Sikap dan Perilaku Siswa yang Patuh dalam Melaksanakan Ajaran

158 Berikut ini akan dibahas dari hasil penelitian apa sajakah macam-macam karakter religius yang diinternalisasikan pada siswa, strategi yang digunakan guru untuk menginternalisasikan karakter religius tersebut yang meliputi program pengembangan diri, pengintegrasian dalam mata pelajaran, dan budaya sekolah. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian juga akan diungkapkan hambatan yang ditemukan oleh guru dalam menginternalisasikan karakter religius pada siswa melalui masing-masing dari ketiga strategi tersebut.

1. Macam Karakter Religius yang diinternalisasikan pada Siswa

Berdasarkan hasil penelitian macam karakter religius yang diinternalisasikan pada siswa di SD Negeri Demakijo 1 yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agamanya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Macam karakter religius ini sesuai dengan definisi dari karakter religius yang disampaikan oleh Kemendiknas 2010: 9 bahwa karakter religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

a. Sikap dan Perilaku Siswa yang Patuh dalam Melaksanakan Ajaran

Agamanya Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama diinternalisasikan melalui beberapa kegiatan keagamaan, salah satunya membiasakan siswa melaksanakan ibadah sholat dhuha dan zuhur berjamaah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan ikut memperingati hari besar keagamaan. Pada kegiatan ini guru mencapai pada unsur kedua dalam mengembangkan religius siswa yaitu melatih ibadat. Sebagimana yang dinyatakan 159 oleh Stark dan Glock Mohamad Mustari, 2014: 3-4 bawa ada lima unsur yang dapat mengembangkan manusia menjadi religius pertama menanamkan keyakinan agama, kedua melatih ibadat, ketiga memahamkan pengetahuan agama, keempat menjalankan pengalaman agama, dan kelima aktualisasi dari doktrin agama yang dihayati oleh seseorang yang berupa sikap, ucapan dan perilaku atau tindakan. Melatih ibadat ini ditunjukkan dengan membiasakan siswa mengikuti pelaksanaan ibadah sholat dhuha dan zuhur berjamaah di mushola sekolah dan mengajak siswa untuk memperingati hari besar keagamaan. b. Toleransi Siswa Terhadap Pelaksanaan Ibadah Agama Lain Sikap toleransi siswa terhadap pelaksanaan agama lain diwujudkan dengan membiasakan siswa untuk tidak menggangu teman yang berbeda agama ketika sedang beribadah, tidak menghina bentuk ibadah agama lain, dan menghargai pelaksanaan ibadah agama lain. Selain itu, dalam proses pembelajaran ditemukan bahwa bentuk toleransi ini dapat dilihat ketika proses disuksi kelompok di kelas yaitu siswa menghargai setiap pendapat yang diajukan temannya. Bentuk toleransi terhadap bentuk pelaksanaan ibadah agama lain dapat ditunjukkan ketika kegiatan berdoa sebelum pelajaran pada jam pertama dan sesudah pelajaran sebelum pulang serta dalam pelaksanaan ibadah sholat dhuha di kelas III B. Ketika sedang berdoa sebelum belajar siswa yang beragama muslim menyuarakan bacaan doanya dengan pelan, sedangkan siswa yang beragama non muslim berdoa di dalam hati atau tidak menyuarakan bacaan doanya. Selanjutnya ketika pelaksanaan ibadah sholat dhuha siswa yang beragama non muslim belum 160 diperbolehkan untuk istirahat di luar kelas sebelum siswa lainnya selesai melaksanakan ibadah sholat dhuha. Bentuk-bentuk kegiatan yang mengajarkan toleransi pada siswa ini sesuai dengan definisi toleransi menurut kemendiknas. Menurut Kemendiknas 2010: 26 toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Dalam pengajaran toleransi ini guru mencapai unsur religius yang kelima dalam mengembangkan religius siswa yaitu aktualisasi dari doktrin agama yang dihayati oleh seseorang yang berupa sikap, ucapan dan perilaku atau tindakan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Stark dan Glock Mohamad Mustari, 2014: 3- 4 bahwa ada lima unsur yang dapat mengembangkan manusia menjadi religius pertama menanamkan keyakinan agama, kedua melatih ibadat, ketiga memahamkan pengetahuan agama, keempat menjalankan pengalaman agama, dan kelima aktualisasi dari doktrin agama yang dihayati oleh seseorang yang berupa sikap, ucapan dan perilaku atau tindakan. Aktualisasi dari doktrin agama yang berupa sikap dan perilaku ini ditunjukkan dengan sikap siswa menghormati temannya yang berbeda agama sedang melaksanakan ibadah. Sikap menghormati ditunjukkan dengan perilaku siswa yang tenang ketika ada temannya sedang beribadah, tidak menggangu temannya ketika beribdah, dan tidak mengejek bentuk ibadah yang dilaksanakan temannya tersebut. Toleransi ini juga mengajarkan nilai peduli terhadap setiap bentuk ibadah agama lain. 161

c. Siswa Hidup Rukun dengan Pemeluk Agama Lain