50
2 Berfungsi sebagai estetik atau politik dalam bahasa yang dimungkinkan
oleh hakekat bahasa itu sendiri. 3
Berfungsi sebagai pelarian dari problema dunia dan hanya memain- mainkan gambaran tentang dunia tanpa berupaya memberikan sumbangan
untuk mengubah dunia itu supaya lebih baik. Fungsi humor adalah untuk alat penilaian baik atau buruk penjahat atau
pahlawan. Menurut Purwo 1996 fungsi humor adalah sebagai alat pengobat stress dan untuk menghilangkan ketegangan- ketegangan yang ada di alam ini.
Humor sangat berfungsi sebagai alat kritik yang ampuh sebab yang dikritik tidak merasakannya sebagai suatu konfrontasi. Humor dapat mengendorkan ketegangan
atau berfungsi sebagai katup penyelamat.
2.2.6.2 Tindak Tutur Dalam Humor
Tindak tutur adalah bahwa didalam mengucapakan suatu ekspresi pembicara tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan mengucapkan itu.
Gunarwan 1994:43 mengatakan bahwa mengujarkan sesuatu tuturan dapat dilihat sebagai melakukan tindakan, di samping memang mengucapkan
mengujarkan tuturan itu. Aktifitas mengujarkan atau menuturkan tuturan dengan maksud tertentu itu merupakan tindak tutur atau tindak ujar. Tindak tutur
merupakan entitas yang bersifat sentral di dalam pragmatik Rustono 1999:31. Entitas ini menjadi dasar analisis topik-topik lain, bidang ini seperti praanggapan,
perikutan, prinsip kerja sama, prinsip kesantunan, dan implikatur percakapan.
51
Searle 1969:23-24 menemukakan bahwa secara pragmatik setidak- tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur
yakni tindak lokusi, tindak ilokusi, tindak perlokusi. Tindak lokusi adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu. Gunarwan 1994:45
menyatakan tindak tutur merupakan tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan makna kalimat sesuai dengan makna kata itu di dalm kamus dan makna kalimat
itu menurut kaidah sintaksisnya. Tindak ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu atau merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya tutur
Austin 1962:99-100. Tindak perlokusi adalah tindak yang berupa tuturan yang memiliki efek atau daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya.
Wijana 1996:17 menyatakan bahwa tindak tutur dibedakan menjadi tiga yaitu 1 tindak lokusi, 2 tindak ilokusi dan 3 tindak perlokusi. Tindak lokusi
mempunyai pengertian sebagai makna dasar atau referensi dari ucapan, tindak tutur yang mengaitkan suatu topik dengan sesuatu keterangan dalam suatu
ungkapan penjelasan dalam sintaksis Nababan 1987:18. Tindak ilokusi didefinisikan sebagai tindak tutur yang berfungsi untuk menginformasikan sesuatu
dan melakukan sesuatu Wijana 1996:18 atau tindak tutur berupa pengucapan suatu pernyataan, tawaran, janjian, dan sebagainya Nababan 1987:18. Tindak
perlokusi mempunyai pengertian tindak bahasa yang merupakan hasil atau efek yang menimbulkan oleh tuturan para pendengar sesuai dengan situasi dan kondisi
pengucapan kalimat Nababan 1987:18.
52
2.2.7 Wacana