Tujuan Materi Pembelajaran B. SIFAT-SIFAT KOLOID

78 5. Kestabilan Koloid Koloid meupakan sistem disperse yang relatif kurang stabil dibandingkan larutan. Suatu produk indrustri dalam bentuk koloid umumnyadiinginkan dalam kondisi yang stabil, misalnya krem miyak rambut, susu pembersih muka, bedak cair, obat- obatan yang beupa emulsi, dan lain-lain. Untuk menjaga kestabilan kooid dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut. 1. Menghilangkan Muatan Koloid Koagulasi dapat dicegah dengan cara menghilangkan muatan dari koloid tersebut. Proses penghilang muatan koloid dilakukan dengan proses dialysis. Pada dasarnya proses dialysis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukan koloid ke dalam membrane semipermeabel. Membrane ini mempunyai pori-pori yang mampu ditembus oleh ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel koloid. Boila kantong semipermeabel akan terbawa aliran air, sedangkan koloidnya masih tetap di dalam kantung semipermeabel. Salah satu pemanfaatan proses dialisi yang penting adalah alat pencuci darah Haemodialisis. Pada proses haemodialisis, darah kotor dari pasien dilewatkan dalam pipa-pipa yang terbuat dari membran semipermeabel. Selama darah mengalir, pipa semipermeabel tersebut dialiri cairan biasanya plasma darah, sehingga ion-ion dalam darah kotor tadi akan terbawa pada aliran plasma darah yang difusikan sebagai pencuci. 2. Penambahan Stabilisator Koloid Penambahan suau zat kedalam suatu sistem koloid dapat meningkatkan kestabilan koloid, misalnya emulgator dan koloid pelindung. 79 Emulgator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu emulsi koloid cair dalam cair atau cair dalam dengan tujuan untuk menjaga agar koloid tidak mudah terpiah. Misalnya penambahan sabun ke dalam campuran minyak dan air, dan penambahan ammonia dalam pembuatan emulsi pada kertas film. Koloid pelindung merupakan koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim dimaksudkan agar es krim tidak cepat memisah sehingga tetap terus kenyal, serta penambahan gum arab dalam pembuatan semir dan lain-lainnya. 6. Koloid Liofil dan Koloid Liofob Berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya. Sistem koloid dibedakan menjadi dua macam, yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suika menarik medium pendispersinya. Peristiwa ini disebabkan gaya tarik antara partikel-partikel terdispersinya dengan medium pendispersinya kuat. Koloid liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya. Bila medium pendispersinya air koloid liofil disebut juga sebagai koloid hidrofil. Sedangkan koloid liofob disebut sebagai koloid hidrofob. Perbedaan kemampuan menarik medium pendispersinya mengakibatkan terjadinya perbedaan sifat-sifat koloid tersebut. Perbedaan dari kedua sifat kolid tersebut terlihat pada sol liofil dan sol liofob seperti pada tabel 9.3 Pemanfaat sifat hidrofob dan hidrofil terlihat pada penggunaan detergen dalam proses pencucian pakaian. Kotoran yang menempel pada kain ada yang mudah larut dalam air, tetapi banyak yang tidak larut dalam air, misalnya lemak dan minyak. Proses pencucian bertujuan agar lemak dan minyak dapat teremulsi di dalam air, tetapi minyak dan lemak lebih kuat menempel pada kain, sebab minyak dan lemak tidak larut dalam air. Dengan bantuan sabun atau detergen, maka minyak akan tertarik oleh detergen. 80 Tabel 9.3 Perbandingan Sifat Koloid Liofil dsn Liofob No. Sifat Sol Liofil Sol liofob 1 Daya adsorfsi terhadap medium Kuat, mudah mengadsorpsi mediumnya sehingga ukuran partikelnya dapat semakin besar Tidak mengadsorpsi mediumnya 2 Efek Tyndall Kurang jelas Sangat jelas 3 Viskositas kekentalan Lebih besar daripada mediumnya Hamper sama dengan mediumnya 4 Koagulasi Sukar terakogulasi Mudah terkoagulasi kurang stabil 5 Lain-lain Bersifat reversible bila sudah terakogulasi mudah untuk dijadikan koloid lagi Irreversible bila sudah menggumpal sudar untuk dikoloidkan kembali 6 Contoh Sabun, detergen, agar-agar, kanji, gelatin Sol logam, darah, sol FeOH 3

