Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Religius Anak Sekolah Dasar

45 membentuk sikap anak, dan yang lebih tinggi lagi sudah sampai memunculkan perilaku anak religius pada anak. Dengan demikian guru dapat lebih mengembangkan kembali startegi yang digunakan, sehingga peserta didik mencapai pada tahapan yang paling tinggi yaitu melakukan tindakan yang mencerminakan sikap dan perilaku religius dan kehidupan sehari-harinya.

D. Perkembangan Religius Anak Sekolah Dasar

Setiap anak telah dikarunia perasaan atau kemampuan untuk mengenal siapa penciptanya sekaligus melaksanakan ajaran-Nya. Dalam kata lain, manusia dikaruniai insting religius naluri beragama Syamsu Yusuf, 2004: 136. Dengan demikian, maka manusia layak disebut sebagai mahkluk yang beragama. Sebab sejak berada dalam kandungan seorang manusia telah dianugerahi fitrah untuk mengenal siapa Tuhannya.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Religius Anak Sekolah Dasar

Dalam perkembangan agama atau religius anak sangat ditentukan oleh proses pendidikan yang didapatkannya. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, hanya karena orang tuanyalah, anak itu menjadi yahudi, nasrani atau majusi .” Berdasarkan hadis ini sangat jelas bahwa lingkungan keluarga khususnya orang tua sangat berpengaruh terhadap kualitas perkembangan agama anak. Perkembangan beragama seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan dan lingkungan. Berikut ini faktor pembawaan dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan beragama seseorang menurut Syamsu Yusuf 2004: 136-146. 46 a. Faktor Pembawaan Internal Perbedaan hakiki antar manusia dan hewan adalah bahwa manusia mempunyai fitrah pembawaan beragama homo religious. Dahulu orang-orang percaya dengan adanya roh-roh gaib yang dapat memberikan kebaikan atau bahkan menimbulkan kejahatan. Untuk mengusir roh-roh tersebut orang jaman dahulu memberikan sajian-sajian. Supaya roh-roh jahat tersebut dapat pergi dan tidak mengganggu mereka. Bahkan dijaman yang serba modern saat ini masih ada orang yang percaya dengan benda-benda seperti keris dan batu akik yang memiliki kekuatan baik. Sehingga, tidak jarang mereka mengeramatkan benda-benda tersebut. Adanya kepercayaan tersebut membuktikan bahwa manusia memiliki perasaan untuk mempercayai suatu zat yang mempunyai kekuatan baik dan dapat mendatangkan kebaikan. Dalam proses perkembangannya fitrah beragama ini ada yang berjalan secara alamiah dan ada pula yang berjalan berkat adanya bimbingan dari para Rasul Allah SWT. b. Faktor Lingkungan Eksternal Lingkungan Eksternal yang dimaksud ialah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Masing-masing lingkungan tersebut mempunyai peran dalam menentukan perkembangan religius anak. 1. Lingkungan Keluarga Menurut Hurlock Syamsu Yusuf, 2004: 138, keluarga merupakan “Training Centre” bagi penanaman nilai-nilai. Hal ini didukung oleh pendapat Melly Latifah Agus Wibowo, 2012: 106 bahwa keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama dalam menentukan keberhasilan pendidikan karakter. 47 Keberhasilan pendidikan karakter dalam keluarga, akan memuluskan pendidikan karakter dalam lingkup-lingkup selanjutnya. Oleh karena itu, perkembangan beragama seorang anak baiknya bersamaan dengan perkembangan kepribadian anak yaitu sejak dalam kandungan. Dengan demikian, orang tua perlu memperhatikan beberapa hal dalam mengembangkan religius anak diantaranya: a orang tua hendaknya memiliki kepribadaian yang baik dan berakhlak yang mulia sebagai teladan bagi anaknya, b orang tua hendaknya memperlakukan anak dengan baik, c orang tua perlu mengadakan hubungan yang harmonis antar anggota keluarga, dan d orang tua hendaknya membimbing, mengajarkan, atau melatihkan ajaran agama terhadap anak. Dalam perkembangan moral anak, orang tua sangat memegang peranan yang penting. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yudrik Jahja 2013: 51 beberapa sikap orang tua yang perlu diperhatikan sehubungan dengan perkembangan moral anak, sebagai berikut. a. Konsisten dalam mendidik anak Ayah dan ibu harus memiliki hal yang sama dalam melarang dan memperbolehkan anak dalam melakukan sesuatu. Dan suatu waktu, hal yang dibolehkan dan dilarang tersebut juga berlaku kembali pada waktu itu. b. Sikap orang tua dalam keluarga Secara tidak langsung sikap orang tua terhadap anak, maupun sikap ayah terhadap ibu atau sebaliknya dapat mempengaruhi moral anak, yaitu melalui 48 proses imitasi peniruan. Sikap yang semestinya dimiliki oleh orang tua yaitu sikap terbuka, kasih sayang, musyawarah dialogis, dan konsisten. c. Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut Orang tua merupakan sosok teladan bagi anak. Orang tua yang memberikan suasana religius di lingkungan rumah melalui teladan melakukan ajaran agama, maka anak akan mengalami perkembangan moral yang baik. d. Sikap orang tua dalam menerapkan norma Jika orang tua menginginkan anaknya untuk tidak berbuat bohong, maka orang tua sendiri harusnya juga tidak berbohong. 2. Lingkungan Sekolah Menurut Hurlock Syamsu Yusuf, 2004: 140 pengaruh sekolah terhadap perkembangan kepribadian anak sangat besar, karena sekolah merupakan substitusi dari keluarga dan guru-guru substitusi orang tua. Dalam hal ini peran guru terutama menjadi sosok yang penting dalam memberikan wawasan pemahaman, pembiasaan mengamalkan ibadah atau akhlak yang mulia dan sikap apresiatif terhadap ajaran agama. Faktor lain yang membantu perkembangan agama siswa di sekolah, yaitu: a adanya kepedulian dari kepala sekolah, guru-guru, staf sekolah terhadap penanaman nilai-nilai agama di sekolah, baik melalui pemberian contoh dalam berkata, berperilaku, berpakaian dan adanya upaya guru dalam menyisipkan nilai-nilai agama dalam mata pelajaran yang diajarkannya, b tersedianya sarana ruang ibadah yang memadai, dan 49 c adanya penyelenggaraan ekstrakulikuler kerohanian dan ceramah-ceramah atau diskusi keagamaan. 3. Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat juga tidak dapat dikesampingkan dalam perkembangan agama anak. Sebab, di lingkungan masyarakat anak belajar bersosialisasi dengan orang dewasa dan teman sebayanya. Jika orang dewasa menampilkan sikap dan perilaku yang baik, maka anak akan mencontoh perilaku tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika orang dewasa menampilkan perilaku yang tidak baik anakpun akan mencontohnya. Teman sebaya juga menjadi bagian yang sangat penting bagi anak. Jika teman sebaya anak mampu menunjukkan perilaku yang beragama, maka anak akan mencontohnya. Dengan demikian, kualitas perkembangan kesadaraan beragama bagi anak sangat bergantung pada kualitas perilaku atau pribadi orang dewasa dan teman sebaya yang ada di sekitarnya.

2. Tahap Perkembangan Religius Anak Sekolah Dasar