Upaya, Sikap, dan Perilaku Siswa melalui Strategi Pengintegrasian dalam

131

d. Upaya, Sikap, dan Perilaku Siswa melalui Strategi Pengintegrasian dalam

Mata Pelajaran Berdasarkan data hasil penelitian upaya internalisasi karakter religius melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran dilakukan dengan mencantumkan karakter religius dalam silabus, RPP dan ada dalam proses kegiatan pembelajaran pendahuluan, inti, dan awal. Adapun nilai religius yang dikembangkan melalui strategi ini adalah taat pada ajaran agama, kasih sayang, bersyukur, hemat dan rendah hati. Berikut ini disajikan gambar skema internalisasi karkater religius melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran tersebut. Dampak dari upaya yang guru lakukan dalam internalisasi karakter religius melalui strategi pengintegrasian dalam mata pelajaran membentuk sikap dan memunculkan perilaku siswa yang bermacam-macam. Berikut ini akan disajikan tabel terkait sikap dan perilaku siswa yang muncul berdasarkan hasil penelitan. Ada dalam kegiatan pembelajaran: Pendahuluan, inti, penutup. Mencantumkan dalam RPP Mencantumkan dalam silabus Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran Sopan Santun Bersyukur Kasih Sayang Berdoa Rendah Hati Jujur Ada dalam kegiatan pembelajaran: Pendahuluan, inti, penutup. Mencantumkan dalam RPP Mencantumkan dalam silabus Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran Sopan Santun Gambar 3. Strategi Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran dan Nilai yang Dikembangkan 132 Tabel 9. Upaya, Sikap, dan Perilaku Siswa melalui Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran Upaya Nilai yang dikembangkan Sikap Siswa Perilaku Siswa Pengintegrasisan dalam kegiatan: a pendahuluan b inti c penutup Berdoa 4 siswa mau mengucapakan alhamdulliah karena itu perintah Allah dan mereka lakukan dengan tidak terpaksa. Semua siswa mengucapkan alhamdulliah ketika ditanya kabar oleh guru. Sopan Santun 4 siswa mau mengucpakan salam sebagai pemberian penghormatan pada guru. Semua siswa mngucapkan salam diawal jam pelajaran pertama pada guru. Kasih sayang 4 siswa tidak terpaksa mendoakan temannya yang tidak masuk sekolah karena ingin temannya cepat sembuh. Ada 2 siswa yang segera menengadahkan tangannya untuk mendoakan temannya yang tidak masuk sekolah karena sakit. Bersyukur 4 siswa mau menysukuri sumber energi yang diciptakan oleh Tuhan karena sadar bahwa anugerah Tuhan harus disyukuri. Tidak tampak siswa mensyukuri sumber energi yang diciptakan Tuhan. Hemat 4 siswa setuju untuk menghemat energi. Siswa mematikan kipas angin dan lampu yang ada di dalam kelas ketika sudah tidak pakai. Rendah Hati 4 siswa tidak senang mengejek pekerjaan orang tua temannya, karena mereka tahu itu dosa dan kasihan jika temannya diejek. Ada 3 orang siswa yang memuji pekerjaan orang tua temannya. Jujur 3 siswa sadar mengerjakan soal evaluasi dengan jujur. Ada 5 siswa yang mengerjakan soal evaluasi sendiri. Berikut ini akan diuraiakan hasil penelitian tentang internalisasi karakter religius melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran. 133 1 Karakter Religius Tertulis dalam Silabus Berdasarkan hasil wawancara dengan guru lampiran 2. hal 232 karakter religius dicantumkan oleh guru di dalam silabus pembelajaran. Berikut ini hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak Adt terkait pertanyaan apakah dalam membuat silabus dan RPP bapakibu guru sudah memuat karakter religius? Beliau memberikan jawabannya, “Ada beberapa materi ya... beberapa mata pelajaran yang turut mengimplementasikan hal tersebut. Mungkin seperti pada PKN, terus juga Bahasa Indonesia. Porsinya yang lebih banyak itu sih...” 9 Januari 2017 Menurut Bapak Adt mata pelajaran PKN dan Bahasa Indonesia mempunyai porsi yang lebih banyak dalam pengintergrasian karakter religius. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Bapak Adt, Ibu Pri menyatakan bahwa dalam silabus dan RPP sudah mencantumkan karakter religius akan tetapi tidak terlalu banyak. Bahkan selama proses pembelajaran Bu Pri menemukan beberapa hambatan dalam menyampaikan karakter religius jika dikaitkan dengan materi pelajaran. Sebab di kelas Bu Pri yaitu kelas III B tidak semua siswanya beragama islam. Karakter religius yang tercantum di dalam silabus dan RPP juga didukung dari hasil dokumentasi yang diperoleh peneliti selama penelitian. Berdasarkan hasil dokumentasi pada lampiran 12. hal 379 yaitu silabus pembelajaran, karakter religius dicantumkan pada sub judul nilai budaya dan karakter bangsa. Dalam setiap mata pelajaran telah dicantumkan karakter religius di dalamnya. Bahkan dalam satu mata pelajaran ada beberapa karakter bangsa yang ikut dicantumkan tidak hanya karakter religius saja. Silabus yang guru 134 gunakan berasal dari pemerintah sehingga guru tinggal mengembangkan silabus ke dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa guru melakukan internalisasi karakter religius melalui mata pelajaran dengan mencantumkannya di dalam silabus pembelajaran. Pada setiap mata pelajaran telah tertuliskan karakter religius di dalamnya. Selain karakter religius, guru juga mencantumkan beberapa karakter bangsa yang ikut dituliskan dalam silabus pembelajaran. 2 Karakter Religius Tertulis dalam RPP Berdasarkan hasil wawancara dengan guru lampiran 2. hal 232 sebagaimana yang telah ditampilkan pada uraian hasil penelitian di atas guru telah mencantumkan karkater religius di dalam RPP. Berdasarkan hasil dokumentasi RPP lampiran 13. hal 386 yang diperoleh peneliti saat penelitian, karakter religius sudah dicantumkan di dalam RPP yaitu pada point D pendidikan budaya dan karakter bangsa. Di dalam RPP pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dicantumkan tidak hanya karakter religius saja akan tetapi terdapat pula karakter yang lain seperti kreatif, kerja keras, bersahabat, mandiri, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan dan masih banya yang lainnya. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa karakter religius sudah guru cantumkan di dalam RPP melalui pendidikan budaya dan karkater bangsa. Selain karakter religius, guru juga mencantumkan beberapa karakter bangsa yang lainnya. 135 3 Karakter Religius ada dalam Kegiatan Pendahuluan Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Pri pada tanggal 10 Januari 2017 terkait bagaimana bapakibu guru dalam menginternalisasikan karakter religius pada siswa selama proses pembelajaran? Bu Pri menyatakan: “Cara guru menginternalisasikan karakter religius selama proses pembelajaran yaitu dengan mengaitkannya dengan materi pelajaran, dan mata pelajaran yang banyak mengimplementasikan karakter religius tersebut adalah PKn. “10 Januari 2017 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Mu, bahwa selama proses pembelajaran karakter religius dikaitkan dengan kompetensi-kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Berikut ini pendapat yang diberikan Bu Mu, “Banyak sekali ya mbak, selama proses pembelajaran itu kebetulan kompetensi-kompetensi