolah? bersalaman sambil ucap salam ketika tiba di sekolah, memperingati perayaan hari raya idul adha, dll Ol “Senang.” Siswa merasa senang. Siswa merasa senang mengikuti kegiatan rutin yang diadakan sekolah. Na “Iya, supaya dapat pahala dan disenangi guru.” Siswa merasa senang dan ia ingin supaya mendapat pahala Key “Senang.” Siswa merasa senang. Vau “Senang.” Siswa merasa senang. 4. Apakah kamu senang mengikuti ekstrakulikuler BTA? Ol “Senang.” Siswa merasa senang. Siswa merasa senang mengikuti ekstrakulikuler BTA di sekolah. Na “Iya.” Siswa merasa senang. Key “Senang.” Siswa merasa senang. Vau “Senang.” Siswa merasa senang. 358 Lampiran 9. Triangulasi Sumber dan Cross Chek Hasil Wawancara TRIANGULASI SUMBER DAN CROSS CHEK HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH, GURU, DAN SISWA MENGENAI INTERNALISASI KARAKTER RELIGIUS DI SD NEGERI DEMAKIJO 1 No. Indikator Kepala Sekolah Guru Siswa Kesimpulan 1. d. Sikap dan perilaku siswa yang patuh dalam melaksanakan ajaran agamanya. Menurut Kepala Sekolah macam karakter religius yang diinternalisasikan adalah pembiasaan sholat dhuha dan sholat zuhur, memperingati setiap hari besar agama, pemberian bantuan kepada korban bencana, anak yang sedang sakit, pemberian bantuan pada keluarga siswa yang meninggal, tadarus setiap hari Jumat, serta membaca doa sebelum dan sesudah pelajaran. Karakter religius yang diinternalisasikan adalah rajin ibadah, ibadah tepat waktu, infaq, tadarus, pengajian, pakaian yang menutup aurat, sholat wajib, sholat dhuha, TPA, pemberian bantuan pada korban bencana, mengucapkan salam ketika bersalaman dengan bapak ibu guru, masuk kelas dengan kaki kanan dan mengucapkan basmallah sebelumnya dengan bersalaman sambil ucapkan salam, tata cara makan yang benar, bersikap sopan dengan orang lain dan orang tua, membiasakan siswa perempuan tidak menyentuh siswa laki-laki dan sebaliknya karena bukan mahromnya. Siswa mengikuti sholat dhuha berjamaah. Ketika sholat dhuha beberapa siswa ada yang sudah tenang, tapi ada juga yang masih ramai sendiri. Macam karakter religius yang diinternalisasikan adalah 1 sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan agamanya melalui pembiasaan ibadah sholat dhuha dan zuhur berjamaah, infaq, tadarus setiap hari Jumat, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, memperingati setiap hari besar agama, sedekah, pengajian, mengenakan pakaian yang menutup aurat, TPA, bersalaman sambil mengucapkan salam, masuk kelas dengan kaki kanan sambil mengucapkan basmallah, makan dengan cara yang benar, bersikap sopan dengan orang lain, 2 toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dengan membiasakan anak menunggu e. Toleransi siswa terhadap pelaksanaan - - Ketika ada teman yang berbeda agama sedang beribadah sikap siswa ialah 359 ibadah agama lain. menunggunya dan menghomatinya. dan menghormati siswa lain yang sedang beribadah walaupun berbeda agam, dan 3 Siswa hidup rukun dengan pemeluk agama lain dengan tidak membeda-bedakan teman dan saling menolong dalam kebaikan. f. Siswa hidup rukun dengan pemeluk agama lain. - - Sikap siswa ketika di dalam kelasnya terdapat siswa yang berbeda agama dengannya adalah mengormatinya, tidak membeda-bedakan dalam berteman, serta menolongnya jika sedang dalam kesulitan. 2. e. Kegiatan rutin sekolah Kegiatan yang secara rutin dilaksanakan adalah pembiasaan 5 S, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, pelaksanaan sholat dhuha dan zuhur sesuai jadwal dan TPA. Kegiatan yang rutin dilaksanakan adalah infaq setiap hari Senin, tadarus setiap hari Jumat saat tadarus kadang-kadang guru menjelaskan arti dari surat yang dibaca, sholat dhuha berjamaah, sholat zuhur berjamaah bagi kelas tinggi setiap hari Senin dan Rabu selesai sholat anak-anak dibimbing untuk berdzikir sebanyak 11 kali yang terdiri dari tiga bacaan dzikir, berjabat tangan sambil mengucapkan salam, masuk kelas dengan kaki kanan sambil mengucapkan basmallah, berdoa sebelum mulai pelajaran beserta artinya supaya siswa dapat Kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan siswa di sekolah adalah berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, sholat dhuha, dan TPA. Kegiatan