Hubungan antara Kelembaban Lingkungan Pengolahan dengan dengan

97

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian, yaitu: 1. Desain penelitian ini cross sectional study, yang mempunyai keterbatasan tidak mampu menganalisi hubungan sebab atau akibat. Hal ini dikarenakan variabel bebas dan terikat dilakukan pengukuran dalam satu waktu yang sama. Sehingga antara sebab dan akibat sulit diketahui, mana yang mendahului sebab atau akibat terlebih dahulu. 2. Pada variabel masa kerja, umur dan konsumsi merokok sebagai variabel independen penelitian terdapat kemungkinan bias informasi karena variabel ini tergantung kepada ingatan responden dan kejujuran responden. 3. Pada peneltian ini menggunakan pengukuran spirometri sebagai mendiagnosis ada atau tidaknya gangguan fungsi paru, untuk lebih memperkuat diagnosis seharusnya dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti sinar-X. 4. Pada pengukuran kadar debu PM 10 tidak dilakukan secara personal atau hanya dilakukan di lingkungan udara ambien, karena keterbatasan alat.

6.2. Kejadian Ganggu Fungsi Paru pada Responden

Fungsi paru yang utama adalah proses respirasi yaitu pengambilan oksigen dari udara luar yang masuk ke dalam saluran pernafasan dan terus ke dalam darah. Salah satu fungsi paru tersebut adalah ventilasi yaitu proses keluar dan masuknya udara ke dalam paru serta keluarnya karbondioksida dari alveoli ke udara luar. Kelainan ventilasi yang termasuk dalam gangguan fungsi paru biasa terjadi adalah gangguan restriksi dan obstruksi Yunus, 1992. Dalam Yunus 1992, restriksi adalah keterbatasan pengembangan paru yang ditandai dengan berkurangnya kapasitas volume paru, sedangkan obstruksi adalah perlambatan atau gangguan kecepatan aliran udara yang masuk atau keluar dari dalam paru. Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan pemeriksaan diagnosis penunjang alat spirometri untuk melihat volume dan kapasitas paru, diperoleh responden yang mengalami gangguan fungsi paru dari 40 responden adanya gangguan sebanyak 7 orang 17,5 dengan kategori restriksi ringan dan sedang dengan nilai kapasitas vital paksa KVPFVC 80 , sedangkan 33 orang 82,5 responden tidak ada gangguan fungsi paru dengan nilai KVPFVC ≥ 80. Menurut Hinshaw et al. 1980 dalam Yunus 1992 hasil pemeriksaan penunjang paru seperti spirometri dan foto toraksbertujuan untuk diagnosa kelainan dari fungsi paru, selain itu juga berguna untuk menilai perkembangan dan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

0 19 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERENGOLAHAN BATU KAPUR

0 5 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERRachman Efendi

0 14 17

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di 5 Posyandu Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan Karawang Tahun 2013

9 81 153

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Pembuat Batu Bata Di Kelurahan Penggaron Kidul Kecamatan Pedurungan Semarang Tahun 2015.

0 5 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INFORMAL PENGOLAHAN KAPUK UD.TUYAMAN DESA SIDOMUKTI WELERI KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013.

0 4 15

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja di PT. Tonasa Line Kota Bitung | Anes | JIKMU 8490 16812 1 SM

0 0 8

View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PEMBUAT KASUR (STUDI KASUS DI DESA BANJARKERTA KARANGANYAR PURBALINGGA)

0 0 5

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL DI LIGU SEMARANG - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 10