131
d. Upaya, Sikap, dan Perilaku Siswa melalui Strategi Pengintegrasian dalam
Mata Pelajaran
Berdasarkan data hasil penelitian upaya internalisasi karakter religius melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran dilakukan dengan mencantumkan
karakter religius dalam silabus, RPP dan ada dalam proses kegiatan pembelajaran pendahuluan, inti, dan awal. Adapun nilai religius yang dikembangkan melalui
strategi ini adalah taat pada ajaran agama, kasih sayang, bersyukur, hemat dan rendah hati. Berikut ini disajikan gambar skema internalisasi karkater religius
melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran tersebut.
Dampak dari upaya yang guru lakukan dalam internalisasi karakter religius melalui strategi pengintegrasian dalam mata pelajaran membentuk sikap dan
memunculkan perilaku siswa yang bermacam-macam. Berikut ini akan disajikan tabel terkait sikap dan perilaku siswa yang muncul berdasarkan hasil penelitan.
Ada dalam kegiatan
pembelajaran: Pendahuluan,
inti, penutup. Mencantumkan
dalam RPP Mencantumkan
dalam silabus
Pengintegrasian dalam Mata
Pelajaran Sopan Santun
Bersyukur Kasih Sayang
Berdoa
Rendah Hati Jujur
Ada dalam kegiatan
pembelajaran: Pendahuluan,
inti, penutup. Mencantumkan
dalam RPP Mencantumkan
dalam silabus
Pengintegrasian dalam Mata
Pelajaran Sopan Santun
Gambar 3. Strategi Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran dan Nilai yang Dikembangkan
132
Tabel 9. Upaya, Sikap, dan Perilaku Siswa melalui Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran
Upaya Nilai yang
dikembangkan Sikap Siswa
Perilaku Siswa Pengintegrasisan
dalam kegiatan: a pendahuluan
b inti c penutup
Berdoa 4
siswa mau
mengucapakan alhamdulliah karena itu
perintah Allah
dan mereka lakukan dengan
tidak terpaksa. Semua
siswa mengucapkan
alhamdulliah ketika
ditanya kabar oleh guru.
Sopan Santun 4
siswa mau
mengucpakan salam
sebagai pemberian
penghormatan pada guru. Semua
siswa mngucapkan
salam diawal jam pelajaran
pertama pada guru. Kasih sayang
4 siswa tidak terpaksa mendoakan
temannya yang
tidak masuk
sekolah karena
ingin temannya cepat sembuh.
Ada 2 siswa yang segera
menengadahkan tangannya
untuk mendoakan temannya
yang tidak
masuk sekolah karena sakit.
Bersyukur 4 siswa mau menysukuri
sumber energi
yang diciptakan oleh Tuhan
karena sadar
bahwa anugerah Tuhan harus
disyukuri. Tidak tampak siswa
mensyukuri sumber
energi yang
diciptakan Tuhan.
Hemat 4 siswa setuju untuk
menghemat energi. Siswa
mematikan kipas angin dan lampu
yang ada di dalam kelas ketika sudah
tidak pakai.
Rendah Hati 4 siswa tidak senang
mengejek pekerjaan
orang tua
temannya, karena mereka tahu itu
dosa dan kasihan jika temannya diejek.
Ada 3 orang siswa yang
memuji pekerjaan orang tua
temannya.
Jujur 3
siswa sadar
mengerjakan soal
evaluasi dengan jujur. Ada 5 siswa yang
mengerjakan soal
evaluasi sendiri. Berikut ini akan diuraiakan hasil penelitian tentang internalisasi karakter
religius melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran.