rutin sekolah yaitu berdoa sebelum pelajaran beserta artinya supaya siswa memahami apa yang dibaca, berdoa sesudah pelajaran, setiap pergantian jam pelajaran mengucapkan basmallah, selesai pergantian jam mengucapkan hamdallah, sholat dhuha, sholat zuhur berjamaah bagi kelas tinggi sesuai jadwal, berzdikir setelah sholat zuhur, TPA, infaq setiap hari Senin, tadarus setiap hari Jumat, bersalaman sambil mengucapkan salam, masuk kelas dengan kaki kanan 360 memahami apa yang dibacanya dan dapat mengena dalam hati siswa, berdoa sebelum pulang sekolah, setiap pergantian jam pelajaran mengucapkan salam dan basmallah, jika selesai pergantian jam pelajaran dan akan istirahat membaca hamdallah, ekstrakulikuler TPA bagi kelas rendah. sambil mengucapkan basmallah. f. Kegiatan spontan Hal spontan yang akan dilakukan Kepala Sekolah ketika menjumpai siswa yang melakukan kesalahan yaitu memanggil anak yang bersangkutan kemudian dinasehati. Jika membutuhkan konsultasi dengan orang tuanya akan dipanggilkan orang tuanya. Hukuman lain yang biasa diberikan dengan meminta siswa mengumpulkan sampah sesuai jumlah yang ditentukan. Kegiatan spontan yang dilakukan oleh bapak ibu guru ketika menjumpai siswa yang melakukan kesalahan adalah dengan memberinya nasehat, menegur secara langsung, memintanya untuk mengambil sampah dengan jumlah yang sudah ditentukan, tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran, memberi tugas tambahan dan memintanya mengucapkan istighfar ketika mengucapkan kata-kata kotor. Menurut siswa, ketika ada siswa yang tidak ikut atau terlambat mengikti ibadah sholat berjamaah dan mengaji guru akan menasehatinya, menegurnya atau memperingatkan, dan diminta untuk mengulang sholat sendiri. Kegiatan spontan yang dilakukan guru yaitu memberikan nasehat, menegur secara langsung, memberi hukuman untuk mengambil sampah, siswa tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran, diberikan tugas tambahan, meminta siswa mengucapkan istighfar ketika berkata kotor, dan diminta untuk mengulang sholat sendiri saat ramai waktu sholat. g. Pemberian keteladanan Kepala Sekolah memberikan teladan dengan menerapkan 5 S, menjadi imam sholat dan memimpin ketika berdzikir Bentuk keteladanan yang diberikan bapak ibu guru melalui membacakan kisah-kisah nabi, datang ke sekolah tepat waktu, Ketika siswa sedang melakukan sholat berjamaah atau mengaji bapak ibu guru akan ikut melaksanakan Pemberian keteladanan yang dilakukan guru yaitu mengikuti sholat dhuha dan zuhur, berdoa selesai sholat, berpakaiakan 361 selesai sholat, berpakian rapi. menggunakan pakaian yang menutup aurat, mengikuti sholat dhuha dan zuhur, memberi salam saat masuk kelas dan diawal pelajaran, masuk kelas dengan kaki kanan sambil mengucapkan bismillah, mengucapkan kata-kata yang baik, dan makan minum dengan cara yang benar. sholat dan mengaji atau tadarus. Menurut siswa ketika sedang menjelaskan materi pelajaran guru pernah menceritakan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. rapi, membacakan kisah-kisah nabi, tidak terlambat, mengucapkan salam saat masuk kelas dan diawal pelajaran, masuk kelas dengan kaki kanan sambil mngucapkan bismillah, menucapkan kata- kata yang baik, makan minum dengan cara yang benar, ikut tadarus. h. Pengkondisian lingkungan Bentuk pengkondisian lingkungan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah supaya karakter religius terinternalisasikan yaitu dengan memajang tulisan bertemakan keagamaan di dinding dalam sekolah. Bentuk pengkondisian lingkungan kelas dan sekolah yaitu membuat siswa tenang sebelum berdoa dan saat tadarus, membisakan siswa untuk mengingatkan temannya jika berbuat kesalahan, memajang tata cara sholat, di dalam kelas terdapat pojok perpus yang berisi salah satunya buku-buku agama, dan juz amma, memajang tulisan bertema keagamaan di lingkungan sekolah. Alat ibadah yang ada di dalam mushola yang dapat digunakan siswa untuk beribadah adalah sajadah, mukena, sarung, peci, Al- Quran, dan tasbih. Pengkondisian lingkungan yang dilakukan adalah dengan memajang tulisan bertemakan keagamaan di dinding luar kelas, memajang tata cara sholat, membiasakan anak tenang sebelum beribadah, siswa diminta mengingatkan temannya jika melakukan kesalahan, mengadakan pojok perpustakaan di dalam kelas yang diisi dengan buku-buku agama, dan juz amma, menyediakan mushola yang nyaman, dan alat ibadah yang layak yaitu sajadah, mukena, sarung, peci, tasbih, dan Al- Quran. 