F. PendekatanMetode Pembelajaran

• Contextual Teaching and Learning CTL • Diskusi, Praktikum, Presentasi G. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran • Media Komputer LCD • Alat 81 • Stoples Kaca bening • Pengaduk • Karton 30 cm 2 • Senter • Bahan • Larutan Gula • Susu encer • Agar-agar • Pasir • Campuran air dan tanah

H. Langkah-langah Pembelajaran : Tahapan Penelitian

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi Waktu Pendahuluan 1. Mengucakpan Salam 2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran mengenai sifat-sifat koloid, “guru memperlihatkan kepada siswa tentang materi sifat-sifat koloid dan menunjukan kepada siswa beberapa contoh koloid bagaimana efek tyndal terjadi dengan menunjukan campuran air dan tanah yang disenter dengan lampu senter, sehingga siswa dapat melihat bagaimana efek tyndal terjadi ” 3. Menjelskan prosedur pembelajaran 1.Siswa menjawab salam 2.Siswa memperhatikan peragaan guru, dan sedikit demi sedikit memahami penjelasan. 10 menit 82 CTL kepada siswa : a.Mengorganisasikan siswa ke dalam 5 kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. b.Guru memberikan setiap kelompok tugas LKS untuk melakukan praktikum yang berhubungan dengan materi sifat- sifat koloid, dan menjelaskan tentang tugas LKS serta mengintruksikan tiap siswa mencatat hasil prktikum yang akan dilakukan. 3. Siswa mendengarkan penjelasan guru a. Siswa di kelas membagi ke dalam 5 kelompok b. Tiap kelompok siswa menerima tugas LKS yang di berikan oleh guru Kegiatan Inti 1. Guru membimbing siswa dalam melakukan praktikum agar siswa lebih memahami lagi materi yang dipelajari. 2. Guru mengingatkan kembali kepada siswa untuk mencatat hasil praktikum. 3. Guru menunjuk satu kelompok menyajikan hasil praktikum, sedangkan kelompok bukan penyaji menanggapinya dengan cara bertanya. 4. Guru memeriksa apakah siswa telah memahami konsep koloid 1. Siswa melakukan pratikum serta bertanya mengenai praktikum 2. Siswa mendengarkan 3. Kelompok yang ditunjuk mempresentasikan hasil praktikum dan melakukan Tanya jawab dengan kelompok lain. 4. Siswa menjawab dan bertanya 60 Menit 83 dengan mengajukan pertanyaan lisan maupun soal yang mengacu pada buku dan LKS serta melakukna penilaian. Kegiatan akhir 1. Bersama siswa merangkum konsep sifat-sifat koloid serta memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan kesimpulan. 2. Guru mengumumkan hasil kelompok terbaik dan memberikan penghargaan. 3. Guru memberikan tugasPR 4. Salam Penutup 1. Siswa aktif memberikan kesimpulan 2. Siswa menyimak dan menerima penghargaan 3. Siswa mencatat tugas yang diberikan oleh guru 4. Siswa menjawab salam 10 Menit Alatbahansumberbelajar : 1. Buku Kimia Untuk SMA Kelas XI, Unggul Sudarmo 2. Buku Kimia 3. LKS Penilaian : 1. JenisTaguhan LKS, Pretes, dan posttest 2. Bentuk Instrument LaporanTertulis

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi

2 12 149

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 7 173

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141