133
1 Karakter Religius Tertulis dalam Silabus
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru lampiran 2. hal 232 karakter religius dicantumkan oleh guru di dalam silabus pembelajaran. Berikut ini hasil
wawancara yang dilakukan kepada Bapak Adt terkait pertanyaan apakah dalam membuat silabus dan RPP bapakibu guru sudah memuat karakter religius? Beliau
memberikan jawabannya, “Ada beberapa materi ya... beberapa mata pelajaran yang turut
mengimplementasikan hal tersebut. Mungkin seperti pada PKN, terus juga Bahasa Indonesia. Porsinya yang lebih banyak itu sih...” 9 Januari 2017
Menurut Bapak Adt mata pelajaran PKN dan Bahasa Indonesia mempunyai porsi
yang lebih banyak dalam pengintergrasian karakter religius. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Bapak Adt, Ibu Pri menyatakan bahwa dalam silabus dan
RPP sudah mencantumkan karakter religius akan tetapi tidak terlalu banyak. Bahkan selama proses pembelajaran Bu Pri menemukan beberapa hambatan
dalam menyampaikan karakter religius jika dikaitkan dengan materi pelajaran. Sebab di kelas Bu Pri yaitu kelas III B tidak semua siswanya beragama islam.
Karakter religius yang tercantum di dalam silabus dan RPP juga didukung dari hasil dokumentasi yang diperoleh peneliti selama penelitian.
Berdasarkan hasil dokumentasi pada lampiran 12. hal 379 yaitu silabus pembelajaran, karakter religius dicantumkan pada sub judul nilai budaya dan
karakter bangsa. Dalam setiap mata pelajaran telah dicantumkan karakter religius di dalamnya. Bahkan dalam satu mata pelajaran ada beberapa karakter bangsa
yang ikut dicantumkan tidak hanya karakter religius saja. Silabus yang guru
134 gunakan berasal dari pemerintah sehingga guru tinggal mengembangkan silabus
ke dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa guru
melakukan internalisasi karakter religius melalui mata pelajaran dengan mencantumkannya di dalam silabus pembelajaran. Pada setiap mata pelajaran
telah tertuliskan karakter religius di dalamnya. Selain karakter religius, guru juga mencantumkan beberapa karakter bangsa yang ikut dituliskan dalam silabus
pembelajaran. 2
Karakter Religius Tertulis dalam RPP
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru lampiran 2. hal 232 sebagaimana yang telah ditampilkan pada uraian hasil penelitian di atas guru telah
mencantumkan karkater religius di dalam RPP. Berdasarkan hasil dokumentasi RPP lampiran 13. hal 386 yang diperoleh peneliti saat penelitian, karakter
religius sudah dicantumkan di dalam RPP yaitu pada point D pendidikan budaya dan karakter bangsa. Di dalam RPP pendidikan budaya dan karakter bangsa yang
dicantumkan tidak hanya karakter religius saja akan tetapi terdapat pula karakter yang lain seperti kreatif, kerja keras, bersahabat, mandiri, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan dan masih banya yang lainnya. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa karakter religius sudah
guru cantumkan di dalam RPP melalui pendidikan budaya dan karkater bangsa. Selain karakter religius, guru juga mencantumkan beberapa karakter bangsa yang
lainnya.
135
3 Karakter Religius ada dalam Kegiatan Pendahuluan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Pri pada tanggal 10 Januari 2017 terkait bagaimana bapakibu guru dalam menginternalisasikan karakter religius
pada siswa selama proses pembelajaran? Bu Pri menyatakan: “Cara guru menginternalisasikan karakter religius selama proses
pembelajaran yaitu dengan mengaitkannya dengan materi pelajaran, dan mata pelajaran yang banyak mengimplementasikan karakter religius tersebut
adalah PKn. “10 Januari 2017 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Mu, bahwa selama proses
pembelajaran karakter religius dikaitkan dengan kompetensi-kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Berikut ini pendapat yang diberikan Bu Mu,
“Banyak sekali ya mbak, selama proses pembelajaran itu kebetulan kompetensi-kompetensi dasarnya itu bisa kita kaitkan. Apa saja, cuman
kalau matematika itu agak sulit ya. Kita kaitkan dengan internalisasi agama. Jadi kalau saya eksidental saja sih mbak. Misalnya, kemarin materi energi