362 3. Faktor penghambat melalui program pengembangan diri Kepala Sekolah tidak menemukan hambatan dalam menginternalisasikan karakter religius melalui program pengembangan diri. Hambatan dalam program pengembangan diri yaitu kurangnya dukungan dari orang tua siswa dan lingkungan sekitar siswa yang tidak baik. Ketika siswa di sekolah telah diajari hal- hal yang baik, namun ketika di rumah orang tua tidak mampu memberi contoh yang baik maka karakter religius pada siswa akan sulit berkembang. Selain itu, kesadaran siswa yang rendah dalam menerapkan karakter religius dalam kehidupan sehari- harinya. - Hambatan melalui program pengembangan diri yaitu kurangnya dukungan orang tua, pengaruh lingkungan siswa yang kurang baik, dan kesadaran siswa yang rendah dalam menerapkan karakter religius dalam kehidupan sehari-hari. 4. c. Karakter religius tercantum dalam silabus Bapak Ibu guru sudah memuatkan karakater religius dalam setiap pembuatan silabus dan RPP. Dalam membuat silabus dan RPP guru sudah sebagian besar memuatkan karakter religius di dalamnya. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA menurut guru mempunyai porsi yang lebih banyak dalam memuatkan karakter religius dibandingkan pelajaran yang lain. - Dalam pembuatan RPP dan silabus guru sudah memuatkan karakter religius. Menurut guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA mempunyai porsi yang lebih banyak dalam memuatkan karakter religius dibandingkan pelajaran yan lain. d. Karakter religius tercantum dalam RPP Karakter religius ada dalam kegiatan pembelajaran, meliputi: Cara untuk menginternalisasikan karakter religius selama proses pembelajaran dengan menarik Cara menginternalisasikan karakter religius selama proses pembelajaran yaitu dengan membiasakan anak mengucapkan - Cara menginternalisasikan karakter religius dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan menarik perhatian 363 4 Kegiatan Pendahuluan 5 Kegiatan Inti 6 Kegiatan Penutup perhatian siswa melalui permainan ataupun nyanyian serta tanya jawab. salam di awal pembelajaran, menanyakan kabar siswa serta mengaitkan karakter religius dengan kompetensi-kompetensi dasar dalam materi pelajaran dan kehidupan sehari-hari siswa. siswa melalui permainan, nyanyian, membiasakan anak mengucapkan salam di awal pembelajaran, bertanya kabar siswa, dan mengaitkan karakter religius dengan kompetensi- kompetensi dasar dalam materi pelajaran dan kehidupan sehari-hari siswa. 5. Faktor penghambat melalui integrasi dalam mata pelajaran Tidak ditemukan data selama proses wawancara. Hambatan internalisasi karakter religius melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran yaitu waktu yang kurang, kurangnya dorongan orang tua di rumah, serta perlu adanya kehatian-hatian guru dalam menyampaikan materi sebab adanya perbedaan agama siswa dalam satu kelas. - Faktor penghambat melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran yaitu waktu yang kurang, dorongan orang tua, dan adanya perbedaan agama dalam satu kelas menuntut guru berhati-hati dalam menyampaikan materi pelajaran. 6. c. Internalisasi karakter religius ada dalam aturan sekolah. Tidak ditemukan data saat wawancara. Internalisasi karakter religius dalam aturan sekolah yaitu sholat berjamaah, tadarus setiap hari Jumat, sholat dhuha, berdoa sebelum belajar, bagi siswa perempuan yang beragama muslim setiap hari Rabu dan Kamis diwajibkan menggunkan jilbab, dan tercantum dalam tata krama siswa. Tata tertib kelas atau sekolah yang mengatur pelaksanaan sholat dhuha atau zuhur yaitu semua siswa wajib mengikuti sholat, saat sholat harus tenang dan tertib. Sebelum sholat berwudhu dahulu, membaca doa dalam hati, serta membaca doa sholat Internalisasi karakter religius dalam aturan sekolah yaitu aturan siswa wajib mengikuti sholat dhuha dan zuhur berjamaah, selesai sholat dhuha membaca doa sholat dhuha, tadarus setiap hari Jumat, berdoa sebelum belajar, dan