yang dikelompokan kedalam 3 kategori yaitu kelenturan jari jemari, kecermatan, dan antusias.
I. Indikator Keberhasilan
Penilaian dalam penelitian ini bersifat persentatif dan diinterpretasikan ke dalam kalimat “berkembang baik”, “mulai berkembang”, dan “belum
berkembang ”. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat diketahui saat
motorik halus anak telah berkembang sesuai yang direncanakan. Pengembangan ketrampilan motorik halus yang dapat dilihat melalui indikator keberhasilan,
yaitu: 1. Sekurang-kurangnya 80 peserta didik dalam kategori sangat luwes dalam
proses membentuk dan baik dalam koordinasi mata dan gerakan jari jemari 2. Sekurang-kurangnya 80 peserta didik dalam kategori sangat rapih dalam
melakukan kegiatan membentuk dengan media adonan serbuk kayu. 3. Sekurang-kurangnya 80 peserta didik dalam kategori bersungguh-sungguh
dan tidak meminta bantuan orang lain dalam melaksanakan kegiatan membentuk dengan media adonan serbuk kayu.
Tabel 5. Kriteria Ketuntasan Kemampuan Kreativitas Anak
Kriteria Persentase
Berkembang baik 71-100
Mulai berkembang 31-70
Belum berkembang 0-30
J. Teknik Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan data dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan data yang dikumpulkan selama melakukan rangkaian penelitian dengan
melakukan pengecekan kembali data yang sudah ada dan terkumpul dari berbagai sumber sebelumnya. Teknik keabsahan data pada penelitian ini yaitu
menggunakan triangulasi. Sugiyono 2010: 330 memaparkan bahwa triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpul data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data
dalam berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber. Triangulasi pada penelitian ini yaitu peneliti mengumpulkan data dari individu yang berbeda yaitu
melalui wawancara kepada kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Sumber data yang digunakan untuk menguatkan data yaitu catatan lapangan, catatan anekdot,
dan hasil observasi.
K. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik konsultasipendapat ahli expert judgment. Menurut Sugiyono 2010: 353 Expert judgment adalah
instrumen yang ada di-judgmentkan oleh ahli. Ahli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Drs. Martono, M.Pd. Beliau adalah salah satu dosen Program
Studi Pendidikan Seni Kerajinan Universitas Negeri Yogtakarta yang sudah berpengalaman mengenai pengembangan media.
Aspek yang dimintakan peneliti yaitu kisi-kisi instrumen keterampilan motorik halus melalui kegiatan membentuk dengan menggunakan adonan serbuk
kayu. Aspek yang dinilai meliputi kelenturan jari jemari, kecermatan, dan antusias, dengan tingkat kemampuan peserta didik serta cakupan indikator dalam
kisi-kisi instrumen. Adapun hasil penilaian dari validator terhadap kisi-kisi instrumen sebagai berikut:
1. Bahasa yang digunakan sudah operasional dan mudah digunakan oleh
pengambil data. 2.
Materi instrumen sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik anak usia dini.
3. Tujuan penyusunan instrumen sudah sesuai dengan tujuan penelitianrumusan
masalah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti merasa bahwa instrumen yang
digunakan sudah memenuhi standar kelayakan dengan alasan bahasa sederhana, sehingga mudah digunakan oleh pengamat lain. Materi sesuai dengan pendidikan
anak usia dini serta tujuan dan strategi dapat diketahui dengan jelas.
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RA Ar-Rahmah yang terletak di Jalan Ori I No. 2 Papringan, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Sekolah RA Ar-
Rahmah terletak tidak jauh dari perkotaan. Sekitar RA Ar-Rahmah ditumbuhi berbagai tanaman sehingga terlihat asri dan sejuk. RA Ar-Rahmah memiliki 12
ruangan diantaranya 1 koperasi, 1 ruang bermain, 1 ruang kepala sekolah, 1 UKS, 2 ruang kelas A, 1 ruang kantor guru, 1 ruang dapur, 2 ruang kelas B, 1 gudang,
dan 1 kamar mandi. Perlengkapan alat permainan edukasi RA Ar-Rahmah dapat dikatakan cukup memadai, baik indoor maupun outdoor.
Gambar II. RA Ar-Rahmah Papringan, Yogyakarta
Sumber: Dokumentasi Kukuh, 8 Januari 2015 Selama melakukan penelitian, peneliti mengambil setting tempat di dalam
ruang kelas indoor khususnya ruang kelas B1 yang menjadi subjek penelitian. Ruang kelas B1 bersebelahan dengan ruang kelas B2 yang disekat menggunakan