Kerangka Teori TINJAUAN PUSTAKA

Apabila kesulitan mengukur besaran agen penyakit, maka diukur dengan cara tidak langsung yang disebut dengan biomarker atau tanda biologis pada tubuh.

4. Simpul 4 : Kejadian Penyakit

Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan. Manifestasi hubungan tersebut menghasilkan penyakit pada penduduk. Ada tiga gradasi penderita penyakit, yaitu akut, subklinik dan penderita penyakit kategori samar dan masyarakat sehat yang harus dilindungi.

5. Simpul 5 : Variabel Supra Sistem

Iklim berperan dalam proses kejadian penyakit. Iklim termasuk komponen variabel supra sistem. Iklim harus di perhitungkan dalam setiap analisis, baik predictor antisipasi maupun retrospektif dalam kejadian penyakit. Contoh lain yang diperhitungkan juga adalah kebijakan mikro seperti keputusan politik yang dapat ditujukan untuk memengaruhi kondisi lingkungan strategis dalam setiap analisis kejadian penyakit.

2.15. Kerangka Teori

Mengacu pada pathogenesis penyakit yang menguhungkan interaksi antara komponen lingkungan yang memiliki potensi bahaya penyakit dengan manusia dalam sebuah teori simpul maka berdasarkan Ikhsan 2002, Rahman dan Suryaman 2009, Pudjiastuti 2002, Soedomo 2001, dan Sunu 2001 menyebutkan bahwa faktor lingkungan berupa paparan debu partikel, hasil pembakaran seperti SO 2 dan NO 2 melalui udara ambien menjadi pencetus gangguan fungsi paru. Sedangkan menurut Yunus F 1997, Yulaekah 2007, Suma’mur 199 , Yuliani 2010, Setyakusuma 1997, Dorce 2005, Ganong 2002 menyebutkan bahwa faktor-faktor lain dari internal yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru adalah umur, jenis kelamin, status gizi, perilaku merokok, masa kerja, lama paparan, penggunaan APD, riwayat penyakit dan aktifitas fisik atau olahraga. Selain itu menurut Laktin 2002 adanya faktor- faktor meteorologi sebagai eksternal faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi udara ambien dari debu partikel, SO 2 dan NO 2 . Bagan 2.2. Kerangka Teori Sumber : Ikhsan, 2002; Rahman dan Suryaman, 2009; Pudjiastuti, 2002; PriceWilson, 1995; Sunu , 2001; Soedomo, 2001; Yunus F, 1997; Yulaekah, 2007; Suma’mur, 199 ; Yuliani, 2010; Setyakusuma,1997; Dorce, 2005; Ganong, 2002; Laktin, 2002. Simpul 1: Aktivitas penambangan dan pengolahan Batu Kapur Faktor Meteorologi: Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan, Arah angin Agent PM 10 , SO 2 , NO 2 Simpul 2 Manajemen Pengendalian Simpul 3: Jumlah Kontak Pemajanan dan Faktor Host lainnya. Gangguan Fungsi Paru Media Transmisi Penyakit: Udara Ambien 55

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini ingin mengetahui hubungan faktor lingkungan yaitu konsentrasi udara ambien akibat aktivitas pengolahan batu kapur yang menimbulkan pencemaran udara dan menjadi agent penyakit. Pencemaran udara yang berlangsung terus-menerus dapat mengakibatkan gangguan fungsi paru. Adapun bahan pencemar dari aktivitas tersebut salah satunya adalah partikel debu PM 10 . Debu yang berukuran 5-10 mikron dengan kadar berbeda dapat masuk ke dalam alveoli, meskipun memiliki kapasitas yang rendah, namun apabila jumlahnya sudah terakumulasi tinggi di udara dan terhirup secara terus menerus maka partikel debu akan tertimbun dalam paru untuk terdeposit didalam alveoli. Akibat PM 10 yang masuk dalam jaringan alveoli dapat menyebabkan reaksi gangguan fungsi paru yang akut dan kronik. Konsentrasi udara ambien dari PM 10 tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor meteorologi sebagai analisis prediksi terhadap terjadinya gangguan fungsi paru. Faktor meteorologi tersebut antara lain suhu, kelembaban dan arah angin. Faktor risiko lainnya yang dapat menimbulkan gangguan fungsi paru adalah faktor individu pekerja host yang diteliti berdasarkan keberagaman karakteristik antara lain; umur, semakin bertambahnya umur, volume paru

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

0 19 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERENGOLAHAN BATU KAPUR

0 5 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERRachman Efendi

0 14 17

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di 5 Posyandu Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan Karawang Tahun 2013

9 81 153

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Pembuat Batu Bata Di Kelurahan Penggaron Kidul Kecamatan Pedurungan Semarang Tahun 2015.

0 5 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INFORMAL PENGOLAHAN KAPUK UD.TUYAMAN DESA SIDOMUKTI WELERI KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013.

0 4 15

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja di PT. Tonasa Line Kota Bitung | Anes | JIKMU 8490 16812 1 SM

0 0 8

View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PEMBUAT KASUR (STUDI KASUS DI DESA BANJARKERTA KARANGANYAR PURBALINGGA)

0 0 5

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL DI LIGU SEMARANG - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 10