setiap hari Rabu dan Kamis siswa yang beragama muslim 364 dhuha. wajib menggunkan jilbab. d. Internalisasi karakter religius di dalam kelas, sekolah dan luar sekolah Bentuk budaya sekolah yang mencerminkan adanya karakter religius adalah budaya berpakaian yang rapi. Walaupun tidak diwajibkan berjilbab hampir 100 persen siswa yang beragama muslim mengenakan jilbab, dan tadarus. Sedangkan budaya kelas yaitu pembiasaan berdoa sebelum belajar beserta artinya supaya dapat dihayati oleh siswa, doa sebelum pulang sekolah yaitu doa tafaratul majelis dan doa untuk mohon ditunjukkan baik dan buruk. Setiap tahun sekolah mengikuti perlombaan MTQ. Peserta lomba diambil dari kelas berapa pun, hanya cabang lomba CCA saja yang pesertanya siswa kelas VI. Budaya sekolah yang mencerminkan adanya internalisasi karakter religius yaitu saat bulan ramdhan diadakan kegiatan buka bersama, pesantren kilat tarawih, pengisian buku kegiatan ramadhan, dan berzakat fitrah. Adanya kegiatan syawalan antara siswa, guru, dan karyawan sekolah. Saat Idul Adha dilakukan penyembelihan hewan kurban. Dan diadakannya pengajian untuk memperingati Maulid Nabi. Selain itu, pembiasaan sholat dhuha secara bergiliran. Setiap hari ada dua kelas yang melaksanakan ibadah sholat dhuha, sholat zuhur berjamaah untuk kelas tinggi setiap hari Senin dan Rabu, bersalaman sambil mengucapkan salam. Adapun budaya kelas yang mencerminkan adanya internalisasi karakter religius yaitu puasa sunnah, mengucapakan salam, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. Saat berdoa Ketika ada peringatan hari besar keagamaan, di sekolah diadakan kegiatan pengajian, bersedekah, saat Idul Fitri terdapat kegiatan syawalan, dan saat Idul Adha menyembelih hewan korban. Lomba keagamaan yang pernah diikuti siswa adalah lomba saat wisuda akbar TPA, lomba membaca Al-Quran, lomba sholat, dan lomba wudhu. Internalisasi karakter religius melalui budaya sekolah yaitu membiasakan berpakaian rapi, tadarus, sholat dhuha, sholat zuhur bagi kelas tinggi setiap hari Senin dan Rabu, mengucapkan salam ketika bersalaman, melakukan kegiatan selama bulan ramadhan seperti: buka bersama, pesantren kilat, pengisian buku kegiatan ramadhan, zakat fitrah, dan syawalan pada hari raya Idul Fitri, memperingati Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban, mengadakan pengajian waktu memperingati Maulid Nabi. Melalui budaya kelas yaitu dengan membiasakan untuk berdoa sebelum belajar beserta artinya, berdoa sebelum pulang yaitu doa supaya ditunjukkan yang baik dan buruk dan doa penutup majelis, saat berdoa yang beragama muslim disuarakan sedangkan 365 yang beragama islam mengucapkan doa sebelum belajar beserta artinya dengan menyuarakan suaranya. Sedangkan yang beragama non muslim menundukkan kepala dan berdoa sesuai dengan agamanya. Sekolah setiap tahunnya secara rutin mengikuti lomba MTQ. Siswa yang diikutkan diseleksi terlebih dahulu oleh sekolah. Kemudian ajukan lomba ditingkat gugus terlebih dahulu. Jika juara makan dilanjutkan di tingkat kecamatan, kabupaten, dan provinsi. yang non muslim dibatin, dan mengucapkan salam. Budaya luar sekolah yaitu mengikuti lomba MTQ setiap tahun, dan TPA. 7. Faktor penghambat melalui budaya sekolah Hambatan yang ditemukan menurut Kepala Sekolah dalam intenalisasi karakter religius melalui budaya sekolah adalah masalah dana yang terbatas dan sulit mencari peserta lomba MTQ yang memiliki kemampuan untuk mengikuti lomba. Adapun hambatan internalisasi karakter religius yang dirasakan guru melalui budaya sekolah yaitu waktu yang kurang, karena status sekolah yang negeri membuat porsi untuk kegiatan keagamaannya terbatas. Selain itu pengaruh lingkungan anak dan dukungan orang tua di rumah yang kurang baik. Jika dari segi siswa adalah kesadaraan siswa sendiri yang rendah. Ketika - Faktor penghambat melalui budaya sekolah yaitu keterbatasan dana untuk mengikuti lomba, sulitnya mencari peserta lomba MTQ, keterbatasan waktu melakukan kegiatan keagamaan karena status sekolah negeri, dan kurangnya dukungan orang tua serta lingkungan siswa yang tidak baik. 366 mencari peserta untuk lomba seni baca Al-Quran guru kesulitan menemukannya. Terutama untuk siswa laki-laki yang memiliki bakat seni baca Al-Quran yang bagus. 