188
jumlah penduduk lantaran korban tewas pada berjatuhan. Nah, jika para pemimpin ingin mempertahankan “jati diri” ini dengan
membiarkan kubangan-kubangan di jalanan itu memanen korban, tangggal 20 Mei ini segeralah ubah peringatan Seabad Kebangkitan nasional manjadi
Kebangkrutan nasional Merdeka
Analisis 1. Tindak Tutur dalam Tuturan ekspresif
a. Tindak Tutur ilokusi
• “Penyunatan anggaran dan wajah bopeng jalan raya kita, adalah dwi tunggal yang tidak terpisahkan.196
Maksud penutur: penutur bermaksud mengungkapkan bahwa
jalan yang berubang dan pemotongan anggaran merupakan dua hal yang saling berhubungan, keduanya cenderung terjadi
manipulasi politik.
b. Tindak Tutur Perlokusi
• “Moge? Wuaah, mbok kamu itu jangan ngece. Memangnya kita gablek duit apa, kok berani-beraninya membayangkan
aku naik moge,” jawab Mas Celathu yang memang berdompet
cekak.197 Maksud penutur:
penutur merasa terhina atas apa yang dikatakan oleh mitra tutur yaitu tidak mempunyai uang
sedangkan mitra tutur menyarankan membeli Moge yang harganya puluhan juta rupiah sedangkan penutur tidak punya
uang sedikit pun.
c. Tindak Tutur Langsung
• “oalaah.., Mas bojoku benar-benar frustasi. Dulu dia berharap bisa ikut mendandani bangsa dan negara ini
dengan jadi politikus. Makanya dia mau jadi wakil rakyat.
Jadi orang partai. Tapi ternyata bosok kabeh. Kapoklah dia.198
Maksud penutur: penutur memberitahu bahwa suaminya
benar-benar frustasi karena keadaan pemerintah yang dinilai tidak bersih.
d. Tindak Tutur Tidak Langsung
• “ Sekarang sampeyan saya ingatkan. Kalau nanti frustasi, kecewa karena apa saja, jangan sekali-kali naik motor
gede,”
kata Mbakyu Celathu”.199 Maksud penutur:
penutur secara tidak langsung mengingatkan bahwa jika dalam keadaan frustasi jangan menaiki mortor
gede.]
189
e. Tindak Tutur Harfiah
• “Bahkan diijinkan melanggar undang-undang lalu-lintas dengan pengawalan polisi, seperti sering terjadi rombongan moge
menerabas jalan tol di Ibukota.200 Maksud penutur:
polisi dalam tuturan di atas mempunyai makna arti sebenarnya yaitu: badan pemerintah yang bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban umum. f.
Tindak Tutur Tidak Harfiah • “ Karena lazimnya orang pengin berlama-lama nongkrong di
kursi empuk Senayan”.201
Maksud penutur:
kursi empuk dalam tuturan di atas bukan makna arti yang sebenaranya, itu adalah sebuah ungkapan. Arti
kursi empuk yaitu kedudukan yang enak.
• “Seakan-akan medan politik hanya dihuni oleh mereka yang berhati resik, memihak wong cilik, pantang korupsi dan benar-
benar tulus ingin menyelamatkan.”202 Maksud penutur:
Wong cilik dalam tuturan di atas mempunyai makna yang bukan sebenarnya. Wong cilik mempunyai arti
rakyat kecil, golongan rendah.
2. Fungsi Pragmatis Tuturan Ekspresif a.
Fungsi Ekspresif Mengkritik • “Nah, jika para pemimpin ingin mempertahankan”Jati Diri”
ini dengan membiarkan kubangan-kubangan dijalanan itu memanen korban, tanggal 20 Mei ini segeralah ubah
peringatan Seabad Kebangkitan Nasional menjadi Kebangkrutan Nasional. Merdeka203
Maksud penutur:
penutur mengkritik jalan raya yang banyak berlubang sehingga menyebabkan banyak korban yang tewas,
sehingga mengkritik dengan perkataan kebangkrutan nasional.
b. Fungsi Ekspresif Menyindir