Temperatur Kecepatan Angin Arah Angin Hujan Kelembaban Udara

a. Temperatur

Pergerakan mendadak lapisan udara dingin ke suatu kawasan industri dapat menimbulkan temperature tinggi. Dengan kata lain, udara dingin akan terperangkap dan titik dapat keluar dari kawasan tersebut dan cenderung menahan polutan tetap berada di lapisan permukaan bumi sehingga konsentrasi polutan di kawasan tersebut semakin lama semakin meningkat. Keadan tersebut di permukaan bumi dapat dikatakan tidak terdapat pertukaran udara sama sekali. Oleh karena itu, udara yang penuh dengan polutan dengan kondisi temperature tinggi akan dapat menimbulkan keadan lingkungan yang kritirs bagi kesehatan.

b. Kecepatan Angin

Kecepatan angin dalam klimatologi adalah kecepatan angina horizontal pada ketinggian 2 meter dari permukaan tanah yang ditanami rumput. Kecepatan angin yang kuat akan membawa polutan terbang kemana-mana dan dapat mencemari udara ke wilayah lain. Alat pengukur kecepatan angin yang umum digunakan adalah anemometer.

c. Arah Angin

Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat yang tekanan udara rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi maka angin akan bergerak secara langsung, akan tetapi perputaran bumi pada sumbunya akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Pola arah angin ini akan menentukan kemana arah udara yang membawa sumber polutan bergerak ke suatu tempat.

d. Hujan

Air hujan sebagai pelarut umum cenderung melarutkan bahan polutan yang terdapat dalam udara. Pada musim hujan pembersihan atmosfer lebih efektif karena terjadi pengendapan bahan polutan yang lebih cepat dengan adanya gaya gravitas dan terjadi mekanisme pembersihan bahan polutan melalui mekanisme washout atau pencucian secara alami.

e. Kelembaban Udara

Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Dalam klimatologi untuk menunjukan kelembaban udara adalah kelembaban relative relative humidity. Kelembaban relative adalah perbandingan antara tekanan uap air actual yang terukur dengan tekanan uap air pada kondisi jenuh, umumnya dinyatakan dalam persen. Kelembaban udara yang relative rendah di daerah tercemar akan mengurangi efek korosif dari bahan kimia pencemar. Pada kelembaban relatif tinggi didaerah tercemar akan terjadi peningkatan efek korosif.

f. Jarak Rumah dengan Sumber Pencemar

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

0 19 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERENGOLAHAN BATU KAPUR

0 5 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERRachman Efendi

0 14 17

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di 5 Posyandu Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan Karawang Tahun 2013

9 81 153

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Pembuat Batu Bata Di Kelurahan Penggaron Kidul Kecamatan Pedurungan Semarang Tahun 2015.

0 5 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INFORMAL PENGOLAHAN KAPUK UD.TUYAMAN DESA SIDOMUKTI WELERI KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013.

0 4 15

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja di PT. Tonasa Line Kota Bitung | Anes | JIKMU 8490 16812 1 SM

0 0 8

View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PEMBUAT KASUR (STUDI KASUS DI DESA BANJARKERTA KARANGANYAR PURBALINGGA)

0 0 5

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL DI LIGU SEMARANG - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 10