367 Lampiran 10. Triangulasi Teknik Data Hasil Penelitian TRIANGULASI TEKNIK DATA HASIL PENELITIAN INTERNALISASI KARAKTER RELIGIUS DI SD NEGERI DEMAKIJO 1 No. Aspek Indikator Sub Indikator Wawancara Observasi Dokumentasi Kesimpulan 1. Macam karekter religius yang diinternalisa sikan Sikap dan perilaku siswa yang patuh dalam melaksanakan ajaran agamnya a. Siswa dibiasakan melaksanakan ibadah sholat dhuha berjamaah. Siswa dibiasakan sholat dhuha sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Pelaksanaan sholat dhuha dilakukan disetiap kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 1. Senin: VI A-B 2. Selasa: V A-B 3. Rabu: IV A-B 4. Kamis: III A-B 5. Jumat: II A-B 6. Sabtu: I A-B Ada dokumentasi jadwal pelaksanaan sholat dhuha berjamaah. Data dinyatakan valid. b. Siswa dibiasakan melaksanakan ibadah sholat zuhur berajamaah. Siswa dibiasakan sholat zuhur berjamaah di mushola sekolah setiap hari Senin dan Rabu karena bertepatan dengan jadwal les kelas tinggi. Ibadah sholat zuhur dilaksanakan oleh kelas tinggi yaitu kelas IV, V, dan VI setiap hari Senin dan Rabu. Pelaksanaan sholat zuhur dilakukan secara bergiliran dengan diimami oleh satu guru laki-laki. Selesai sholat siswa dibimbing untuk berdoa dan berzikir sebanyak 11 kali yang Ada dokumentasi jadwal pelaksanaan sholat zuhur berjamaah. Data dinyatakan valid. 368 terdiri dari tiga bacaan dzikir. c. Siswa diajak untuk memberikan infaq. Kegiatan infaq pada semester ini dihentikan sementara. Karena ada issu bahwa infaq termasuk kataegori pungli. Selama observasi dilakukan tidak ditemukan kegiatan berinfaq. Tidak ada dokumentasi. Data dinyatakan tidak valid, karena pelaksanaan kegiatan berinfaq hanya didapat dari hasil wawancara. Kegiatan infaq sementara ini dihentikan, karena ada issu yang menyatakan bahwa infaq termasuk kategori pungli. Tolerasni siswa terhadap pelaksanaan ibadah agama lain a. Siswa dibiasakan untuk tidak mengganggu teman yang berbeda agama ketika sedang beribadah. Ketika ada teman yang berbeda dengannya sedang beribadah siswa akan menunggunya dan tidak mengganggunya. Ketika ada siswa yang sedang melaksanakan ibadah sholat dhuha atau zuhur di mushola, siswa lain yang tidak melaksanakan tidak mengganggunya dan tetap bermain di halaman sekolah. Ada dokumentasi dalam Tata Krama Siswa pada point A. etika sopan santun dalam pergaulan no. 3. Data dinyatakan valid. b. Siswa dibiasakan untuk tidak menghina bentuk ibadah agama lain. Siswa tidak menghina bentuk ibadah agama lain justru menghormatinya. Siswa tidak pernah menghina bentuk ibadah agama lain. Ada dokumentasi dalam Tata Krama Siswa pada point A. etika sopan santun dalam pergaulan no. 3. Data dinyatakan valid. 369 c. Siswa dibiasakan untuk menghargai pelaksanaan ibadah agama lain. Siswa akan menunggu temannya yang berbeda agama ketika sedang beribadah. Siswa dibiasakan untuk menghargai pelaksanaan ibadah agama lain. Ada dokumentasi dalam Tata Krama Siswa pada point A. etika sopan santun dalam pergaulan no. 3. Data dinyatakan valid. Siswa hidup rukun dengan pemeluk agama lain. a. Siswa bermain bersama dengan teman yang berbeda agama. Siswa bermain bersama dengan siswa yang berbeda agama. Ketika sedang istirahat semua siswa berbaur bersama dan bermain bersama di halaman sekolah maupun di luar sekolah walaupun agama mereka berbeda. Ada dokumentasi dalam Tata Krama Siswa pada point A. etika sopan santun dalam pergaulan no. 3. Data dinyatakan valid. b. Siswa dibiasakan untuk menolong teman yang sedang kesulitan walau berbeda agama. Siswa akan memberikan bantuan atau pertolongan jika temanya dalam kesulitan. Siswa dibiasakan menolong temannya yang sedang dalam kesulitan walapun berbeda agama. Tidak ada dokumentasi. Data dinyatakan valid. 2. Internalisasi karakter religius melalui program pengemban gan diri. Kegiatan rutin sekolah a. Membiasakan berdoa sebelum pelajaran. Ada hasil wawancara siswa dibiasakan berdoa sebelum pelajaran. Siswa dibisakan berdoa sebelum pelajaran dengan membaca doa sebelum pelajaran beserta artinya. Di setiap awal pergantian jam pelajaran sisiwa diajak membaca basmallah. Ada hasil dokumentasi pada tata krama siswa point B. Kegiatan Keagamaan no. 1. Data dinyatakan valid. b. Membiasakan berdoa sesudah Siswa dibiasakan berdoa sesudah Siswa dibiasakan berdoa sesudah pelajaran dengan Ada hasil dokumentasi pada Data dinyatakan valid. 