28
daya tuturan tertentu. Jenis tuturan ini dapat diidentifikasi dengan pertanyaan, “untuk apakah tuturan itu diekspresikan”.
Adapun verba yang menandai tindak tutur ilokusi, antara lain: melaporkan, mengumumkan, meramalkan, berpendapat,meminta, menegur, memohon,
menganjurkan, menyuruh, mengusulkan, mengungkapkan, menanyakan, berterima kasih,mengucapkan selamat, berjanji, dan mendesak
Leech 1993:323. Jadi tuturan ilokusi merupakan tindak tutur menginformasikan sesuatu
dengan maksud tertentu. Tuturan di bawah ini termasuk tuturan ilokusi. 7”Besok kamu harus berangkat pagi ke kantor.”
8” Sepatuku rusak.”
2.2.3.2.3 Tuturan Perlokusi
Tindak tutur perlokusi adalah melakukan sesuatu tindakan dengan mengatakan sesuatu Austin dalam Tarigan 1990:109. Tuturan yang diujarkan
kadang-kadang mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya Wijana 1996:19. Efek atau daya pengaruh dapat muncul baik sengaja maupun
tidak sengaja. Ibrahim 1992:304 menjabarkan bahwa pengaruh yang dihasilkan dengan
mengatakan apa yang dikatakan disebut tuturan perlokusi. Senada dengan pendapat Ibrahim,Wijana 1996:20 yang merumuskan bahwa tindak tutur yang
pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur disebut tindak perlokusi. Pernyataan tersebut didukung oleh Rustono 2000:77 yang
menerangkan bahwa tindak tutur perlokusi, antara lain: membujuk, menipu,
29
mendorong, membuat, jengkel, menakut-nakuti, menyenangkan, melegakan ,mempermalukan, menarik perhatian, mengesankan, membuat penyimak
melakukan, mengilhami, mempengaruhi, dan sebagainya. Jadi tuturan perlokusi adalah tindak tutur yang mempunyai pengaruh atau
efek terhadap mitra tutur. Dengan daya pengaruh yang masing- masing berupa menakut-nakuti, dan mendorong, tuturan di bawah ini termasuk tindak tutur
perlokusi. 9”Ada setan”
10” Pasti kamu bisa megerjakan tugas ini”
2.2.3.3 Tuturan Langsung, Tuturan Tidak Langsung, Tuturan Harfiah, Tuturan Tidak Harfiah, Langsung Harfiah, Langsung Tidak Harfiah, Tidak
Langsung Harfiah, dan Tidak Langsung Tidak Harfiah
Rustono 1999:45 mengemukakan jenis tindak tutur dibedakan menjadi tindak tutur harfiah dan tindak tutur tidak harfiah. Jika tindak tutur langsung dan
tidak langsung digabungkan dengan tindak tutur harfiah dan tidak harfiah akan diperoleh jenis tindak tutur sebagai berikut: langsung harfiah, langsung tidak
harfiah, tidak langsung harfiah dan tidak langsung tidak harfiah.
2.2.3.3.1 Tindak Tutur Langsung
Tindak tutur langsung yakni tuturan yang bermodus deklaratif, interogratif dan imperatif secara konvensional masing-masing diujarkan untuk menyatakan
informasi, menanyakan sesuatu, dan memerintah mitra tutur melakukan sesuatu.
30
Kesesuaian modus tuturan dan fungsinya secara konvensional inilah yang merupakan tindak tutur langsung Rustono 1999:43. Berikut merupakan contoh
tindak tutur langsung. 11 “ Tolong, buka pintu”
12 “ itu bungkusan apa, Bu?” 13 “ Sekarang pukul 12.00.”
ketiga tuturan di atas merupakan tindak tutur langsung karena memang digunakan secara konvensional. Tuturan 11 dimaksudkan sebagai perintah
supaya dibuka pintunya, tuturan 12 menanyakan isi bungkusan, dan tuturan 13 menginformasikan bahwa saat itu pukul 12.00.
2.2.3.3.2 Tindak Tutur Tidak Langsung