Motorik Halus Mulai Berkembang

membentuk menggunakan adonan serbuk kayu, perolehan skor pada aspek kelenturan jari jemari mendapat skor 2, kecermatan dan antusias mendapat skor 3. Skor yang diperoleh oleh Nana yaitu 8 poin atau telah mencapai persentase 66,66.

c. Motorik Halus belum Berkembang

Keterampilan motorik halus belum berkembang adalah kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan motorik halus yang mendapatkan persentase pada rentan 0-30. Peserta didik yang masuk dalam kategori ini adalah peserta didik yang tidak lentur dalam melakukan kegiatan membentuk, tidak rapih dan terlihat acak-acakan pada hasil membentuk, serta tidak besungguh- sungguh, malas dalam membentuk, dan meminta bantuan orang dalam proses pembuatannya. Berdasarkan lembar observasi, tidak terdapat peserta didik yang masuk pada kategori motorik halus belum berkembang.

4. Siklus III

Tindakan pada siklus III yaitu peserta didik ditugaskan untuk membentuk wortel beserta bunga berornamen bingkai. Peserta didik yang hadir pada siklus III sebanyak 18 anak. Berikut ini akan ditampilkan sampel hasil karya membentuk menggunakan adonan serbuk kayu pada peserta diidik berdasarkan 4 tingkatan, yaitu:

a. Motorik Halus Berkembang Baik

Peserta didik yang masuk dalam kategori ini adalah peserta didik yang mendapatkan persentase pada rentan 71-100. Tindakan pada siklus III semua peserta masuk pada kategori motorik halus berkembang baik yaitu Abie, Amel, Arka, Auryn, Dila, Desva, Elsa, Ervin, Falah, Fifi, Gabriel, Gatan, Lia, Nana, Rara, Rasya, Ririn, dan Yahya. Berdasarkan hasil pengamatan, peserta didik tersebut terlihat lentur dalam gerak jari jemari, cermat dalam proses membentuk, dan tidak meminta bantuan orang lain. Gambar XXXII. Hasil Karya Membentuk dari Elsa Sumber: Dokumentasi Kukuh, 20 September 2014 Gambar XXXII merupakan gambar hasil karya membentuk dari Elsa pada siklus III. Hasil pengamatan terhadap Elsa dalam proses membentuk menggunakan adonan serbuk kayu, perolehan skor pada aspek kelenturan jari jemari, kecermatan, dan antusias mendapatkan skor 4. Skor yang diperoleh oleh Elsa yaitu 12 poin atau 100.

H. Pembahasan

Peserta didik anak usia dini mempunyai karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa, dimana peserta didik mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi sehingga ingin mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan. Pada anak usia dini, perkembangan fisik mereka akan terlihat secara jelas yaitu saat anak berlari, meloncat, menari, dan lain-lain, akan tetapi kurang adanya kegiatan yang dapat mendorong peningkatan keterampilan motorik halus. Sumantri 2005: 147 menjelaskan bahwa tujuan dari pengembaangan keterampilan motorik halus agar anak mampu menggerakan kedua tangan yang berhubungan dengan jari jemari dan mampu mengkoordinasikan apa yang dilihat dengan aktivitas motorik halus. Peningkatan keterampilan motorik halus anak dapat dikembangkan menggunakan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan membentuk. Terdapat berbagai macam media yang ditawarkan oleh beberapa toko seperti plastisin dan paper clay. Media alternatif yang digunakan dalam penelitian ini untuk membentuk adalah menggunakan adonan serbuk kayu, dimana dalam hal ini memanfaatkan limbah berupa serbuk hasil pengamplasan kayu. Pelaksanaan tindakan pertama yang dilakukan yaitu melakukan pra tindakan. Tindakan ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik kelas B1 RA Ar-Rahmah. Berdasarkan hasil observasi, perkembangan awal motorik halus peserta didik masih tergolong rendah. Peserta didik masih belum mampu memusatkan perhatian terhadap objek secara penuh. Peserta didik belum bisa mengkoordinasi gerakan tangan dan jari jemari tangan dengan lentur sehingga peserta didik asal-asalan dalam mengerjakan kegiatan khususnya dalam proses membentuk. Antusias peserta didik masih rendah dalam perkembangan motorik halus. Hal ini terlihat ketika peserta didik meminta bantuan orang lain dalam proses membentuk, kurang percaya diri dalam melakukan sejumlah