218 terutama untuk siswa laki-laki. Anggaran dana yang diberikan kepada sekolah
untuk biaya lomba keagamaan memang terbatas sehingga perlu adanya upaya dari sekolah sendiri supaya dapat ikut berpartispasi dalam kegiatan lomba keagamaan.
Kesulitan dalam mencari peserta lomba seni baca Al-Quran khususnya untuk siswa laki-laki dirasakan guru karena siswa yang memiliki bakat dalam seni baca
Al-Quran sulit ditemukan. Dan jika dilatihpun akan sulit, sebab guru berpendapat bahwa seni itu merupakan bakat yang dibawa sejak anak lahir.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Internalisasi Karakter Religius di SD Negeri Demakijo 1” ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan peneliti.
Kekurangan tersebut yakni peneliti tidak mengajak teman sejawat dalam melaksanakan penelitian sehingga peneliti tidak bisa mengamati internalisasi
karakter religius di SD Negeri Demakijo 1 secara keseluruhan. Selain itu, kepala sekolah yang tadinya akan dijadikan narasumber tidak bisa diwawancarai karena
ternyata sudah purna tugas. Sehingga peneliti memutuskan wakil pelaksana kepala sekolah yang dijadikan narasumber untuk wawancara. Oleh karena itu, peneliti
masih terbatas untuk menyimpulkan lebih luas mengenai internalisasi karakter religius di SD Negeri Demakijo 1.
219
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa internalisasi karakter religius di SD Negeri Demakijo 1 sebagai berikut.
1. Internalisasi karakter religius di SD Negeri Demakijo 1 meliputi: upaya
internalisasi yang dilakukan guru, sikap siswa yang terbentuk, serta perilaku siswa yang muncul. Upaya internalisasi dilakukan melalui: a strategi
pengembangan diri, meliputi; 1 kegiatan rutin, berupa kegiatan yang dilaksanakan setiap hariminggutahun secara terus-menerus dan konsisten
setiap saat. Sikap siswa yang terbentuk adalah sadar untuk melaksanakan ibadah karena itu merupakan perintah Tuhan. Perilaku siswa yang muncul
yaitu: siswa berdoa sebelum pelajaran beserta artinya yang dipimpin oleh salah satu siswa secara bergiliran, membaca doa kafaratul majelis sebelum
pulang sekolah, dan membaca doa sholat dhuha beserta artinya setelah selesai sholat; 2 kegiatan spontan, berupa: a memberikan peringatan pada siswa
yang melakukan kesalahan dengan cara menasehati serta meminta anak untuk beristighfar, dan b memberikan pujian pada siswa yang berbuat kebaikan,
caranya memberikan hadiah, tepuk tangan, dan memujinya dengan berkata “sholeh sholih, bagus, dan pintar”. Sikap siswa yang terbentuk yaitu siswa
mau mengucapkan istighfar supaya dosa-dosanya hilang dan karena takut kepada Allah. Perilaku siswa yang muncul setiap kali siswa melakukan
kesalahan siswa mengucapkan istighfar, 3 keteladanan, dengan cara guru ikut