Menurut Lauralee 2001 Kapasitas paru dapat di bedakan empat yaitu: a. Kapasitas inspirasi
b. Kapasitas residu fungsional c. Kapasitas vital
d. Kapasitas paru total Dari klasifikasi atau penggolongan kapasitas paru di atas, maka yang
dapat digunakan untuk pengukuran kapasitas vital paru merupakan pengukuran kemampuan menghirup udara sekuat-kuatnya hingga menghembuskannya
dengan maksimal Lauralee 2001. Menurut Guyton 2001 dalam Yulaekah 2007 pengukuran kapasitas
vital paru yaitu jumlah terbesar yang dapat dikeluarkan dari paru setelah inspirasi maksimum. Seringkali digunakan di klinik sebagai indeks fungsi paru.
Nilai tersebut bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kekuatan otot-otot pernafasan serta beberapa aspek fungsi pernapasan lain yang
berhubungan dengan gangguan fungsi paru
2.5. Sistem Pernafasan
2.5.1. Anatomi Saluran Pernafasan
Dalam Lauralee 2001 sistem pernafasan adalah saluran yang mengangkut udara antara atmosfer dan alveolus, tempat terakhir yang
merupakan satu-satunya tempat pertukaran gas-gas antara udara dan darah dapat berlangsung. Saluran pernafasan berawal di saluran hidung
nasal. Saluran hidung berjalan ke tenggorokan faring yang berfungsi
sebagai saluran bersama bagi sistem pernapasan maupun sistem pencernaan. Terdapat dua saluran yang berjalan dari faring-trakea,
tempat lewatnya udara ke paru. Udara dalam keadaan normal masuk ke faring melalui hidung tetapi udara juga dapat masuk melalui mulut jika
hidung tersumbat. Setelah faring, laring atau kotak suara yang terletak di pintu masuk
trakea, memiliki penonjolan di bagian anterior yang membentuk jakun bagi laki-laku. Pada saat pita suara udara mengalir cepat melewati pita
suara yang tegang, pita suara tersebut bergetar untuk menghasilkan bermacam-macam bunyi.
Setelah laring, trakea terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus kanan dan kiri, yang masing-masing ke paru kanan dan kiri. Di dalam
setiap paru, bronkus tersebut bercabang-cabang menjadi saluran napas yang semakin sempit, pendek dan banyak seperti percabangan pohon.
Cabang terkecil dikenal sebagai bronkiolus. Diujung bronkiolus terkumpul alveolus, kantung udara kecil tempat terjadinya pertukaran
gas-gas antara udara dan darah.
Gambar 2.1. Anatomi sistem pernafasan.
Sumber : Lauralee,2001, Hal.413.
2.5.2. Fisiologi Pernafasan Dalam Lauralee 2001 fungsi paru-paru yang utama adalah untuk
proses respirasi, yaitu pengambilan dari udara luar masuk ke dalam saluran nafas dan terus ke dalam darah. Oksigen digunakan untuk proses metabolisme
dan korbondioksida yang terbentuk pada proses tersebut dikeluarkan dari dalam darah ke udara luar.
Adapun Proses respirasi dapat dibagi dalam 3 tahap utama yaitu: 1. Ventilasi adalah proses keluar dan masuknya udara ke dalam paru, serta
keluarnya karbondioksida dari alveoli ke udara luar. 2. Difusi adalah berpindahnya oksigen dari alveoli ke dalam darah serta
keluarnya karbondioksida dari darah ke alveoli.
3. Perfusi adalah distribusi darah yang telah teroksigenasi di dalam paru untuk dialirkan ke seluruh tubuh.
Masuk keluarnya udara dari atmosfer ke dalam paru-paru dimungkinkan oleh peristiwa mekanik pernafasan yang dikenal sebagai inspirasi dan ekspirasi.
Pada masa inspirasi paru-paru berkembang sedangkan pada masa ekspirasi paru-paru menguncup. Otot terpenting dalam proses insiprasi adalah diafragma,
antariga eksternal dan otot leher. Proses inspirasi adalah proses yang aktif karena dalam proses ini terjadi kontraksi otot dan mengeluarkan energi.
Sedangkan ekspirasi merupakan proses yang pasif karena dihasilkan akibat relaksasinya otot-otot yang berkontraksi selama inspirasi, yaitu otot abdomen
dan antariga internal.
2.6. Patofisiologi Pernafasan Ada tiga jenis kelainan fisiologis yang menimbulkan insuffiensi pernafasan
yaitu Sanusi, 1986 : 1.
Disebabkan oleh ventilasi yang tidak memadai di alveoli 2.
Berkurangnya difusi gas melalui membran pernafasan 3.
Berkurangnya transpor oksigen dari paru-paru ke jaringan. Gejala gangguan fungsi paru, seperti sesak nafas, nyeri dada dan penurunan
yang cepat dari kapasitas ventilasi pada hari pertama masuk kerja memberikan kesan bahwa debu terdapat bahan yang menyebabkan edema di bronchiolus.
Pada stadium lanjut edema ini akan bersifat menetap pada setiap hari kerja.
Kegagalan pernafasan dapat terjadi akibat kelainan paru yang
menyebabkan gangguan ventilasi atau aliran darah. Kelainan ventilasi yang biasa terjadi adalah obstruktif dan restriktif. Keadaan fungsi paru ini dapat dinilai atau
diukur dengan menggunakan spirometri.
2.7. Spirometer sebagai Alat Pengukur Kapasitas Paru