370 pelajaran. pelajaran dengan membaca doa agar ditunjukkan jalan yang baik dan yang buruk serta doa kafaratul majelis. membaca doa agar ditunjukkan jalan yang baik dan yang buruk serta doa kafaratul majelis. Di setiap akhir pergantian jam pelajaran siswa diajak membaca hamdallah. tata krama siswa point B. Kegiatan Keagamaan no. 1. c. Mengadakan hafalan surat pendek. Ada hasil wawancara mengadakan kegiatan hafalan surat pendek steiap hari Jumat. Ada hafalan surat pendek setiap hari Jumat pagi. Ada hasil dokumentasi pada tata krama dan etika dalam pergaulan. Data dinyatakan valid. d. Mengadakan kegiatan berinfaq bagi yang beragama muslim. Sekarang tidak ada kegiatan berinfaq. Tidak ditemukan kegaiatan berinfaq. Tidak ada dokumentasi kegiatan infaq. Data dinyatakan tidak valid, karena hanya ditemukan dalam hasil wawancara. e. Mengadakan sholat zuhur berjamaah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Ada kegiatan sholat zuhur berjamaah bagi kelas tinggi tiap hari Senin dan Rabu Ada kegiatan sholat zuhur bagi kelas tinggi tiap hari Senin dan Rabu. Sholat zuhur dilaksanakan berjamaah. Selesai sholat siswa dibimbing untuk berzikir. Ada dokumentasi jadwal pelaksaaan kegiatan sholat zuhur. Data dinyatakan valid. f. Mengadakan sholat dhuha berjamaah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Ada kegiatan sholat dhuha berjamaah, setiap hari ada dua kelas yang melaksanaknnya. Ada kegiatan sholat dhuha berjamaah bagi semua kelas sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Selesai sholat siswa dibimbing untuk membaca doa sholat Ada dokumentasi jadwal pelaksanaan sholat dhuha. Data dinyatakan valid. 371 dhuha beserta artinya. g. Membiasakan peserta didik untuk mengucapkan salam sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran. Siswa mengucap salam sebelum dan sesudah pelajaran. Siswa sudah terbiasa mengucapkan salam sebelum dan sesudah pelajaran. Ada hasil dokumentasi pada tata krama siswa point A. etika sopan santun dalam pergaulan no. 1. Data dinyatakan valid. h. Membiasakan peserta didik untuk mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru. Ada pembiasaan siswa mengucap salam ketika bertemu guru pada kegiatan sapa pagi. Terlihat siswa terbiasa mengucap salam ketika bertemu dengan guru, sperti saat tiba di sekolah, saat akan masuk kelas pada jam pertama, dan saat aka keluar kelas untuk pulang sekolah. Ada hasil dokumentasi pada tata krama siswa point A. etika sopan santun dalam pergaulan no. 1. Data dinyatakan valid. i. Melatih peserta didik untuk mencintai lingkungan sekolahnya. Ada pembiasaan membersihkan kelas melalui regu piket di tiap kelas. Siswa membersihkan kelas dan menyiram tanaman saat piket. Ada dokumentasi aturan sekolah dalam Tata Krama Siswa point C. Kebersihan dan Kedisiplinan. Data dinyatakan valid. j. Membiasakan peserta didik untuk mengucapkan terima kasih, maaf, dan tolong. Ada pembiasaan siswa mengucapkan terima kasih, maaf, dan tolong. Siswa sudah terbiasa mengucapkan terima kasih, maaf, dan tolong. Ada hasil dokumentasi pada tata krama siswa point A. etika sopan santun dalam pergaulan no. 5. Data dinyatakan valid. 372 k. Membiasakan peserta didik untuk meminta izin ketika meminjam barang orang lain. Ada hasil wawancara siswa dibiasakan meminta izin ketika meminjam barang. Siswa dibiasakan meminta izin ketika meminjam barang orang lain dan ketika akan pergi ke kamar mandi. Tidak ada dokumentasi siswa dibiasakan meminta izin jika meminjam barang orang lain. Data dinyatakan valid. l. Mengadakan ekstrakulikuler Baca Tulis Al- Quran sesuai jadwal yang ditentukan. Ekstrakulikuler BTA diwajibkan bagi kelas rendah. Ekstrakulikuler wajib bagi kelas rendah sesuai dnegan jadwal yang ditentukan. Ada dokumentasi jadwal ekstrakulikuler BTA. Data dinyatakan valid. Kegiatan Spontan a. Memperingatkan peserta didik yang tidak melaksanakan ibadah. Guru memperingatkan dan menasehati siswa yang tidak melaksanakan