166
air mata pejabat publik yang bercucuran saat menyampaikan pidato atau bikin pernyataan publik. Komite akan bekerjasama dengan para ajudan pejabat-pejabat
itu. Begitu air mata ndlewer, sang ajudan harus segera mengambil sample-nya, dan harus secepat kilat mengirimkan contoh air mata itu ke laboratorium KAMI.
Jika setelah diteliti ternyata air mata itu mengucur dari tangisan palsu, maka si pejabat harus rela mengundurkan diri dari kursinya. Dan apabila terbukti, itu
adalah air mata suci yang keluar dari nurani terdalam, maka si pejabat akan memperoleh bonus 10 kali lipat gaji bulanannya.
Pipi Mas Celathu mencucu menahan tawa. Ditahannya kuat-kuat karena tak ingin melecehkan gagasan bininya. Jadinya ia hanya mengulum senyum demi
mendengar usulan ngawur itu. Dengan sok serius, dia bertanya dengan halus, “Saya boleh nggak melamar jadi anggota KAMI.”
“Nggak boleh. Sampeyan masih cengeng. Syarat utama anggota KAMI harus tidak lagi mempunyai stok air mata. Harus ada rekomendasi dari DEPKES,
bahwa yang bersangkutan nggak bisa menangis lagi,” kata Mbakyu Celathu tegas.
Mendengar penjelasan ini, Mas Celathu berketetapan hati tidak ingin menjadi anggota KAMI. Soalnya, dia sadar bahwa dia masih manusia. Demi
membesarkan hati istri yang dicintainya itu, Mas Celathu bilang, “Gagasanmu baguuuuus banget. Nanti kalau ada acara dengar pendapat di DPR, usulkan saja.
Siapa tahu bisa diterima.” Mas Celathu lalu ngeloyor pergi, sambil membatin dalam hati, “Kalau sampai diterima, ya berarti edan kabeh.”
Analisis 1. Tindak Tutur dalam Tuturan ekspresif
a. Tindak Tuturan ilokusi
• “ Sekecil apa pun pengkhianatan, niscaya akan terasa menyakitkan juga.
Terlebih jika”penjaga gawang”itu adalah penjaga utama tegaknya hukum dan keadilan sebuah
negara.137 Maksud penutur:
penutur menuturkan bahwa betapa pun pengkhianatan itu hanya sepele, tidak penting tetapi akan terasa
menyakitkan.
• “ Itulah tangis yang sangat mengharukan. Saya juga ikut sedih. Orang kalau sudah terjebak di jalan buntu, akhirnya ya
hanya bisa menangis.138 Maksud penutur:
penutur menuturkan kalau orang sudah menemui jalan yang sudah tidak ada penyelesaiannya ujung-
ujungnya hanya akan menangis dan tidak bisa berbuat apa-apa.
167
b. Tindak Tutur Perlokusi
• “ Lalu lanjutnya, “Saya ini sudah imun dengan politik tangis. Rakyat sudah bosen diapusi dengan air mata.139
Maksud penutur : penutur bermaksud mengkritik pejabat
politik yang tiap dibelit persoalan selalu mencucurkan air mata. Rakyat sudah hapal dengan gaya pejabat yang seperti itu
makanya rakyat sudah kebal dengan keadaan seperti itu.
c. Tindak Tutur Langsung
• “Terus gimana caranya supaya kamu bisa percaya lagi?”140
Maksud penutur :penutur menanyakan soal kepercayaan
istrinya tentang politik airmata yang akan menimbulkan kekuatan baru yang mampu membongkar semua kebusukan
dankejahatan yang dilakukan oleh aparat hukum.
• “Nasib mereka masih terombang-ambing dipermainkan harga kebutuhan pokok yang gampang melejit. Dan masih
kerap dikerjani oleh ketidakpastian memperoleh jaminan social.141
Maksud penutur:
penutur menginformasikan keadaan rakyat
kecil yang semakin sengsara. d.
Tindak Tutur Tidak Langsung • “ Dengan sok serius, dia bertanya dengan halus,” saya boleh
nggak melamar jadi anggota KAMI.”142 Maksud penutur
: penutur secara tidak langsung menanyakan mengenai soal menjadi anggota KAMI.
• “ Nggak boleh. Sampeyan masih cengeng. Syarat anggota
KAMI harus tidak lagi mempunyai stok air mata, harus ada rekomendasi dari DEPKES.143
Maksud penutur
: penutur secara tidak langsung melarang mitra tutur menjadi anggota KAMI, karena dinilai masih sering
menangis, cengeng.
168
e. Tindak Tutur Harfiah