Materi Pembelajaran B. SIFAT-SIFAT KOLOID

107 Koagulasi dapat dicegah dengan cara menghilangkan muatan dari koloid tersebut. Proses penghilang muatan koloid dilakukan dengan proses dialysis. Pada dasarnya proses dialysis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukan koloid ke dalam membrane semipermeabel. Membrane ini mempunyai pori-pori yang mampu ditembus oleh ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel koloid. Boila kantong semipermeabel akan terbawa aliran air, sedangkan koloidnya masih tetap di dalam kantung semipermeabel. Salah satu pemanfaatan proses dialisi yang penting adalah alat pencuci darah Haemodialisis. Pada proses haemodialisis, darah kotor dari pasien dilewatkan dalam pipa-pipa yang terbuat dari membran semipermeabel. Selama darah mengalir, pipa semipermeabel tersebut dialiri cairan biasanya plasma darah, sehingga ion-ion dalam darah kotor tadi akan terbawa pada aliran plasma darah yang difusikan sebagai pencuci. 2. Penambahan Stabilisator Koloid Penambahan suau zat kedalam suatu sistem koloid dapat meningkatkan kestabilan koloid, misalnya emulgator dan koloid pelindung. Emulgator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu emulsi koloid cair dalam cair atau cair dalam dengan tujuan untuk menjaga agar koloid tidak mudah terpiah. Misalnya penambahan sabun ke dalam campuran minyak dan air, dan penambahan ammonia dalam pembuatan emulsi pada kertas film. Koloid pelindung merupakan koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim dimaksudkan agar es krim tidak cepat memisah sehingga tetap terus kenyal, serta penambahan gum arab dalam pembuatan semir dan lain-lainnya. 6. Koloid Liofil dan Koloid Liofob Berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya. Sistem koloid dibedakan menjadi dua macam, yaitu koloid liofil dan koloid liofob. 108 Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suika menarik medium pendispersinya. Peristiwa ini disebabkan gaya tarik antara partikel-partikel terdispersinya dengan medium pendispersinya kuat. Koloid liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya. Bila medium pendispersinya air koloid liofil disebut juga sebagai koloid hidrofil. Sedangkan koloid liofob disebut sebagai koloid hidrofob. Perbedaan kemampuan menarik medium pendispersinya mengakibatkan terjadinya perbedaan sifat-sifat koloid tersebut. Perbedaan dari kedua sifat kolid tersebut terlihat pada sol liofil dan sol liofob seperti pada tabel 9.3 Pemanfaat sifat hidrofob dan hidrofil terlihat pada penggunaan detergen dalam proses pencucian pakaian. Kotoran yang menempel pada kain ada yang mudah larut dalam air, tetapi banyak yang tidak larut dalam air, misalnya lemak dan minyak. Proses pencucian bertujuan agar lemak dan minyak dapat teremulsi di dalam air, tetapi minyak dan lemak lebih kuat menempel pada kain, sebab minyak dan lemak tidak larut dalam air. Dengan bantuan sabun atau detergen, maka minyak akan tertarik oleh detergen. Tabel 9.3 Perbandingan Sifat Koloid Liofil dsn Liofob No. Sifat Sol Liofil Sol liofob 1 Daya adsorfsi terhadap medium Kuat, mudah mengadsorpsi mediumnya sehingga ukuran partikelnya dapat semakin besar Tidak mengadsorpsi mediumnya 2 Efek Tyndall Kurang jelas Sangat jelas 3 Viskositas kekentalan Lebih besar daripada mediumnya Hamper sama dengan mediumnya 4 Koagulasi Sukar terakogulasi Mudah terkoagulasi kurang stabil 109 5 Lain-lain Bersifat reversible bila sudah terakogulasi mudah untuk dijadikan koloid lagi Irreversible bila sudah menggumpal sudar untuk dikoloidkan kembali 6 Contoh Sabun, detergen, agar-agar, kanji, gelatin Sol logam, darah, sol FeOH 3

F. PendekatanMetode Pembelajaran

 Ceramah  Tanya Jawab

G. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran  Media

Komputer LCD  Alat • Spidol • Papan tulis  Bahan • Buku ajar • LKS

H. Langkah-langahPembelajaran :

Kegiatan Belajar Mengajar Aktivitas Guru Aktivitas Murid Alokasi Waktu Pendahuluan Apersepsi Motivasi 1. Salam pembuka 2. Guru mengumpulkan PR. Kemudian 1. Menjawab salam 2. Siswa mengumpulkan PR dan 10 Menit 110 mengulas sedikit tentang PR supaya lebih paham 3. Mengingat kembali materi pada pertemuan pertama, berkaitan dengan materi yang akan disampaikan mengenai sifat-sifat Koloid. 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran memperhatikan 3. Mendengarkan penjelasan guru 4. Mendengarkan penjelasan guru Kegiatan Inti Tahap Esplorasi 1. Guru menjelaskan konsep mengenai sifat-sifat koloid, Efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi dan Koagulasi 2. Guru memberikan contoh soal konsep mengenai sifat-sifat koloid, Efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi dan Koagulasi yang mengacu pada buku paket kimia SMA kelas XI 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang konsep dan contoh soal yang berhubungan dengan konsep mengenai sifat-sifat koloid, Efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi dan Koagulasi 1. Siswa mendengarkan penjelasan guru 2. Siswa memperhatikan contoh soal 3. Siswa bertanya jika belum mengerti 35 Menit Elaborasi 1. Guru memberikan latihan soal konsep mengenai sifat-sifat koloid, Efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi dan Koagulasi 1. Siswa mengerjakan latihan 25 Menit Konfirmasi 1. Guru memeriksa apakah siswa telah memahami konsep mengenai sifat- sifat koloid, Efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi dan Koagulasi. Jika belum memahami siswa diberikan 1. Siswa bertanya jika belum mengerti 20 Menit 111 kesempatan untuk bertanya 2. Guru memberikan jawaban latihan soal yang telah diberikan mengenai konsep mengenai sifat-sifat koloid, Efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi dan Koagulasi 2. Siswa memberikan jawaban latihan yang telah diberikan Kegiatan akhir 1. Guru dan siswa bersama-sama merangkum konsep mengenai sifat- sifat koloid, Efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi dan Koagulasi 2. Guru membeikan penghargaan pada siswa yang baik dalam mengerjakan soal 3. Guru memberikan PRTugas 4. Salam Penutup 1. Siswa merangkum bersama guru 2. Siswa menerima penghargaan dari guru 3. Siswa mencata tugas yang diberikan oleh guru 4. Siswa menjawab salam 10 Menit Penilaian : 1. Jenis Tagihan LKS, Pretes, dan posttest 112 2. Bentuk Instrument Laporan Tertulis Bogor, 2 Mei 2014 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti MAN JONGGOL Dra. Hj. N.Nani Ruhyani, M.Pd Ridad Hidayat

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi

2 12 149

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 7 173

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141