ibadah. Guru memperingatkan siswa yang tidak melaksanakan ibadah. Tidak terdapat dokumentasi. Data dinyatakan valid. b. Memperingatkan peserta didik yang tidak mengucapkan salam. Guru menegur dan memperingatkan siswa yang tidak mengucap salam. Guru menegur siswa yang tidak mengucapkan salam, dan memberinya nasehat bahwa mengucapakan salam lebih dahulu pahalanya lebih banyak. Meminta siswa yang tidak menjawab salam untuk menjawab salam sendiri Tidak terdapat dokumentasi. Data dinyatakan valid. c. Memberikan nasehat pada Guru memberi nasehat pada siswa Guru meminta siswa mengcap istighfar dan Ada hasil dokumentasi pada Data dinyatakan valid. 373 peserta didik yang melakukan kesalahan. yang melakukan kesalahan dan meminta anak mengucap istighfar. memberinya nasehat jika melakukan kesalahan. Selain guru yang memberikan teguran pada siswa yang melakukan kesalahan, siswa juga menegur temannya yang melakukan kesalahan. tata krama siswa point B. Kegiatan Keagamaan no.4. d. Memberikan pujian ketika peserta didik melakukan kebaikan. Guru memberikan pujian dan reward bagi siswa yang melakukan kebaikan. Guru memberi pujian bagi siswa yangmelakukan kebaikan. Tidak terdapat dokumentasi. Data dinyatakan valid. Keteladanan a. Guru berdoa bersama peserta didik sebelum dan sesudah pelajaran dimulai. Guru memberi keteladanan dengan ikut berdoa sebelum dan sesudah pelajaran Terlihat guru ikut berdoa bersama siswa doa sebelum dan sesudah pelajaran. Tidak ada dokumentasi. Data dinyatakan valid. b. Guru memberikan contoh sikap berdoa yang khusyuk. Guru memberikan contoh sikap berdoa yang khusyuk dengan duduk, kepala menunduk, dan tangan sedekap. Ketika berdiri guru memberikan contoh sikap berdoa yang khusyuk dengan Ketika berdoa guru duduk dikursi, kepala menunduk, dan tangan sedekap di atas meja. Tidak ada dokumentasi. Data dinyatakan valid. 374 tangan ngapurancang. c. Guru berperan aktif dalam kegiatan hafalan surat pendek. Guru ikut membaca surat-surat pendek bersama siswa. Guru ikut tadarus bersama siswa. Terkadang guru juga memberikan penjelasan tentang makna surat yang dibaca siswa. Tidak ada dokumentasi. Data dinyatakan valid. d. Guru berperan aktif dalam memberikan infaq. Sekarang sudah tidak ada infaq. Tidak ditemukan kegiatan infaq. Tidak ada dokumentasi kegiatan infaq. Data dinyatakan tidak valid, karena kegiatan infaq ditiadkaan pada semester ini. Sehingga tidak ada keteladanan guru berperan aktif dalam memberikan infaq. e. Guru dan karyawan sekolah menjadi contoh yang baik dalam kegiatan sholat dhuha dan zuhur berjamaah. Guru ikut sholat dhuha dan zuhur berjamaah. Guru dan karyawan sekolah ikut melaksanakan sholat dhuha dan zuhur berjamaah di mushola sekoalh. Ada dokumentasi jadwal giliran guru menjadi pendamping dalam kegiatan sholat dhuha dan zuhur berjamaah. Data dinyatakan valid. Pengkondisian Lingkungan a. Menyediakan tempat ibadah yang nyaman. Tidak ada hasil wawancara Sekolah menyediakan satu ruang mushola dan satu ruang agama dalam keadaan bersih setiap hari. Ada dokumentasi foto ruang mushola. Data dinyatakan valid. b. Diperdengarkan suara azan pada Tidak ada hasil wawancara. Tidak ditemukan data dari hasil observasi Tidak ada dokumentasi. Data dinyatakan tidak valid, karena data 375 waktu sholat. tidak ditemukan dalam tiga teknik pengumpulan data selama penelitian berlangsung. c. Menyediakan alat ibadah yang layak. Ada hasil wawancara sekolah menyediakan alat-alat ibadah. Alat ibadah yaitu mukena, sarung, sajadah, peci, Al- Quran, Iqra, dan tasih dalam keaadaan bersh dan bagus. Tidak ada dokumentasi. Data dinyatakan valid. d. Memasang tulisan dinding yang bersisi ajakan mematuhi perintah agama. Sekolah memajang tulisan ajakan mematuhi perintah agama di dinding luar sekolah. Di luar kelas dan di dalam mushola dipajang tulisan dinding berisi ajakan mematuhi perintah agama. Ada dokumentasi foto tulisan ajakan mematuhi perintah agama. Data dinyatakan valid. e. Memajang tulisan tentang tata cara beribadah. Tidak ada hasil wawancara Tulisan tata cara beribadah ada di dalam mushola. Ada dokumentasi tulisan tata cara beribadah. Data dinyatakan valid. f. Memajang pengumuman jika akan memperingati hari-hari besar keagamaan Sekolah memberi pengumuman jika akan memperingati hari besar keagamaan. Ada papan pengumuman untuk menulisakan peringatan hari-hari besar keagamaan Ada dokumentai foto papan pengumuman. Data dinyatakan valid. 