Spirometer sebagai Alat Pengukur Kapasitas Paru

Kegagalan pernafasan dapat terjadi akibat kelainan paru yang menyebabkan gangguan ventilasi atau aliran darah. Kelainan ventilasi yang biasa terjadi adalah obstruktif dan restriktif. Keadaan fungsi paru ini dapat dinilai atau diukur dengan menggunakan spirometri.

2.7. Spirometer sebagai Alat Pengukur Kapasitas Paru

Spirometer adalah alat untuk mengukur volume udara yang dihirup dan dihembuskan. Alat ini terdiri dari tong berisi udara yang terapung pada sebuah wadah berisi air. Sewaktu seseorang menghirup dan menghembuskan udara keluar-masuk tong melalui sebuah selang penghubung, tong akan naik atau turun yang kemudian dicatat sebagai suatu spirogram. Pencatatan tersebut dikalibrasi ke besarannya perubahan volume dinamik. Adapun klasifikasi volume dinamik sebagai berikut: 1. Volume ekspirasi paksa dalam satu detik forced expiratory volume, FEV 1 . Volume udara yang dapat diekspirasi selama satu detik pertama pada penentuan Kapasitas Vital KV yaitu volume maksimum udara yang dapat dikeluarkan selama satu kali bernapas setelah inspirasi maksimum. Biasanya FEV 1 adalah sekitar 80, yaitu dalam keadan normal 80 udara yang dapat dipaksa keluar dari paru-paru yang mengembang maksimum dapat dikeluarkan dalam 1 detik pertama Ganong, 1998. 2. Maximum volumntary ventilation MVV adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara maksimum dalam 2 menit dengan bernapas cepat dan dalam secara maksimal Ganong, 1998. Kegunaan pemeriksaan paru lebih dari sekedar untuk pengetahuan akademik. Pengukuran tersebut mendeteksi penyakit paru dengan gangguan pernapasan sebelum bekerja, kemudian secara berkala selama kerja untuk menemukan penyakit secara dini serta menentukan apakah seseorang mempunyai fungsi paru normal, restriksi, obstruksi atau campuran mixed. Tujuan epidemiologis adalah menilai bahaya di tempat kerja dan mendapatkan standar bahaya tersebut Lorriane, 1995. Tabel 2.1. Klasifikasi Penilaian Fungsi Paru Nilai Normal KVP 80, nilai prediksi untuk semua umur Restriksi KVP 80; FEV 1 75 Obstruksi KVP 80; FEV 1 75 Restriksi Obstruksi Mixed KVP 80; FEV 75 Sumber : American Thoracic Society, Medical Section of The Asian Lung Association.Am. Rev Respir. RESTRIKSI NORMAL RESTRIKSI OBSTRUKSI OBSTRUKSI 80 KVP Bagan 2.1. Klafikasi Penilaian Fungsi Paru

2.8. Aktivitas Penambangan dan Pengolahan Batu Kapur

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

0 19 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERENGOLAHAN BATU KAPUR

0 5 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERRachman Efendi

0 14 17

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di 5 Posyandu Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan Karawang Tahun 2013

9 81 153

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Pembuat Batu Bata Di Kelurahan Penggaron Kidul Kecamatan Pedurungan Semarang Tahun 2015.

0 5 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INFORMAL PENGOLAHAN KAPUK UD.TUYAMAN DESA SIDOMUKTI WELERI KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013.

0 4 15

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja di PT. Tonasa Line Kota Bitung | Anes | JIKMU 8490 16812 1 SM

0 0 8

View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PEMBUAT KASUR (STUDI KASUS DI DESA BANJARKERTA KARANGANYAR PURBALINGGA)

0 0 5

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL DI LIGU SEMARANG - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 10