dasarnya itu bisa kita kaitkan. Apa saja, cuman kalau matematika itu agak sulit ya. Kita kaitkan dengan internalisasi agama. Jadi kalau saya eksidental saja sih mbak. Misalnya, kemarin materi energi ketemu sama matahari jadi seperti itu. Jadi pokoknya secara insidental itu sebisa mungkin materi-materi dalam pembelajaran itu kita kaitakan dengan nilai religius itu. Itu pasti ada banyak sekali. Jadi tidak harus semua pelajaran tidak, karena memang ada pelajaran-pelajaran yang memang agak susah dikaitkan. Yang paling banyak itu biasanya IPA, kemudian PKn banyak sekali agama jelas. Kalau matematika agak sulit, apalagi urusannya kalau pecahan. Tapi ya bisa juga sih, kayak kemarin sholat kan bisa juga.” 21 Januari 2017 Hasil wawancara tersebut didukung oleh hasil observasi selama proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti di dalam kelas III A. Berikut ini hasil observasi selama proses kegiatan pembelajaran pada kegiatan pendahuluan. Berdasakan hasil observasi pada kegiatan pendahulan pada tanggal 19 Januari 2017 yaitu Pukul 07.15 WIB pelajaran IPA dimulai, pada kegiatan pendahuluan Bu Mu menanyakan kabar siswa, “Bagaimana kabarnya hari ini?”. Siswa menjawab dengan serempak, “Alhamdulillah, baik bu.” Bu Mu melakukan 136 apersepsi dengan meminta siswa melihat keluar jendela kelas dan memandang langit, “Bagaimana kondisi langitnya anak-anak?”. Siswa menjawab, “Cerah bu, sedikit mendung.” Bu Mu menanggapi jawaban siswa, “Terang ya, kira-kira kenapa langitnya bisa terang? karena ada sinar matahari. Nah matahari itu merupakan salah satu dari sumber energi. Kira- kira matahari itu penting tidak?”. Siswa menjawab, “Penting bu.”. Bu Mu menanggapi, “Ya penting sebab tanpa matahari bisa tidak ada kehidupan di bumi ini. Tumbuhan membutuhkan sinar matahari untuk berfotosintesis, manusia butuh sinar matahari untuk menjemur pakaian. Coba ada lagi, te mannya matahari apa ya?” siswa antusias menjawab pertanyaan Bu Mu. Bu Mu meluruskan jawaban siswa, “Temannya matahari yang juga merupakan sumber energi adalah udara, angin. Kalau angin itu adalah udara yang bergerak.” Bu Mu menasehati siswa kembali, bahwa kita harus bersyukur atas apa yang telah Allah berikan contohnya tadi adalah matahari dan udara. Bu Mu memberi contoh, “Orang yang sakit di rumah sakit itu anak-anak kadang untuk bernafas saja harus beli oksigen yang harganya mahal.” Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 23 Januari 2017, pada pukul 11.00 WIB bel tanda masuk kelas berbunyi, pelajaran dilanjutkan dengan Pendidikan Agama. Bu End membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak siswa bersama-sama membaca basmallah. Pada kegiatan pendahuluan Bu End bertanya pada siswa siapa yang tidak berangkat, Na menjawab “Pu dan Az bu, soalnya sakit.” Kemudian Bu End mengatakan, “Kalian punya tugas lo... yaitu mendoakannnya.” Lalu Na ditempat duduknya berdoa, “Ya Allah semoga Pu dan Az cepat sembuh.” Disetiap kegiatan pendahuluan jika ada siswa yang izin tidak 137 berangkat karena sakit guru akan mengajak siswa untuk mendoakan temannya tersebut supaya dapat segera sembuh. Selanjutnya karakter religius dapat dilihat pada kegiatan pendahuluan pada hasil observasi pada tanggal 25 Januari 2017 pukul 07.05 WIB pelajaran pertama yaitu Bahasa Indonesia dimulai. Pada kegiatan awal pembelajaran Bu Mu menyapa Az dan Pu yang sudah kembali masuk sekolah. Kemudian Bu Mu mengajak siswa untuk bersyukur dengan mengucapakan alhamdulilah. Ism menunjukkan pada Bu Mu bahwa tulisan hari “Rabu” yang ada di papan tulis salah. Kemudian oleh Bu Mu petugas piket yaitu Vau diminta untuk membetulkannya. Bu Mu juga menegur Ism yang salah memasang taplak meja karena terbalik, kemudian oleh Ism dibetulkannya. Selanjutnya Bu Mu menanyakan kabar siswa, “Apa kabar kalian hari ini anak-anak?” Siswa menjawab, “Alhamdulilah, baik bu.”