Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini

segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dari dalam diri peserta didik sendiri, seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki; termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri peserta didik, seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Dalam sebuah pembelajaran terdapat dua aktivitas yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, yaitu belajar dan mengajar. Diana Mutiah 2010: 6 menyatakan bahwa pembelajaran pada anak usia dini adalah hasil dari interaksi antara pemikiran anak dan pengalamannya dengan materi-materi, ide-ide, dan representasi mentalnya tentang dunia sekitarnya. Adanya interaksi antara anak dengan lingkungan dapat memperoleh pengalaman yang akan dibawa dan mempengaruhi kehidupan anak pada masa dewasanya. Dalam sebuah pembelajaran anak usia dini, peserta didik dipandang sebagai subyek pembelajaran, dimana peserta didik diarahkan untuk mencapai sebuah indikator yang telah ditetapkan oleh pendidik. Keberhasilan program pengembangan keterampilan motorik halus peserta didik di taman kanak-kanak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pemberian arahan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Yeni Rachmawati 2010: 41 terdapat beberapa arahan dalam pembelajaran anak usia dini yaitu:

a. Kegiatan Pembelajaran Bersifat Menyenangkan Learning is Fun

Proses belajar yang menyenangkan akan sangat berarti bagi anak dan bermanfaat hingga dewasa. Anak akan mudah menyerap kesan, pengetahuan, keteladanan dan aktivitas belajar yang terjadi di lingkungannya.

b. Pembelajaran dalam Bentuk Kegiatan Bermain

Dunia bermain adalah dunia anak, dimana melalui bermain anak dapat mempelajari banyak hal, tanpa disadari dan merasa terbebani. Melalui bermain anak dapat mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi, toleransi, kerjasama, mengalah, sportif, dan sikap positif lainnya.

c. Mengaktifkan Siswa

Mengaktifkan siswa yaitu melibatkan anak dalam proses pembelajaran dari awal sampai akhir berupa belajar aktif. Ditambahkan oleh Graves 1989 belajar aktif active learning merupakan suatu proses dimana anak-anak melakukan eksplorasi terhadap lingkungan dengan cara mengobservasi, mendengarkan, mencari tahu, menggerakan badan, melakukan, menyentuh, membaui, memegang, dan membuat sesuatu dengan benda-benda yang ada di sekitar mereka.

d. Pembelajaran dalam Bentuk Kegiatan Konkret

Mengeksplorasikan objek secara langsung dapat membantu proses belajar anak. Mengamati objek secara langsung lebih mengaktifkan multi sensorik anak, mulai dari mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit, sehingga akan mudah diingat dan dimengerti.