Komponen CTL KajianTeoritis 1. Hakikat Pengajaran dan Pembelajaran Kontektual

d. Masyarakat Belajar Learning Community Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa unuk melakukan kerjasama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya.Seperti yang disarankan dalam Learning Community, bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan oramg lain melalui berbagai pengalaman sharing. Melalui sharing ini anak dibiasakan untuk saling member dan menerima, sifat ketergantungan yang positif dalam Learning Community dikembangkan. 14 Hasil belajar yang diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Di ruang ini, di kelas ini, di sekitar sini, juga orang-orang yang ada di luarsana, semua adalah anggota masyarakat belajar. 15 dengan siapapun itu jika kita mau bertanya dan mengambil pelajaran maka kita akan mendapat pengetahuan. e. Pemodelan Modeling Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara mengoprasikan sebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing, guru olah raga memberikan contoh bagaimana cara melempar bola, guru kesenian memberikan contoh bagaimana cara memainkan alat musik, guru biologi memberikan contoh bagaimana cara menggunakan termometer, dan lain sebagainya. 16 Oleh karena itu, pemodelan dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan pembelajaran agar siswa dapat memenuhi harapan siswa secara menyeluruh, dan membantu keterbatasan yang dimiliki oleh guru. 14 Rusman, op.cit, h.196 15 Trianto, opcit.H.111 16 Wina Sanjaya, op.cit, h.265 Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga guru memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Misalkan siswa yang pernah menjadi juara dalam membaca puisi dapat disuruh untuk menampilkan kebolehannya di depan teman-temannya, dengan demikian siswa dapat dianggap sebagai model. Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoretis-abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme. 17 f. Refleksi Reflection Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu, siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Pada saat refleksi, siswa diberi kesempatan untuk mencerna, menimbang, membandingkan, menghayati, dan melakukan diskusi dengan dirinya sendiri learning to be. 18 Dengan demikian guru harus memiliki kemampuan untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru dipelajari. g. Penilaian Autentik Authentic Assessment Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa dapat memahami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan oleh guru mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemaceten belajar. Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan disepanjang proses pembelajaran, maka assessment tidak dilakukan diakhir periode 17 Ibid, h.265 18 Rusman, op.cit, h.197 pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar, tetapi dilakukan bersama-sama secara terintegrasi tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 19 Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak; apakah pengalaman belajar siswa menmiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.

3. Perbedaan CTL Dengan Pembelajaran Konvensional.

Di bawah ini dijelaskan secara singkat pebedaan kedua pendekatan tersebut dilihat dari konteks tertentu. 20 a. CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif. b. Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok, seperti kerja kelompok, berdiskusi, saling menerima dan memberi. Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat, dan menghafal materi pelajaran. c. Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil, sedangkan dalam pembelajran konvensional, pembelajaran bersifat eoritis dan abstrak. d. Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan – latihan. e. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah keputusan diri, sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tujuan akhir adalah nilai atau angka. 19 Trianto, opcit, h.114 20 Wina Sanjaya, op.cit. H. 258 - 260 f. Dalam CTL, tindakan atau prilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia menyadari bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat, sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tindakan atau perilaku individu tifak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman atau sekedar untuk memperoleh angka atau nilai dari guru. g. Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap siswa bisa terjadi perbedaan dalam memakai hakikat pengetahuan yang dimiliki. Dalam pembelajaran konvensional hal ini tidak mungkin terjadi. Kebenaran yang dimiliki bersifat absolute dan final, oleh karena pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain. h. Dalam pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing, sedangkan dalam pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalan proses pembelajaran. i. Dalam pembelajran CTL, pembelajaran bisa terjadi dimana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas. j. Oleh karena tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagai cara, misalnya dengan evaluasi, wawancara, dan lain sebagainya, edangkan dalam pembelajaran konvensional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes. Beberapa perbedaan diatas, menggambarkan bahwa CTL memang memiliki karakteristik tersendiri baik dari asumsi maupun proses pelaksanaan dan pengelolaannya.

4. Sekenario Pembelajaran Kontektual.

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan CTL, tentu saja terlebih dahulu guru harus membuat desain skenario pembelajarannya, sebagai pedoman umum dan sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaannya, pada intinya pengembangan setiap komponen CTL, tersebut dalam pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut. 21 a. Mengembangkan pikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna apakah dengan cara sendiri, menemukan sendiri, dan mengontruksi sendiri pengetahuan dan keterlibatan baru yang harus dimilikinya. b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan. c. Mengembangkan sifat ingin tahu sisiwa melalui munculnya pertanyaan-pertanyaan. d. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya. e. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. f. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa. Dalam pembelajaran kontektual, program pembelajaran merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang oleh guru, yaitu dalam bentuk scenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran.

5. Pola Pembelajaran CTL

Untuk mencapai kompetensi yang sama dengan menggunakan CTL guru melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti dibawah ini: 22 21 Rusman, op.cit, h. 199-200 22 Wina Sanjaya, op.cit h.267-268 a. Pendahuluan 1 Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari. 2 Guru menjelaskan prosedur pembeajaran CTL : - Siswa dibagi kedalam beberpa kelompok sesuai dengan jumlah siswa. - Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi, misal kelompok 1 dan 2 melakukan observasi kepasar. - Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hasil yang ditemukan di pasar tersebut. 3 Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. b. Inti Dilapangan 1 Siswa melakukan observasi ke pasar sesuai dengan pembagian tugas kelompok. 2 Sisiwa mencatat hal-hal yang mereka temukan di pasar sesuai dengan alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya. Di dalam kelas 1 Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompok masing-masing. 2 Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain, kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. c. Penutup 1 Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah pasar sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai. 2 Guru menugaskan siswa untuk embuat karangan tentang pengalaman belajar mereka dengan tema “pasar”. Untuk itu ada beberapa catatan dalam penerapan CTL sebagai sesuatu strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 23 23 Ibid, h.270.

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi

2 12 149

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 7 173

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141