. Di kelas Bu Mu mengingatkan Ham untuk beristighfar ketika melakukan kesalahan. Bu Mu bertanya pada siswa tentang pelajaran yang telah lalu yaitu tentang membuat kalimat tanya. Hari ini siswa akan belajar tentang mengajukan pertanyaan berdasarkan isi bacaan. Pukul 07.40 WIB pelajaran dilanjutkan dengan Pendidikan Agama. Bu End membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Terlihat Ki tidak menjawab salam dari Bu End karena ia justru melamun, kemudian oleh Bu End ditegurnya. Bu End men asehati siswa dengan berkata, “Mengucapkan salam terlebih dahulu itu pahalanya lebih besar anak-anak, dibandingkan dengan menjawab salam. Jika diumpamakan mengucapkan salam pahalanya dua dan menjawab salam satu.” Bu End membuka pelajaran dengan mengajak siswa membaca basmallah. Setelah itu 138 Bu End menanyankan kabar siswa, “Bagaimana kabarnya hari ini anak-anak?” Siswa menjawab, “Alhamdulliah, tetap semangat, Allahhu akbar.” Pukul 10.10 WIB pelajaran dilanjutkan dengan pelajaran PKn. Bu Mu meminta siswa yang piket hari ini untuk membagikan buku tulis PKn. Bu Mu memperingatkan Ev dan Ki untuk bicara yang sopan. Bu Mu menegur Ism, Zi dan Ev yang asik bermain sendiri di dalam kelas. Bu Mu berkata bahwa masih ada beberapa siswa yang melapor ke Bu Mu kalau ada anak yang mengucapkan kata- kata tidak sopan, sikapnya tidak sopan, bahkan menghina. Bu Mu melakukan apersepsi yang isinya supaya harga dirinya tinggi maka perlu ada usahanya. Bu Mu menerangkan bahwa harga diri terbentuk dari ucapan, sikap, dan perilaku. Bu Mu mengatakan, “Allah menciptakan mata, tangan itu untuk berbuat kebaikan dan untuk beribadah. Jangan menggunkan tangan, kaki untuk menyakiti temannya.” Bu Mu mengajak siswa untuk dapat mengontrol diri sendiri. Mengingatkan temannya jika berbuat salah. Bu Mu kembali berkata,”Jika setiap orang tidak peduli dengan harga dirinya masing-masing, maka dunia ini akan rusak. Kita beda dengan hewan, manusia punya akal dan budi sedangkan hewan tidak punya.” Hasil observasi pada tanggal 26 Januari 2017 yaitu pada pukul 07.15 WIB Bu Mu membuka pelajaran IPA dengan mengucapkan salam “Assalammualaikum wr. wrb.” Bu Mu melakukan presensi kehadiran siswa dengan bertanya, “Siapa yang tidak masuk?”. Siswa menjawab, “Ikhwan Bu, kemarin hujan-hujanan.” Bu Mu bertanya kabar pada s iswa, “Apa kabar kalian hari ini?” Siswa menjawab, “Alhamdullilah, baik bu.” Kemudian Bu Mu bertanya pada siswa kembali, “Siapa yang tadi sholat subuh?” Beberapa siswa mengangkat tangan, “Yang lain kenapa 139 tidak sholat? Kenapa bangun kesiangan? Kalian kan bisa meminta tolong pada orang tua kalian untuk membangunkan kalian. Mati listrik dan gelap bukan alasan ya anak-anak. Jika kalian tahu, dahulu Nabi Muhammad itu sholat juga dalam keadaan gelap.” Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan pendahuluan guru sudah memasukkan karkater religius di dalamnya. Adapun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Pemberian salam : di setiap awal pelajaran guru selalu mengucapkan salam. Bu End memberi nasehat pada siswa bahwa mengucapkan salam itu pahalanya lebih besar daripada menjawab salam. 