56 c
motivator, guru dapat membangkitkan spirit, etos kerja, potensi yang luar biasa dalam diri peserta didik,
d dinamisator, artinya guru tidak hanya membangkitkan semangat tetapi juga
menjadi lokomotif yang benar-benar mendorong gerbong ke arah tujuan dengan kecepatan, kecerdasan, dann kearifan yang tinggi, dan
e evaluator, guru harus selalu mengevaluasi metode pembelajaran yang selama
ini dipakai dalam pendidikan karakter. Selain itu, ia juga harus mampu mengevaluasi sikap perilaku yang ditampilkan, sepak terjang, dan perjuangan
yang digariskaan, dan agenda yang direncanakan.
3. Peran Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan bagian yang penting, sebab setelah anak dididik di keluarga dan di sekolah mereka akan hidup di lingkungan masyarakat.
Anak akan berinteraksi dengan kelompok sosial yang lebih besear lagi. Lingkungan masyarakat mengambil bagian yang besar dalam penentuan karakter
religius anak. Sebab anak akan meniru sikap dan tingkah laku orang dewasa atau yang lebih tua di sekitar lingkungannya. Oleh karena itu, jika orang yang lebih tua
di lingkungan masyarakatnya menunjukkan karakter religius yang baik, maka anak akan menirunya begitu pula sebaliknya. Selain itu, pemberian fasilitas di
lingkungan masyarakat seperti mushalla atau masjid dan tempat pendidikan Al- Quran TPA dapat mendukung terinternalisasinya karkater religius pada anak.
F. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Annis Titi Utami 2014 yang mengangkat judul “Pelaksanaan Nilai Religius dalam Pendidikan Karakter di SD
57 Negeri 1 Kutowinangun Kebumen”. Penelitian tersebut bertujuan untuk
mendeskripsikan pelaksanaan karakter religius dalam pendidikan karakter. Jenis penelitian yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil
penelitian dari Annisa Titi Utami adalah: 1 persepsi guru tentang pentingnya nilai religius dalam pendidikan karkater sangat penting untuk ditanamkan pada anak
sedini mungkin, karena akan menjadi bekal dimasa depan dan memperkokoh pondasi moral siswa dimasa depan, 2 adapun peran sekolah dalam mendukung
pelaksanaan nila karakter religius yaitu melalui penyediaan fasilitas sekolah, memberikan izin kepada guru dalam pengadaan program kegiatan, mendukung
kegiatan luar sekolah, serta menjadi tauladan yang baik, dan 3 pelaksanaan karakter religius melalui program pengembangan diri meliputi kegiatan rutin,
kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian lingkungan. Pelaksanaan melalui mata pelajaran serta pelaksanaan melalui budaya sekolah yang terdiri dari
budaya yang ada di kelas, sekolah, dan luar sekolah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Annis Titi
Utami ialah penelitian ini lebih memfokuskan pada: 1 upaya yang dilakukan dalam menginternalisasikan karakter religius melalui tiga strategi, 2 menemukan
sikap siswa yang terbentuk sebagai dampak adanya internalisasi karakter religius yang dilakukan guru, serta 3 menemukan perilaku siswa yang muncul sebagai
hasil dari internalisasi karakter religius yang dilakukan guru. Adapun strategi yang dapat digunakan guru meliputi 1 program pengembangan diri: kegiatan rutin,
kegaiatan spontan, pemberian keteladanan, dan pengkondisian lingkungan, 2 pengintegrasian dalam mata pelajaran, dan 3 budaya sekolah. Sedangkan
58 persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Annis Titi Utami
adalah sama-sama melakukan penelitian tentang nilai atau karakter religius pada anak sekolah dasar.
G. Alur Pikir Penelitian