ketemu sama matahari jadi seperti itu. Jadi pokoknya secara insidental itu sebisa mungkin materi-materi dalam pembelajaran itu kita kaitakan dengan
nilai religius itu. Itu pasti ada banyak sekali. Jadi tidak harus semua pelajaran tidak, karena memang ada pelajaran-pelajaran yang memang agak
susah dikaitkan. Yang paling banyak itu biasanya IPA, kemudian PKn banyak sekali agama jelas. Kalau matematika agak sulit, apalagi urusannya
kalau pecahan. Tapi ya bisa juga sih, kayak kemarin sholat kan bisa juga.” 21 Januari 2017
Hasil wawancara tersebut didukung oleh hasil observasi selama proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti di dalam kelas III A. Berikut ini
hasil observasi selama proses kegiatan pembelajaran pada kegiatan pendahuluan. Berdasakan hasil observasi pada kegiatan pendahulan pada tanggal 19 Januari
2017 yaitu Pukul 07.15 WIB pelajaran IPA dimulai, pada kegiatan pendahuluan Bu Mu menanyakan kabar siswa, “Bagaimana kabarnya hari ini?”. Siswa
menjawab dengan serempak, “Alhamdulillah, baik bu.” Bu Mu melakukan
136 apersepsi dengan meminta siswa melihat keluar jendela kelas dan memandang
langit, “Bagaimana kondisi langitnya anak-anak?”. Siswa menjawab, “Cerah bu, sedikit mendung.” Bu Mu menanggapi jawaban siswa, “Terang ya, kira-kira
kenapa langitnya bisa terang? karena ada sinar matahari. Nah matahari itu merupakan salah satu dari sumber energi. Kira-
kira matahari itu penting tidak?”. Siswa menjawab, “Penting bu.”. Bu Mu menanggapi, “Ya penting sebab tanpa
matahari bisa tidak ada kehidupan di bumi ini. Tumbuhan membutuhkan sinar matahari untuk berfotosintesis, manusia butuh sinar matahari untuk menjemur
pakaian. Coba ada lagi, te mannya matahari apa ya?” siswa antusias menjawab
pertanyaan Bu Mu. Bu Mu meluruskan jawaban siswa, “Temannya matahari yang juga merupakan sumber energi adalah udara, angin. Kalau angin itu adalah udara
yang bergerak.” Bu Mu menasehati siswa kembali, bahwa kita harus bersyukur atas apa yang telah Allah berikan contohnya tadi adalah matahari dan udara. Bu
Mu memberi contoh, “Orang yang sakit di rumah sakit itu anak-anak kadang untuk bernafas saja harus beli oksigen yang harganya mahal.”
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 23 Januari 2017, pada pukul 11.00 WIB bel tanda masuk kelas berbunyi, pelajaran dilanjutkan dengan Pendidikan
Agama. Bu End membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak siswa bersama-sama membaca basmallah. Pada kegiatan pendahuluan Bu End
bertanya pada siswa siapa yang tidak berangkat, Na menjawab “Pu dan Az bu, soalnya sakit.” Kemudian Bu End mengatakan, “Kalian punya tugas lo... yaitu
mendoakannnya.” Lalu Na ditempat duduknya berdoa, “Ya Allah semoga Pu dan Az cepat sembuh.” Disetiap kegiatan pendahuluan jika ada siswa yang izin tidak
137 berangkat karena sakit guru akan mengajak siswa untuk mendoakan temannya
tersebut supaya dapat segera sembuh. Selanjutnya karakter religius dapat dilihat pada kegiatan pendahuluan pada
hasil observasi pada tanggal 25 Januari 2017 pukul 07.05 WIB pelajaran pertama yaitu Bahasa Indonesia dimulai. Pada kegiatan awal pembelajaran Bu Mu
menyapa Az dan Pu yang sudah kembali masuk sekolah. Kemudian Bu Mu mengajak siswa untuk bersyukur dengan mengucapakan alhamdulilah. Ism
menunjukkan pada Bu Mu bahwa tulisan hari “Rabu” yang ada di papan tulis salah. Kemudian oleh Bu Mu petugas piket yaitu Vau diminta untuk
membetulkannya. Bu Mu juga menegur Ism yang salah memasang taplak meja karena terbalik, kemudian oleh Ism dibetulkannya. Selanjutnya Bu Mu
menanyakan kabar siswa, “Apa kabar kalian hari ini anak-anak?” Siswa menjawab, “Alhamdulilah, baik bu.”. Di kelas Bu Mu mengingatkan Ham untuk
beristighfar ketika melakukan kesalahan. Bu Mu bertanya pada siswa tentang pelajaran yang telah lalu yaitu tentang membuat kalimat tanya. Hari ini siswa akan
belajar tentang mengajukan pertanyaan berdasarkan isi bacaan. Pukul 07.40 WIB pelajaran dilanjutkan dengan Pendidikan Agama. Bu End
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Terlihat Ki tidak menjawab salam dari Bu End karena ia justru melamun, kemudian oleh Bu End ditegurnya.