2. Mengajak siswa berdoa: berdoa doa sebelum belajar beserta artinya pada jam pertama pelajaran. Di setiap awal pergantian jam pelajaran guru mengajak siswa membaca basmallah. 3. Menanyakan kabar : mengajak siswa untuk mengungkapkan syukur atas keadaannya dengan mengucapkan Alhamdullilah. 4. Melakukan presensi: guru mengajak siswa untuk ikut mendoakan siswa yang tidak masuk sekolah karena sakit, agar cepat sembuh. 5. Memberikan motivasi : guru memberi nasehat pada siswa bahwa ulang tahun itu yang penting adalah ungkapan syukur atas umur yang panjang, bukan perayaannya. Mengingatkan siswa saat istirahat untuk makan dan minum sambil duduk dan dengan tangan kanan. Bertanya pada siswa siapakah yang sudah melaksanakan sholat subuh. Menceritakan kisah pendek para Nabi, supaya siswa dapat termotivasi meneladani sikap dan perilaku para Nabi. 140 6. Melakukan apersepsi : pada pelajaran IPA, guru mengajak siswa untuk menysukuri berbagai jenis energi yang telah Allah berikan. Pada pelajaran PKn, supaya harga diri tinggi maka harus menggunakan anggota tubuh untuk melakukan hal-hal yang baik. 4 Karakter Religius ada dalam Kegiatan Inti Selanjutnya, pada kegiatan inti guru mengaitkan karakter religius ke dalam materi pembelajaran. Berikut ini hasil observasi internalisasi karakter religius yang diintegrasikan dalam mata pelajaran melalui kegiatan inti. a Mata Pelajaran PKn Hasil observasi pada tanggal 18 Januari 2017, materi pembelajaran PKn hari ini adalah harga diri. Pada kegiatan inti, guru pertama kali menceritakan dua buah cerita pada siswa. Cerita pertama berlokasi di lingkungan rumah yang isinya mengajarkan siswa untuk tidak sombong dan pandai dalam bersyukur. Karena orang yang pandai bersyukur adalah orang yang memiliki harga diri yang tinggi. Cerita yang kedua berlokasi di sekolah yang isinya bahwa siswa itu harus belajar berusaha keras dengan saling mengingatkan dalam kebaikan, saling tolong- menolong dalam kebaikan. Selanjutnya guru memberi tugas pada siswa untuk menuliskan kelebihan dan kekurangan dirinya. Bu Mu mengatakan bahwa, “Tidak mungkin mahkluk Allah itu sempurna, pasti punya kekurangan.” Ketika melihat siswa yang tidak menundukkan kepala saat berdoa, Bu Mu mengingatkan siswa tersebut dengan berkata “Anak-anak mbok ya kalau kalian berdoa itu kepalanya ditundukkan karena mengingat Allah. Supaya harga diri kalian itu tinggi dimata Allah.” 141 b Mata Pelajaran IPS Hasil observasi pada tanggal 19 Januari 2017, ketika pelajaran IPS dengan materi tentang jenis-jenis pekerjaan siswa diminta untuk menyebutkan pekerjaan orang tuanya. Bu Mu mengajak siswa untuk mensyukuri setiap pekerjaan orang tuanya, “Anak-anak kalian harus bersyukur pada setiap pekerjaan orang tua kalian. Dan tidak boleh sombong karena pekerjaan orang tuamu mempunyai pangkat yang tinggi. Akan tetapi, kalian juga tidak perlu malu jika orang tuanya, maaf... hanya tukang cuci atau asisten rumah tangga. Yang penting pekerjaannya halal dan barokah. ” c Mata Pelajaran IPA Berdasarkan hasil observasi pada tangal 21 Januari 2017 ketika pelajaran IPA dengan materi tentang cara menghemat energi. Pada kegiatan inti Bu Mu menjelaskan tentang kebijakan pemerintah dalam meningkatkan tarif listrik untuk daya 900 Volt ke atas, yang mulai maret pelan-pelan akan dihilangkan. Bu Mu menjelaskan bahwa keluarga yang daya listriknya 900 Volt ke atas merupakan keluarga yang berkecukupan dalam segi materi. Sehingga begitu pentingnya anak- anak dalam menghemat listrik supaya waktu membayar tidak banyak dan dapat berhemat. Ketika Bu Mu menerangkan