24
keadaan yang diperkirakan oleh ilokusi misalnya mengucapkan, berterima kasih, mengucapkan selamat, memaafkan, mengampuni, menyalahkan, memuji,
menyatakan belasungkawa.
2.2.3 Jenis-Jenis Tindak Tutur
Jenis-jenis tindak tutur mencakupi 1 tindak tutur konstatif dan performatif, 2 tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi,3tuturan langsung, tidak
langsung, harfiah, tak harfiah, langsung harfiah, tidak langsung harfiah langsung tidak harfiah, dan tidak langsung tidak harfiah 4 tindak tutur representatif,
direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi.
2.2.3.1 Tuturan Konstatif dan Performatif
Austin dalam Rustono 1999:33 membedakan tuturan yang bermodus deklaratif menjadi dua, yaitu konstatif dan performatif.
2.2.3.1.1 Tuturan konstatif
Tuturan konstatif adalah tuturan yang menyatakan sesuatu yang kebenarannya dapat di uji benar atau salah Rustono 2000:71-72. Kekonstatifan
tuturan di atas dapat dibuktikan dengan cara menguji benar atau salah isi tuturan itu. Pengujian itu dapat dilakukan dengan menggunakan pengetahuan dunia
Gunarwan 1994:43. Tuturan berikut merupakan tuturan konstantif. 1
“ Obyek wisata Borobudur terletak di Kota Magelang.” 2
“ Surabaya Ibukota Jawa Timur.”
25
Pertanyaan untuk menguji tuturan 1 dan 2 berturut-turut adalah Apakah benar bahwa obyek wisata Borobudur terletak di Kota Magelang? Dan Apakah
benar bahwa Surabaya merupakan Ibukota Jawa Timur?. Pertanyaan tersebut dapat dijawab berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Jadi tuturan konstantif
adalah tuturan yang kebenarannya dapat diuji benar atau salah dengan mengajukan pertanyaan atau pengetahuan tentang dunia.
2.2.3.1.2 Tuturan Performatif
Tuturan performatif digunakan untuk melakukan sesuatu Wijana 1996:23. Merumuskan kevaliditasan atau kesahihan tuturan harus memenuhi
empat syarat, yaitu1 harus ada prosedur konvensional yang mempunyai efek konfensional dan prosedur itu harus mencakupi pengujaran kata-kata tertentu oleh
orang-orang tertentu pada peristiwa tertentu, 2 orang-orang pada peristiwa tertentu pada kasus tertentu harus berkelayakan atau yang patut melaksanakan
prosedur itu, 3 prosedur itu harus dilaksanakan oleh para peserta secara benar dan 4 prosedur itu harus dilaksanakan oleh para peseta secara lengkap Austin
dalam Rustono 1999:34. Wijana 1996:25 memperluas syarat-syarat validitas tindak tutur
performatif antara lain 1 penutur harus memiliki niat yang sungguh-sungguh terhadap apa yang dijanjikan, 2 penutur berkeyakinan bahwa lawan tutur
percaya bahwa tindakan itu benar-benar dilaksanakan, 3 penutur berkeyakinan bahwa ia mampu melaksanakan tindakan itu, 4 penutur harus memprediksi
26
tindakan yang akan dilakukan, dan 5 penutur harus memprediksi tindakan yang dilakukannya sendiri, bukan tindakan yang dilakukan oleh orang lain.
Jadi tuturan performatif adalah tuturan yang dilakukan penutur untuk melakukan suatu tindakan. Berikut ini adalah contoh tuturan performatif.
3“ Saya berjanji nanti malam akan berkunjung ke rumahmu.” 4“ Saya berani bertaruh piala dunia 2006 diselenggarakan di jerman.”
2.2.3.2 Tuturan Lokusi, Ilokusi, Perlokusi