Bu End men asehati siswa dengan berkata, “Mengucapkan salam terlebih dahulu
itu pahalanya lebih besar anak-anak, dibandingkan dengan menjawab salam. Jika diumpamakan mengucapkan salam pahalanya dua dan menjawab salam satu.” Bu
End membuka pelajaran dengan mengajak siswa membaca basmallah. Setelah itu
138 Bu End menanyankan kabar siswa, “Bagaimana kabarnya hari ini anak-anak?”
Siswa menjawab, “Alhamdulliah, tetap semangat, Allahhu akbar.” Pukul 10.10 WIB pelajaran dilanjutkan dengan pelajaran PKn. Bu Mu
meminta siswa yang piket hari ini untuk membagikan buku tulis PKn. Bu Mu memperingatkan Ev dan Ki untuk bicara yang sopan. Bu Mu menegur Ism, Zi dan
Ev yang asik bermain sendiri di dalam kelas. Bu Mu berkata bahwa masih ada beberapa siswa yang melapor ke Bu Mu kalau ada anak yang mengucapkan kata-
kata tidak sopan, sikapnya tidak sopan, bahkan menghina. Bu Mu melakukan apersepsi yang isinya supaya harga dirinya tinggi maka perlu ada usahanya. Bu
Mu menerangkan bahwa harga diri terbentuk dari ucapan, sikap, dan perilaku. Bu Mu
mengatakan, “Allah menciptakan mata, tangan itu untuk berbuat kebaikan dan untuk beribadah. Jangan menggunkan tangan, kaki untuk menyakiti temannya.”
Bu Mu mengajak siswa untuk dapat mengontrol diri sendiri. Mengingatkan temannya jika berbuat salah. Bu Mu
kembali berkata,”Jika setiap orang tidak peduli dengan harga dirinya masing-masing, maka dunia ini akan rusak. Kita beda
dengan hewan, manusia punya akal dan budi sedangkan hewan tidak punya.” Hasil observasi pada tanggal 26 Januari 2017 yaitu pada pukul 07.15 WIB
Bu Mu membuka pelajaran IPA dengan mengucapkan salam “Assalammualaikum wr. wrb.” Bu Mu melakukan presensi kehadiran siswa dengan bertanya, “Siapa
yang tidak masuk?”. Siswa menjawab, “Ikhwan Bu, kemarin hujan-hujanan.” Bu Mu bertanya kabar pada s
iswa, “Apa kabar kalian hari ini?” Siswa menjawab, “Alhamdullilah, baik bu.” Kemudian Bu Mu bertanya pada siswa kembali, “Siapa
yang tadi sholat subuh?” Beberapa siswa mengangkat tangan, “Yang lain kenapa
139 tidak sholat? Kenapa bangun kesiangan? Kalian kan bisa meminta tolong pada
orang tua kalian untuk membangunkan kalian. Mati listrik dan gelap bukan alasan ya anak-anak. Jika kalian tahu, dahulu Nabi Muhammad itu sholat juga dalam
keadaan gelap.” Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat disimpulkan bahwa pada
kegiatan pendahuluan guru sudah memasukkan karkater religius di dalamnya. Adapun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pemberian salam : di setiap awal pelajaran guru selalu mengucapkan salam.
Bu End memberi nasehat pada siswa bahwa mengucapkan salam itu pahalanya lebih besar daripada menjawab salam.
2. Mengajak siswa berdoa: berdoa doa sebelum belajar beserta artinya pada jam
pertama pelajaran. Di setiap awal pergantian jam pelajaran guru mengajak siswa membaca basmallah.
