b. Pembelajaran yang kontektual adalah
belajar dalam
rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru acquiring knowledge.
Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran
dimulai dengan
mempelajari secara
keseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya.
c. Pemahaman pengetahuan
understanding knowledge,
artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untukdipahami
dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan
tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan. d. Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut applying
knowledge, artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak
perubahan perilaku siswa. e. Melakukan
refleksi reflecsing
knowledge terhadap strategi
pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan penyempurnaan strategi.
2. Komponen CTL
Pendekatan CTL memiliki tujuh
komponen utama, yaitu
konstruktivisme Contriuktivism,
inkuiri Inquiry,
bertanya, Questioning, masyarakatbelajar Learning Community, pemodelan
Modeling, refleksi Reflection, penilaian sebenarnya Authentic
AssesmentI, sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh prinsip tersebut dalam pembelajarannya.
8
a. Konstruktivisme Contruktivism Konstruktivisme merupakan landasan berpikir filosofi dalam
CTL yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta. Konsep atau kaidah yang
8
Trianto, op.cit, h.105-106
siap untuk diambil dan diingat.
9
Manusia harus membangun pengetahuan itu memberi makna melalui pengalaman yang nyata.
Batasan konstruktivisme di atas memberikan penekanan bahwa konsep bukanlah tidak penting sebagai bagian integral dari pengalaman belajar
yang harus dimiliki oleh siswa, akan tetapi bagaimana dari setiap konsep atau pengetahuan yang dimiliki siswa itu dapat memberikan
pedoman nyata terhadap siswa untuk diakumulasikan dalam kondisi nyata.
b. Inkuiri inquiry
Inkuiri merupakan kegiatan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontektual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang
tetapi hasil
dari menemukan
sendiri. Guru
harus selalu
merancangkegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Siklus inkuiri terdiri dari:
10
1 Observasi Obsernation 2 Bertanya Questioning
3 Mengajukan dugaan Hypotesis 4 Penngumpulan data Data Gathering
5 Penyimpulan Conclusion Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut:
1 Merumuskan masalah 2 Mengamati atau melakukan observasi
3 Menganalisis atau menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, table, dan karya lainnya.
4 Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, audien yang lain.
9
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Jakarta: Rajawalipers, 2010, h.193
10
Trianto, opcit, h.109-110