3. Hambatan internalisasi karakter religius Faktor penghambat Faktor penghambat Guru mengungkapakan ada hambatan internalisasi karakter religius Ditemukan hambatan internalisasi karakter religius melalui kegitan pengembangan diri. Tidak ada dokumentasi. Data dinyatakan valid. 376 melalui program pengemban gan diri melalui kegiatan pengembangan diri. 4. Internalisasi karakter religius melalui pengintegra sian dalam mata pelajaran Karakter religius tercantum dalam silabus Karakter religius tertulis dalam silabus Guru sudah mencantumkan karakter religius dalam silabus. Tidak ditemukan hasil. Ada dokumentasi karakter religius tercantum dalam silabus. Data dinyatakan valid. Karakter religius tercantum dalam RPP Karakter religius tertulis dalam RPP Guru sudah mencantumkan karakter religius dalam RPP. Tidak ditemukan hasil. Ada dokumentasi karakter religius tercantum dalam silabus. Data dinyatakan valid. Karekter religius ada dalam kegiatan pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan Ada hasil wawancara Karakter religius ada dalam kegiatan pendahuluan. Ada dokumentasi RPP. Data dinyatakan valid. b. Kegiatan Inti Karakter religius ada dalam kegiatan inti. Ada dokumentasi RPP. Data dinyatakan valid. c. Kegiatan Penutup Karakter religius ada dalam kegiatan penutup. Ada dokumentasi RPP. Data dinyatakan valid. 5. Hambatan internalisasi karakter religius melalui pengintegra sian dalam mata pelajaran Faktor penghambat Faktor penghambat Ada hambatan internalisasi karakter religius melalui penginetgrasaian dalam mata pelajaran. Diteumkan hambatan selama proses pembelajaran. Tidak ada dokumentasi. Data dinyatakan valid. 377 6. Internalisasi karakter religius melalui budaya sekolah Internalisasi karakter religius ada dalam aturan sekolah. Karakter religius tertulis dalam aturan sekolah Karakter religius ada dalam aturan sekolah. Ada aturan sekolah yang mencerminkan karkater religius yaitu pada Tata Krama Siswa. Ada dokumentasi tata krama dan etika dalam pergaulan. Data dinyatakan valid. Internalisasi karakter religius dilakukan di dalam kelas, sekolah, dan luar sekolah. Karakter religius dilaksanakan dalam kegiatan di kelas Tidak ada hasil wawancara. Karakter religius ada dalam kegiatan rutin di kelas. Ada hasil dokumentasi pada tata krama dan etika dalam pergaulan. Data dinyatakan valid. Kegiatan religius dilaksanakan di sekolah Ada hasil wawancara karakter religius dalam kegiatan di sekolah. Karakter religius ada dalam kegiatan rutin di sekolah. Ada hasil dokumentasi pada tata krama dan etika dalam pergaulan. Data dinyatakan valid. Karakter religius dilaksanakan dalam kegiatan di luar sekolah Ada hasil wawancara karakter religius dalam kegiatan di luar sekolah. Karakter religius ada dalam kegiatan rutin mingguan dan tahunan di luar sekolah. Ada hasil dokumentasi catatan prestasi siswa dan ada jadwal kegiatan BTA. Data dinyatakan valid. 7. Hambatan internalisasi karakter religius melalui budaya sekolah Faktor penghambat Faktor penghambat dalam budaya sekolah Ada hasil wawancara hambatan internalisasi karakter religius melalui budaya sekolah. Ada hambatan internalisasi karakter religius melalui budaya sekolah. Tidak ada dokumentasi. Data dinyatakan valid. 378 Lampiran 11. Dokumentasi Tata Krama Siswa TATA KRAMA SISWA A. Etika Sopan Santun dalam Pergaulan Dalam pergaulan sehari-hari di sekolah siswa hendaknya: 1. Mengucapkan salam antar siswa maupun kepada kepala sekolah, guru dan karyawan saat bertemu maupun akan berpisah. 2. Saling menghormati dan menghargai sesama siswa di dalam maupun di luar sekolah. 3. Saling menghargai dan menghormati terhadap perpbedaan pendapat maupun agama serta perbedaan latar belakang sosial. 4. Berani menyampaikan sesuatu yang benar atau salah secara sopan. 5. Berani mengakui kesalahan dan meminta maaf apabila melanggar hak-hak orang lain. 6. Senantiasa menggunakan bahasa yang sopan terhadap orang yang lebih tua maupun sesama siswa.

B. Kegiatan Keagamaan