3. Menanyakan kabar : mengajak siswa untuk mengungkapkan syukur atas
keadaannya dengan mengucapkan Alhamdullilah. 4.
Melakukan presensi: guru mengajak siswa untuk ikut mendoakan siswa yang tidak masuk sekolah karena sakit, agar cepat sembuh.
5. Memberikan motivasi : guru memberi nasehat pada siswa bahwa ulang tahun
itu yang penting adalah ungkapan syukur atas umur yang panjang, bukan perayaannya. Mengingatkan siswa saat istirahat untuk makan dan minum
sambil duduk dan dengan tangan kanan. Bertanya pada siswa siapakah yang sudah melaksanakan sholat subuh. Menceritakan kisah pendek para Nabi,
supaya siswa dapat termotivasi meneladani sikap dan perilaku para Nabi.
140 6.
Melakukan apersepsi : pada pelajaran IPA, guru mengajak siswa untuk menysukuri berbagai jenis energi yang telah Allah berikan. Pada pelajaran
PKn, supaya harga diri tinggi maka harus menggunakan anggota tubuh untuk melakukan hal-hal yang baik.
4 Karakter Religius ada dalam Kegiatan Inti
Selanjutnya, pada kegiatan inti guru mengaitkan karakter religius ke dalam materi pembelajaran. Berikut ini hasil observasi internalisasi karakter religius
yang diintegrasikan dalam mata pelajaran melalui kegiatan inti. a
Mata Pelajaran PKn Hasil observasi pada tanggal 18 Januari 2017, materi pembelajaran PKn hari
ini adalah harga diri. Pada kegiatan inti, guru pertama kali menceritakan dua buah cerita pada siswa. Cerita pertama berlokasi di lingkungan rumah yang isinya
mengajarkan siswa untuk tidak sombong dan pandai dalam bersyukur. Karena orang yang pandai bersyukur adalah orang yang memiliki harga diri yang tinggi.
Cerita yang kedua berlokasi di sekolah yang isinya bahwa siswa itu harus belajar berusaha keras dengan saling mengingatkan dalam kebaikan, saling tolong-
menolong dalam kebaikan. Selanjutnya guru memberi tugas pada siswa untuk menuliskan kelebihan
dan kekurangan dirinya. Bu Mu mengatakan bahwa, “Tidak mungkin mahkluk Allah itu sempurna, pasti punya kekurangan.” Ketika melihat siswa yang tidak
menundukkan kepala saat berdoa, Bu Mu mengingatkan siswa tersebut dengan berkata “Anak-anak mbok ya kalau kalian berdoa itu kepalanya ditundukkan
karena mengingat Allah. Supaya harga diri kalian itu tinggi dimata Allah.”
141 b
Mata Pelajaran IPS Hasil observasi pada tanggal 19 Januari 2017, ketika pelajaran IPS dengan
materi tentang jenis-jenis pekerjaan siswa diminta untuk menyebutkan pekerjaan orang tuanya. Bu Mu mengajak siswa untuk mensyukuri setiap pekerjaan orang
tuanya, “Anak-anak kalian harus bersyukur pada setiap pekerjaan orang tua kalian. Dan tidak boleh sombong karena pekerjaan orang tuamu mempunyai
pangkat yang tinggi. Akan tetapi, kalian juga tidak perlu malu jika orang tuanya, maaf... hanya tukang cuci atau asisten rumah tangga. Yang penting pekerjaannya
halal dan barokah. ”
c Mata Pelajaran IPA
Berdasarkan hasil observasi pada tangal 21 Januari 2017 ketika pelajaran IPA dengan materi tentang cara menghemat energi. Pada kegiatan inti Bu Mu
menjelaskan tentang kebijakan pemerintah dalam meningkatkan tarif listrik untuk daya 900 Volt ke atas, yang mulai maret pelan-pelan akan dihilangkan. Bu Mu
menjelaskan bahwa keluarga yang daya listriknya 900 Volt ke atas merupakan keluarga yang berkecukupan dalam segi materi. Sehingga begitu pentingnya anak-
anak dalam menghemat listrik supaya waktu membayar tidak banyak dan dapat berhemat. Ketika Bu Mu menerangkan anak-anak mendengarkannya dengan