anak-anak mendengarkannya dengan sangat antusias sekali. Kemudian anak-anak diminta menyebutkan kegiatan sehari-hari yang menggunakan listrik. Siswa menjawab dengan antusias. Bu Mu memberikan nasehat, “Orang yang boros katanya temannya setan. Bahkan rasullullah pernah wudhu hanya dengan segayung air.” Bu Mu mengingatkan siswa kembali, jika saat sholat dhuha pernah melihat ada anak yang tidak mematikan kran air yang masih menetes sendiri. Oleh karena itu Bu Mu 142 menekankan kembali pada siswa untuk bersyukur atas rezeki air yang telah Allah berikan. Dan juga untuk selalu menjaga lingkungan sekitar, supaya tetap hijau. Kemudian Bu Mu bertanya pada siswa bagaimana cara menghemat air. Siswa menjawab dengan antusias. Bu Mu kembali bertanya pada siswa, “Anak-anak siapa yang pernah mususi beras atau mencucui beras?” Bu Mu menjelaskan kepada siswa supaya menggunakan air bekas cucian beras untuk menyirami tanaman, dan air bekas cucian pakaian untuk menyirami halaman saat musim kemarau. d Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada tanggal 18 Januari 2017, pelajaran Pendidikan Agama Islam dilanjutkan dengan materi tata cara membaca surat Al-Lahab dengan cara yang benar. Pada kegiatan inti Bu Endi meminta salah satu siswa untuk maju menuliskan huruf latin dari ayat kedua suarat Al-Lahab. Kali ini Bu End menunjuk Na untuk maju menuliskan jawabannya di papan tulis. Setelah Na selesai menuliskan jawaban Bu End mengoreksinya. Bu End menyatakan jika jawaban Na sudah hampir benar hanya saja masih ada yang sedikit yang harus dibetulkan. Dan Bu End menilai jawaban Na 75, Bu End pun membetulkan jawaban Na yang salah tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada beberapa mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dapat disimpulkan bahwa pengintegrasian karakter religius dalam kegiatan inti ada pada mata pelajaran PKn, IPS, IPA, dan Pendidikan Agama Islam. Bentuk pengintegrasian yaitu ketika menyampaikan materi guru menyisipkan pesan-pesan moral yang bernuansa religius ke dalam 143 pokok bahasan. Selain itu, guru juga mengaitkan materi pelajaran dengan kegiatan-kegiatan religius siswa yang dilakukannya dikehidupan sehari-hari. Contoh pengintegrasian dalam setiap mata pelajaran, yaitu: 1 PKn, dengan mengaitkan materi harga diri dengan sikap yang baik saat berdoa. Guru memberi pesan supaya harga diri siswa tinggi dimata Allah, maka siswa harus menundukkan kepala ketika berdoa, 2 IPS, dengan mengaitkan materi jenis-jenis pekerjaan dengan rasa syukur atas pekerjaan orang tuanya, 3 IPA, dengan mengaitkan materi sumber energi dengan rasa bersyukur atas penciptaan sumber energi oleh Allah. Mengaitkan materi cara menghemat energi dengan sikap hemat menggunkan air sebagaimana rasullah hanya wudhu dengan segayung air, dan 4 Pendidikan Agama Islam, dengan mengaitkan materi tata cara membaca dan menulis surat Al-Quran dengan membaca dan menulis surat Al-Lahab. 5 Karakter Religius ada dalam Kegiatan Penutup Adapun pada kegiatan penutup guru akan memberikan soal evaluasi dan selalu mengingatkan siswa untuk mengerjakannya dengan jujur, disetiap akhir pergantian jam pelajaran guru mengajak siswa membaca hamdallah, mengucapkan salam, memberi motivasi dengan memberi nasehat agar rajin sholat lima waktu, memotong kuku pada hari Jumat, membantu orang tua. Sebelum pulang sekolah siswa dibiasakan membaca doa agar diberi petunjuk yang baik dan buruk dan doa penutup majelis. 144

e. Hambatan dalam Upaya Internalisasi melalui Strategi Pengintegrasian