Desa Tamansari Gambaran Umum Wilayah Penelitian

5.1.2. Profil Pengolahan Batu Kapur di Desa Tamansari

Sejarah usaha pengolahan batu kapur di Desa Tamansari yang disebut dengan istilah “Lio” sudah ada sejak tahun 19 0-an. Sumber batu kapur berasal dari gunung batu kapur yang menjadi milik negara yang menjadi batas wilayah sebelah timur desa taman sari. Kurang lebih luas pegunungan batu kapur mencapai 4.500 m 2 . Aktivitas pengolahan batu kapur yang ada di Tamansari adalah sekala industri non formal yang masih jauh dari kemajuan teknologi, pengelolaan lingkungan dan sumber daya manusia yang baik. Pertambangan dan pengolahan batu kapur sendiri masih menjadi aktivitas yang menjadi salah satu penyumbang pendapatan daerah Kabupaten Karawang setiap tahunnya yang didapatkan dari hasil retribusi pemilik pengolahan batu kapur. Adapun jumlah pemilik Lio yang ada di desa Tamansari adalah 18 orang, dengan jumlah total tungku Lio aktif sekitar 113 Lio. Usaha pengolahan batu kapur ini tidak hanya menjadi mata pencaharian penduduk asli Desa Tamansari namun banyak juga penduduk luar daerah Kab. Karawang seperti dari Kab. Garut dan Kab. Berebes. Masa kerja para buruh batu kapur juga cukup lama bertahan sebagai penghasilan sehari-harinya, rata- rata pekerja ada yang sudah bekerja lebih dari 5-20 tahun. Para pekerja buruh yang cenderung untuk bertempat tinggal di area pembakaran batu kapur, karena aktivitas pembakaran membutuhkan waktu 48 jam dan dilakukan pemantauan bahan bakar saat pembakaran. Oleh karena itu rata-rata pekerja pada bagian pembakaran bekerja selama 24 jam. Rata-rata dalam satu tungku proses produksi memerlukan tenaga kerja sekitar 7-8 orang yang bekerja bergantian mulai dari tahap penghancuran sampai pengepakkan tepung kapur memerlukan waktu kurang lebih selama empat hari. Namun, dikarenakan aktivitas pengolahan batu kapur ini masih bersifat illegal, maka jumlah pasti dari buruh tenaga yang ada di desa Tamansari ini tidak tercatat oleh petugas setempat maupun pemerintah daerah. Selain itu sifat kerja para buruh ini tidak memiliki sistem kontrak kerja dengn pemilik Lio, namun mereka cenderung untuk berpindah-pindah dari satu pemilik ke pemilik lain yang bersifat kerja borongan. Berdasarkan hasil penelitian yang diambil dari responden penelitian sebanyak 40 pekerja, rata-rata asal daerah pekerja yang banyak terlibat dalam aktivitas pengolahan batu kapur adalah warga setempat yaitu dari Kab. Karawang sebanyak 30 orang 71,4 dan dari luar daerah Kab. Karawang sebanyak 10 orang 23,8. Hal ini dapat dilihat pada gambar 5.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

0 19 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERENGOLAHAN BATU KAPUR

0 5 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERRachman Efendi

0 14 17

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di 5 Posyandu Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan Karawang Tahun 2013

9 81 153

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Pembuat Batu Bata Di Kelurahan Penggaron Kidul Kecamatan Pedurungan Semarang Tahun 2015.

0 5 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INFORMAL PENGOLAHAN KAPUK UD.TUYAMAN DESA SIDOMUKTI WELERI KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013.

0 4 15

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja di PT. Tonasa Line Kota Bitung | Anes | JIKMU 8490 16812 1 SM

0 0 8

View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PEMBUAT KASUR (STUDI KASUS DI DESA BANJARKERTA KARANGANYAR PURBALINGGA)

0 0 5

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL DI LIGU SEMARANG - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 10