173
b. Tindak Tutur Perlokusi
• “Seharusnya pers menjadi tauladan pelaksanaan sebuah profesionalisme. Jurnalis yang reformis mesti tak kenal
hari libur. Jurnalis memang dunia yang keras. Dan hanya
membutuhkan pekerja keras.151 Maksud penutur
: penutur menuturkan yang berupa kritikan yaitu media masa terkadang juga ikut cuti pada saat hari libur.
Semestinya pers menjadi contoh yang baik bagi pelaksanaan profesionalisme. Dari tuturan tersebut membuat efek
introspeksi diri bagi kalangan pers.
• “ aneh lha kok media masa terkadang ikut libur saat ada cuti bersama. Bahakan semestinya, saat ada libur resmi pun,
Koran ya tetep terbit. Bukankah peristiwa yang harus dikabarkan, tidak bisa ditunda-tunda.152
Maksud penutur:
penutur menuturkan bahwa media masa yang terkadang ikut libur pada saat cuti bersama. Hal tersebut
membuat efek kecewa bagi mitra tutur karena Koran ikut libur pada saat cuti bersama
c. Tindak Tutur Langsung
• “Wartawan kan juga manusia. Mereka kan butuh istirahat dan liburan,”
sergah mbakyu Celathu. 153 Maksud penutur:
penutur menuturkan bahwa wartawan juga butuh istirahat dalam pekerjaannya. Wartawan juga manusia
biasa yang perlu beristirahat. • “ Daya kritis masyrakat sudah sangat runcing. Menyenggol
ketajamannya, pastilah akan lahir demo besar-besaran yang bukan tak mungkin akan menjungkalkan seseorang dari kursi
kekuasaannya.
Jangan main-main dengan daulat rakyat”.154
Maksud penutur : penutur menuturkan bahwa masyarakat
sekarang ini sudah berani mengkritik dengan tajam. Maka berhati-hatilah karena kalau tidak akan ada demo yang bisa
membuat para pejabat politik lengser dari kedudukannya. Maka dari itu jangan semena-mena dengan rakyat.
d. Tindak Tutur Tidak Langsung
• “ Kalau pas liburan ternyata terjadi peristiwa besar yang harus segera diketahui masyarakat, terus gimana?apa kita disuruh
menunggu sampai besok korannya terbit? Atau kita disuruh percaya sama kabar angin?155
Maksud penutur
: penutur secara tidak langsung mengkritik media masa jika mereka mengambil cuti.
• “Sambil menyulut kretek filternya yang ketiga, mas Celathu membayangkan para jurnalis mengepalkan tinju dan
menjeritkan ikrar, kami kapok libur”156
174
Maksud penutur : penutur secara tidak langsung
menginformasikan bahwa mereka tidak akan cuti pada saat hari libur.
e. Tindak Tutur Harfiah
• “Mas Celathu percaya, sehebat apa pun presiden terpilih, dia tetap butuh waktu panjang. Tak semudah membalikan telapak
tangan. Tak
segampang membuang ingus.157 Maksud Penutur
: arti kata telapak tangan dalam tuturan di atas adalah dalam arti sebenarnya yaitu bagian dari tangan
bawah
f. Tindak Tutur Tidak Harfiah
• “ Pastilah akan lahir demo besar-besaran yang bukan tak mungkin akan menjungkalkan seseorang dari kursi
kekuasaannnya.158 Maksud penutur:
kata kursi dalam tuturan di atas bukan arti yang sebenarnya melainkan suatu jabatan atau kedudukan di
dalam parlementer atau kabinet.
• “ Anggota parlemen rupanya masih sibuk berpolitik dagang sapi,
seakan-akan tak percaya bahwa berubahnya kualitas
manusia.159 Maksud Penutur
:dagang sapi dalam tuturan diatas merupakan suatu perumpamaan yaitu permufakatan politik di antara partai
untuk memenuhi keiginan masing-masing, perihal tawar- menawar di di pembentukan kabiner parlementer di antara
partai politik.
• “ Apakah kita disuruh menunggu sampai besok korannya terbit?
Atau kita disuruh percaya sama kabar angin?” Cetusnya dengan nada tinggi160
Maksud penutur : Kabar angin dalam tuturan di atas adalah
suatu kabar yang tidak tentu kebenarannya, masih desas-desus atau belum pasti.
2. Fungsi Pragmatis Tuturan Ekspresif a.
Fungsi Ekspresif Mengkritik • “ Kayaknya pemerintah masih konsisten
mempertahankannya, bahkan meningkatkan kualitas kemiskinan itu dengan menyelenggarakan busung lapar di
mana-mana.
Benar-benar ganjil dan memprihatinkan.161 Maksud penutur:
penutur memberi kritikan kepada pemerintah bahwa kemiskinan masih banyak terjadi di mana-
mana, tetapi pemerintah masih belum dapat menanganinya.
• “ Anggota parlemen rupanya masih sibuk berpolitik dagang sapi,
seakan-akan tak percaya bahwa berubahnya kualitas manusia Indonesia harus dimulai dengan penataan sistem
pendidikan yang baik162.
175
Maksud penutur : Penutur mengkritik para anggota parlemen
yang sibuk dengan kepentingannya sendiri demi memenuhi kepentingan masing-masing tanpa memedulikan penataan
sistem pendidikan yang jauh lebih penting. Seakan-akan tak percaya bahwa berubahnya kualitas manusia Indonesia harus
dimulai dengan penataan sistem pendidikan yang baik
b. Fungsi Ekspresif Mengeluh