Tujuan Pengembangan Motorik Halus

3. Fungsi Keterampilan Motorik Halus

Pentingnya keterampilan motorik halus menjadi alasan seorang guru untuk merancang kegiatan yang berfungsi untuk meningkatkan keterampilan motorik halus. Meneurut Yudha M. Saputra 2005: 116 fungsi keterampilan motorik halus adalah: a. Sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua tangan. b. Sebagai alat pengembangan koordinasi kecepatan tangan dengan gerak mata. c. Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi. Dijelaskan oleh Sumantri 2005: 146 bahwa fungsi pengembangan motorik halus adalah untuk mendukung aspek pengembangan aspek lainnya seperti kognitif dan bahasa serta sosial karena pada hakekatnya setiap pengembangan tidak dapat terpisah satu sama lain.

4. Prinsip Pendekatan Keterampilan Motorik Halus pada Anak

Pendidikan yang bekerja dengan anak usia dini perlu menekankan pentingnya kegiatan bermain atau pengembangan motorik dan pengembangan lainnya. Terdapat dua hal yang tidak boleh dilupakan, hal pertama adalah pemahaman akan pentingnya hubungan kegiatan tersebut dengan pengembangan daya pikir dan daya cipta anak. Kemudian hal yang kedua adalah bila anak tanpa bergerak bebas, tanpa kesempatan bermain dan tanpa kesempatan menjelajahi lingkungannya, anak akan kurang tumbuh kembang secara optimal. Menurut Sumantri 2005: 147-148 pendekatan pengembangan motorik halus pada anak usia TK hendaknya memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut: a. Berorientasi pada kebutuhan anak. Kegiatan pengembangan anak usia dini harus senantiasa berorientasi pada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah masa yang sedang membutuhkan stimulus secara tepat untuk mencapai optimalisasi seluruh aspek pengembangan baik fisik maupun psikis. b. Belajar sambil bermain. Upaya stimulus yang diberikan pendidik terhadap anak usia dini 4-6 tahun hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan. c. Kreatif dan inovatif. Aktivitas kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir kritis dan menemukan hal-hal baru. d. Lingkungan yang kondusif. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang harus senantiasa disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain dan tidak menghalangi interaksi dengan pendidik atau dengan temannya. e. Tema. Dalam memilih tema hendaknya disesuaikan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, dan menarik minat anak. Pengguanaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenali berbagai konsep secara mudah dan jelas. f. Mengembangkan keterampilan hidup. Proses pembelajaran perlu diarahkan untuk pengembangan keterampilan hidup. Pengembangan keterampilan hidup didasarkan dua tujuan yaitu memiliki kemampuan untuk menolong diri sendiri self help, disiplin, dan sosialisasi. Selain itu peserta didik memiliki bekal keterampilan dasar untuk melanjutkan pada jenjang selanjutnya. g. Menggunakan kegiatan terpadu. Model pembelajaran terpadu beranjak dari tema yang menarik minat anak center of interest.

5. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Motorik Halus

Masa anak usia dini adalah masa untuk belajar dan bermain. Dalam hal ini motorik halus sangat berpengaruh dalam proses perkembangan anak yang akan mempengaruhi konsep diri dan perilaku anak yang akan dibawa sampai masa mendatang. Oleh karena itu, perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pengembangan motorik halus anak. Dipaparkan secara umum oleh Mahendra dalam Sumantri, 2005: 110 membaginya menjadi tiga faktor sebagai berikut:

a. Faktor Proses Belajar Learning Proces

Dalam hal pembelajaran motorik, proses belajar yang harus diciptakan adalah dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang digariskan oleh teori belajar yang diyakini kebenarannya serta dipilih berdasarkan nilai manfaatnya, berbagai tanda serta langkah yang bisa menimbulkan berbagai perubahan dalam perilaku anak ketika sedang belajar gerak motorik harus diupayakan kehadirannya.

b. Faktor Pribadi Personal Factor

Kesuksesan seseorang dalam menguasai sebuah keterampilan motorik juga ditentukan oleh ciri-ciri atau bakat dari orang yang bersangkutan.