141
pastilah Departemen Agama hanya akan ngurusi brosur-brosur doa bagi calon penumpang, membangun tempat ibadah di terminal, bandara dan pelabuhan.
Asyiiikk. Tentunya nanti urusan agama tidak lagi diatur oleh negara, tetapi dikembalikan ke wilayah privat seperti halnya mandi, gosok gigi, makan, tidur
dan mengatur aurat.
Departemen Agama pastilah tak akan punya waktu lagi mengobok-obok iman dan kepercayaan yang memang seharusnya menjadi urusan pribadi setiap
orang.
Analisis
1. Tindak Tutur dalam Tuturan ekspresif a.
Tindak Tuturan ilokusi • “ Supaya lebih fokus, dan bener-bener mengurusi problem
transportasi yang dari hari kehari tambah ruwet, dan selalu saja panen korban”.82
Maksud penutur : penutur bermaksud mengkritik pemerintah
dalam urusan transportasi yang selalu saja memanen korban yang disebabkan oleh tidak ada penanganan dari pihak
pemerintah.
b. Tindak Tutur Perlokusi
• “Sebaiknya BKKBN nggak usah repot-repot menahan laju
jumlah penduduk, karena soal transportasi cukup efisien untuk mengurangi jumlah penduduk,” kata Mas Celathu
sinis.83 Maksud penutur
: penutur menuturkan agar pemerintah introspeksi diriuntuk soal transportasi agar tidak memakan
banyak korban.
• “ Lha wong motor mabur kok bisa-bisanya pada mrotoli di udara? Apa itu namanya kalau bukan pesawat bobrok?
Kok dibiarkan terbang?84 Maksud penutur
: penutur menuturkan bahwa pesawat rusak masih saja digunakan, hal tersebut menimbulkan efek jengkel
karena banyak korban yang tewas.
c. Tindak Tutur Langsung
• “Mas Celathu membatin,’ kenapa semua itu bisa terjadi? Dimana letak kesalahannya? Apakah negara harus ikut
bertanggungjawab?85
142
Maksud penutur : penutur mempertanyakan apakah semua
dari kejadian kecelakaan yang menewaskan banyak orang, negara yang harus bertanggungjawab dan dimana letak
kesalahannya.
d. Tindak Tutur Tidak Langsung
• “Bayangkan, suatu hari kemacetan di Jakarta bisa mengekor sampai sejauh 20kilometer Jarak tempuh yang biasanya
cukup 20menit, dihari apes itu harus dilakoni 5jam Gila 86
Maksud penutur
:penutur secara tidak langsung menginformasikan tantang kemacetan di Jakarta yang biasa
ditempuh 20 menit, kali ini bisa mencapai 5jam. • “ Lha wong motor mabur kok bisa-bisanya pada mrotoli di
udara? Apa itu namanya kalau bukan pesawat bobrok? Kok dibiarkan terbang? Hayo bilang, kalau nggak ada sogok-
sogokan
Tantang Mas Celathu”.87 Maksud penutur:
penutur secara tidak langsung menyalahkan pemerintah yang telah mengijinkan pesawat rusak untuk
terbang sehingga menyebabkan banyak korban tewas pada berjatuhan.
e. Tindak Tutur Harfiah
• “Di udara, bukan hanya pesawat bertiket murah yang bisa
memberi bonus kecelakaan atau kematian, tetapi perusahaan penerbangan nasional yang dipersepsikan”lebih aman” pun
setali tiga uang.88 Maksud penutur
: pesawat dalam tuturan di atas mempuyai arti yang sebenarnya yaitu sejenis kapal terbang.
• “Sementara di darat, sudah puluhan kali transportasi kereta api
nasional membuktikan kebobrokan manajemennya dengan membuat kereta api menjadi bener-bener berapi karena gerbong
penumpangnya terbakar.89 Maksud penutur:
kereta api dalam tuturan di atas adalah kereta yang terdiria atas rangkaian gerbong yang ditarik oleh
lokomotif, dijalankan dengan tenaga uap, berjalan di atas rel.
f. Tindak Tutur Tidak Harfiah