memberikan efek menambah kelemahan terhadap infeksi bakteri paru –paru.
NO dapat menyebabkan iritasi pada mata, saluran pernapasan dan pembengkakan pada paru-paru karena waktu paparan yang cukup lama pada
konsentrasi 1 ppm. Absorbsi gas NO
2
oleh mukosa dapat menyebabkan peradangan saluran pernapasan bagian atas dan iritasi pada mukosa mata
Soedomo, 2001. Menurut Sunu 2001, organ tubuh yang paling peka terhadap
pencemaran gas NO
2
adalah paru –paru. Paru–paru yang terkontaminasi oleh gas
NO
2
akan membengkak sehingga penderita sulit bernapas yang dapat mengakibatkan kematian. Pengaruhnya terhadap kesehatan yaitu terganggunya
sistem pernapasan dan dapat menjadi emfisema, bila kondisinya kronis dapat berpotensi menjadi bronkhitis serta akan terjadi penimbunan NO
2
dan dapat merupakan sumber karsinogenik.
Sifat bahayanya terletak pada gejala yang tidak segera tampak setelah menghirup sejumlah dosis berbahaya. Gejala kerusakan paru atau pulmonary
edema baru muncul setelah 72 jam. Konsentrasi 25 ppm dapat menimbulkan pulmonary edema setelah 5-48 jam Irhamkhasani, 2002.
2.10. Baku Mutu Udara Ambien
Baku mutu udara ambien BMUA merupakan ukuran batas atau kadar zat, energi, danatau komponen yang ada atau seharusnya ada danatau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien Permen Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2010
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional, menyatakan bahwa kadar debu
partikel 10 mikron di udara yang memenuhi syarat adalah tidak melebihi dari 150
μgm
3
. Sedangkan konsentrasi suhu dan kelembaban diatur dalam Kepmenkes RI No.1405MenkesSKXI2002 lampiran II tentang Persyaratan Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri persyaratan suhu adalah 18-30
o
C dan untuk kelembaban adalah 65-95 di lingkungan industry.
2.11. Faktor Karakteristik Individu yang Menyebabkan Timbulnya Gangguan
Fungsi Paru
Selain dari paparan debu partikel dan asap dari faktor lingkungan, faktor- faktor lain yang dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi paru pada pekerja
pengolahan batu kepur, berikut pejelannya : a.
Umur
Faal paru tenaga kerja dipengaruhi oleh umur. Meningkatnya umur seseorang maka kerentanan terhadap penyakit akan bertambah, khususnya
gangguan saluran pernapasan pada tenaga kerja Yunus,F, 1997. Faktor umur mempengaruhi kekenyalan paru sebagaimana jaringan lain dalam tubuh.
Walaupun tidak dapat dideteksi hubungan umur dengan pemenuhan volume
paru tetapi rata-rata telah memberikan suatu perubahan yang besar terhadap volume paru. Hal ini sesuai dengan konsep paru yang elastisitas.
Pada penelitian Yulaekah 2007, menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara paparan debu terhirup dengan gangguan fungsi paru pada
kelompok umur 31-40 tahun. Sedangkan pada kelompok umur 20-30 tahun tidak ada hubungan antara paparan debu dengan gangguan fungsi paru.
b. Jenis Kelamin