sangat antusias sekali. Kemudian anak-anak diminta menyebutkan kegiatan sehari-hari yang menggunakan listrik. Siswa menjawab dengan antusias. Bu Mu
memberikan nasehat, “Orang yang boros katanya temannya setan. Bahkan rasullullah pernah wudhu hanya dengan segayung air.” Bu Mu mengingatkan
siswa kembali, jika saat sholat dhuha pernah melihat ada anak yang tidak mematikan kran air yang masih menetes sendiri. Oleh karena itu Bu Mu
142 menekankan kembali pada siswa untuk bersyukur atas rezeki air yang telah Allah
berikan. Dan juga untuk selalu menjaga lingkungan sekitar, supaya tetap hijau. Kemudian Bu Mu bertanya pada siswa bagaimana cara menghemat air. Siswa
menjawab dengan antusias. Bu Mu kembali bertanya pada siswa, “Anak-anak
siapa yang pernah mususi beras atau mencucui beras?” Bu Mu menjelaskan
kepada siswa supaya menggunakan air bekas cucian beras untuk menyirami tanaman, dan air bekas cucian pakaian untuk menyirami halaman saat musim
kemarau. d
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada tanggal 18 Januari 2017, pelajaran Pendidikan Agama Islam
dilanjutkan dengan materi tata cara membaca surat Al-Lahab dengan cara yang benar. Pada kegiatan inti Bu Endi meminta salah satu siswa untuk maju
menuliskan huruf latin dari ayat kedua suarat Al-Lahab. Kali ini Bu End menunjuk Na untuk maju menuliskan jawabannya di papan tulis. Setelah Na
selesai menuliskan jawaban Bu End mengoreksinya. Bu End menyatakan jika jawaban Na sudah hampir benar hanya saja masih ada yang sedikit yang harus
dibetulkan. Dan Bu End menilai jawaban Na 75, Bu End pun membetulkan jawaban Na yang salah tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada beberapa mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dapat disimpulkan bahwa pengintegrasian
karakter religius dalam kegiatan inti ada pada mata pelajaran PKn, IPS, IPA, dan Pendidikan Agama Islam. Bentuk pengintegrasian yaitu ketika menyampaikan
materi guru menyisipkan pesan-pesan moral yang bernuansa religius ke dalam
143 pokok bahasan. Selain itu, guru juga mengaitkan materi pelajaran dengan
kegiatan-kegiatan religius siswa yang dilakukannya dikehidupan sehari-hari. Contoh pengintegrasian dalam setiap mata pelajaran, yaitu: 1 PKn, dengan
mengaitkan materi harga diri dengan sikap yang baik saat berdoa. Guru memberi pesan supaya harga diri siswa tinggi dimata Allah, maka siswa harus
menundukkan kepala ketika berdoa, 2 IPS, dengan mengaitkan materi jenis-jenis pekerjaan dengan rasa syukur atas pekerjaan orang tuanya, 3 IPA, dengan
mengaitkan materi sumber energi dengan rasa bersyukur atas penciptaan sumber energi oleh Allah. Mengaitkan materi cara menghemat energi dengan sikap hemat
menggunkan air sebagaimana rasullah hanya wudhu dengan segayung air, dan 4 Pendidikan Agama Islam, dengan mengaitkan materi tata cara membaca dan
menulis surat Al-Quran dengan membaca dan menulis surat Al-Lahab.
5 Karakter Religius ada dalam Kegiatan Penutup
Adapun pada kegiatan penutup guru akan memberikan soal evaluasi dan selalu mengingatkan siswa untuk mengerjakannya dengan jujur, disetiap akhir
pergantian jam pelajaran guru mengajak siswa membaca hamdallah, mengucapkan salam, memberi motivasi dengan memberi nasehat agar rajin sholat
lima waktu, memotong kuku pada hari Jumat, membantu orang tua. Sebelum pulang sekolah siswa dibiasakan membaca doa agar diberi petunjuk yang baik dan
buruk dan doa penutup majelis.
144
e. Hambatan dalam Upaya Internalisasi melalui Strategi Pengintegrasian